SOSIALISME
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen
Pengampuh Dr. Suranto,
M.Pd
Oleh
EVIE
EKA YULIATI (120210302105)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “SOSIALISME” dapat berjalan dengan lancar tanpa
ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Sejarah
Intelektual.
Penulisan makalah ini berdasarkan
literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas
sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang
disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain
pada umumnya.
Penyusun juga menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun
menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah tersebut.
Jember, Oktober
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB 2
PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1 Konsep DasarSosialisme........................................................................
3
2.2 Seajarah lahirnya Sosialisme..................................................................
4
2.3 Perkembangan Liberalisme di Dunia.....................................................
7
2.4 Perkembangan Sosialisme di Indonesia ................................................ 12
2.4 Tidak Setuju atau Kontra terhadap Liberalisme.................................... 13
BAB III
PENUTUP .................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14
3.2 Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................. 16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ideologi
pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan
ketengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun
secara sistematis agardapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional.
Sebagai ide yang hendak mengatur tertibhubungan masyarakat, maka ideologi
biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenaikehidupan yang hendak
diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiranyang
sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsepyang
abstrak.Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu
menggambarkan tentangrealitas yang ideal. Dengan demikian, tidak mengherankan
apabila ideologi cenderungreduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan
penjelasan dan rekomendasi yangsederhana, umum, dan lebih mudah dipahami.
Tidaklah
mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama kalinya.Sementara
orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Platoyang
berjudul Republic bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki
kekayaanpribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada. Sosialisme sebagai
idiologi politik yangmerupakan keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar
mengenai tatanan yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat
secara merata melalui jalan evolusi, persuasi,konstitusional-parlementer dan
tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul darikeadaan yang
kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri .
Adanyakemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang
untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Dalam
perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti
sosialismeutopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai
aliran sesuai dengan namapendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya
seperti Marxisme-Leninisme, Febianisme ,dan Sosial Demokratis. Sosialisme dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakatyang memiliki tradisi
demokrasi yang kuat.
Sosialisme
muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 danawal
abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah
memunculkan kelasbaru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai
sarana produksi karena penguasaanmodal bertimbun di tangan mereka. Di
sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagaiburuh yang tenaga
kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerjakeras
kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang
jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi
semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
penjabaran latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1) Bagaimanakah
konsep dasar dari sosialisme?
2) Bagaimanakah sejarah
lahirnya paham Sosialisme?
3) Bagaimanakah perkembangan Sosialisme?
4) Bagaimanakah
Perkembangan Sosialisme di Indonesia?
5) Setuju
atau tidakkah apabila ideologi Sosialisme diterapkan dalam suatu negara?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1) Untuk
mengetahui konsep dasar dari
sosialisme.
2) Untuk
mengetahui dan memahami sejarah lahirnya paham
Sosialisme.
3) Untuk
mengetahui dan memahami perkembangan Sosialisme.
4) Untuk
mengetahui Perkembangan Sosialisme di Indonesia.
5) Untuk
member informasi Setuju atau tidakkah apabila ideologi Sosialisme diterapkan
dalam suatu negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar Sosialisme
Secara
etimologis, sosialisme berasal dari bahasa Latin “SOCIUS” yang berarti sahabat
atau teman. Istilah ini merupakan suatu prinsip pengendalian harta dan produksi
serta kekayaan oleh kelompok. Sosialisme juga mendasarkan diri pada cita-cita
sosial bahwa kekayaan di dunia ini milik bersama, dan pemilikan secara bersama
lebih baik daripada pemilikan secara perseorangan, dan keadaan masyarakat
dimana hak milik pribadi atas alat-alat produksi telah dihapuskan.
Gerald
Braunthal mendifinisikan sosialisme sebagai suatu teori ekonomi dan politik
yang menekankan pentingnya peranan Komusial dan Pemerintah dalam menguasai
alat-alat produksi dan distribusi barang. Sosialisme sebagai suatu gerakan
melupakan naluri fitrah bahwa hak-hak milik pribadi merupakan keniscayaan,
sehingga membuat sosialisme melupakan hak dasar manusia. Karena itu, sosilisme
semakin rapuh, sejak rasionalisme (modernisme) yang menghargai kepenuhan
pribadi dan bebas untuk bersaing telah maju pesat di Eropa. Akhirnya sosialisme
hanya tinggal kenangan.
Sosialisme
ini muncul karena Marx tidak setuju dengan apa yang dilakukan kaum borjuis
terhadap kaum buruh yang mereka perlakukan seperti “sapi perah” yang hanya
dimanfaatkan untuk kepentingan mereka sendiri. Kaum miskin (proletariat)
sebagai kelompok tertindas merupakan kelas yang mengembangkan gerakan
pembebasan dari ketertindasan ekonomi maupun pilitik. Sosialisme modern yang
memusatkan perhatian untuk membebaskan kelas pekerja industri dari belenggu
kapitalisme industri sejak revolusi perancis dan industri. Pandangan ini
merupakan reaksi yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam organisasi sosial
yang disebabkan oleh industrialisasi yang bertepatan dengan lahirnya gerakan
Buruh terorganisasi di Inggris.
Berdasarkan
perkembangan dan cita-cita sosialisme, maka perjuangan sosialisme mencapai
puncak prosesnya pada Marx. Karena Marx memberi landasan filosofis-idiologis
terhadap gerakan pembebasan kaum tertindas dari cengkraman kaum pemilik modal.
Marx maupun pengikutnya (marxisme) mempunyai suatu kesepakatan gerakan yaitu pembebasan.
Sosialisme lahir sebagai akibat
perkembangan kapitalisme. Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan
kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan segala aspek
kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus
dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi
tercapainya tujuan negara. Kesengsaraan kaum buruh akibat
penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk
mengusahakan perbaikan nasib. Adapun ciri khas sosialisme sebagai
berikut :
1. Hak milik pribadi atas alat-alat
produksi mesin diakui secara terbatas.
2. Mencapai kesejahteraan dengan cara
damai dan demokratis.
3. Berusaha meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes secara bertahap.
4. Negara diperlukan selama-lamanya.
2.2 Sejarah Lahirnya Sosialisme
Sosialisme
(sosialism) secara etimologi berasal
dari bahasa Perancis,sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme
pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan
bagi aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan
hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi
tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta
yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan
masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan
sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4)
sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad
19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak
pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848),
sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya
sejarah umat manusia.
Sosialisme muncul
sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad
ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan
kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi
karena penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian
besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan
semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya
bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari
waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah
individualisme tumbuh.
Sosialisme,
seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi terhadap
kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang
tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang
bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi.
Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan
menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat
dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan
pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur
sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee
(1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu
baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain
sebagainya.
St.
Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang
menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh
pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme
Negara (state capitalism).
Fourisee,
tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia
mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan yang
memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat
hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan
pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan
ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat
pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
Robert
Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan Fouriee. Tetapi
pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan
pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian
masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai
kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan
kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik.
Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya.
Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris. Louis Blanc
adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis.
Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang
dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk
peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan
dengan baik diserahkan pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk
mengatur dan mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen pabrik
seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi,
mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc
disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan
sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang
diserukannya itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras
oleh para politisi dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok
Fabian Society yang menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.
Tetapi
pada akhir abad ke-19 sosialisme dan berbagai alirannya yang berbeda-beda,
mulai mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak
hanya melontarkan ide-ide dan mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan
kelas menengah, tetapi juga terutama karena mengorganisir gerakan-gerakan bawah
tanah yang radikal dan bahkan revolusioner.
Pierre
J. Proudhon (1809-1865) adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis
setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para
penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak-hak individual atas
sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah garapan,
Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak individual
secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap tanahnya,
sebagai juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak
ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx hak
individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan tanah. Di samping itu kaum
tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju
masyarakat sosialis sejati.
Marx
berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya, yang menganggap
bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor-faktor produksi dan
penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum
kapitalis. Perbedaan pandangan antara Prodhoun dan Marx inilah yang membuat
gerakan sosialis internasional mengalami perpecahan pada akhir abad ke-19, dan
sosialisme pun pecah ke dalam berbagai aliran seperti sosialisme demokrat,
komunisme ala Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin, Marxisme-Leninisme,
sosialisme ala Kautsky , sosialisme Kristen, dan lain-lain.
Kecuali
itu ketidakberhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang signifikan pada masa
awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan mendasar dalam kehidupan
masyarakat terutama disebabkan karena para penganjurnya berkampanye di kalangan
kaum elite dan intelektual. Khususnya dengan cara menggugah sentimen moral
mereka, padahal mereka "khususnya kaum borjuis kapitalis" dengan
semangat individualismenya yang tinggi tidak mengacuhkan masalah-masalah moral
dan implikasi moral bagi tindakan-tindakan merejka. Rasa keadilan jauh dari
pandangan hidup mereka. Yang penting menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya
dengan "menghalalkan segala cara".
2.3 Perkembangan Sosialisme di Dunia
Dalam
perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara “komunis”. Istilah
“sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih terhormat dan
tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari Negara
kapitalis ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai
masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya “Negara sosialis”, kendati istilah
resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”. Di pihak lain Negara
di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis,
tetap memakai sebutan komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis
di Negara Barat memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984:
5). Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik
adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan
politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata
melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa
kekerasan.
Di
Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis malahan
sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis. Jadi
tidak mungkin ada perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa
yang terjadi ialah revolusi oleh kaum komunis. Kemenangan bangsa-bangsa
demokrasi dalam perang dunia I memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan
partai sosialis di seluruh dunia. Perang telah dilancarkan untuk mempertahankan
cita-cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman
dan Sekutu-sekutunya. Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat
negara demokratis yang ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul
dengan suatu penyusunan kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan
persamaan yang lebih banyak.
Selama
tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan
serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya :
ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum,
menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi
Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis yang
papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki kekurangan
system kapitalis. Periode tersebut merupakan era menggejolaknya aktivitas
sosialis.
Di
Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap
susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara
(dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi
partai yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas anggota partai
liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum sosialis,terutama dari
kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai karena dapat memenuhi
keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1)
pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan
(Anthony Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya seperti
Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark
dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau
kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi
tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau
komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Perang
Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah di atas.
Menjelang tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai yang terkuat.
Selama PD II di bawah kedudukan Jerman, kaum komunis lebih banyak bergerak di
bawah tanah, mengadakan teror dan bertindak di luar hukum sebagaimana sifatnya dalam
keadaan normal pun juga demikian, memperoleh pengikut yang lebih banyak,
sehingga menjadi partai yang terkuat di PD II.
Setelah
PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis. Pada permulaan
tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang melepaskan
dengan hubungan ikatan-ikatan idiology Marx. Mereka mengubah sikapnya terhadap
hak milik privat dan tujuan mereka yang semula tentang hak milik kolektif
secara total. Perhatian mereka curahkan terhadap upaya “menyempurnakan ramuan” pada
perekonomian yang sudah menjadi ekonomi campuran. Akibatnya disfungsi antara
sosialis dan negara kesejahteraan modern (The modern welfare state) kini
dianggap orang sebagai perbedaan yang bersifat gradual.
Di
Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark dan
juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau
kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi
tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau
komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Berbeda
dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan umum tahun 1951,
memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak jumlahnya apabila
dibandingkan dengan suara yang didapat kaum komunis. Bukti tersebut tidak hanya
diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga oleh Negara-negara demokratis lainnya
yang mempunyai gerakan–gerakan sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
kemerdekaan sipil yang penuh dapat menangkal fasisme dan komunisme .
Apabila
orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis dewasa ini,
terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris, Norwegia, Denmark,
Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru dan Israel akan berada di
Puncak daftar. Di Negara itu dalam masa terakhir berada di bawah pemerintahan
sosialis atau kabinet-kabinet koalisi yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh
perwakilan yang kuat (William Ebenstein,1994: 215).
Menurut
Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan yang
berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1)
memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan
pemilikan oleh negara (public ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan
demi kepentingan masyarakat (3) mengandalkan diri secara maksimal atas
perekonomian pasar dan membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran
sosial dan ekonomis yang diinginkan ( Winardi, 1986: 204).
Negara-negara
miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari segi
kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan
satu-satunya cara untuk mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang
lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama
cara yang telah digunakan oleh Negara Barat (maju), pasar bebas merupakan alat
utama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua komunisme, dalam
metode ini Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan tujuan yang
menyeluruh.
Dalam
menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara berkembang pada umumnya
tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat atau jalur pembangunan
komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-cara yang sesuai dengan kondisi
masing-masing Negara. Ketiga jalan ketiga disebut Sosialisme. Dalam konteks
negara terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak arti pertama di
dunia yang sedang berkembang sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial .
Kedua istilah sosialisme di negara-negara berkembang sering berarti
persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian dunia yang berlandaskan hukum. Arti
Ketiga sosialisme di Negara berkembang ialah komitmen pada perancangan ( Willan
Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat
tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan negara yang
lebih makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme
tidak diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan negara yang belum maju, tetapi
cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata. Sebaliknya,
sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk membangun suatu perekonomian
industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masa rakyat ,
maka sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang dengan sangat baik
dalam kerangka pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) ,
sedangkan di negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi
pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing atau oleh penguasa
setempat.Karena itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang menunjukkan
toleransi yang lebih besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan
yang terjadi sosialisme di negara barat. Kalau negara-negara berkembang gagal
dalam usahanya mensintesakan pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan
ekonomi , maka mereka menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat
dikorbankan demi memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui
perencanaan dan pemilikan industri oleh negara.
2.4 Perkembangan Sosialisme Indonesia
Pendiri
Sosialisme di indonesia yaitu:
Salah
satu tokoh pendiri sosialisme di Indonesia adalah Sutan Sjahrir, ia lahir di
Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909 dan meninggal di Zürich,
Swiss, 9 April 1966. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Ia adalah seorang politikus dan perdana
menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari
14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.
Pada
masa perjuangan dalam perebutan Kemerdekaan RI dari penjajahan Jepang, Syahrir
membangun jaringan gerakan bawah tanah anti-fasis. Anggota jaringan gerakan bawah tanah
kelompok Syahrir adalah kader-kader PNI(Pendidikan Nasional Indonesia) Baru
yang tetap meneruskan pergerakan dan kader-kader muda yakni para mahasiswa
progresif. Lalu pada November 1945 Syahrir didukung pemuda dan ditunjuk
Soekarno menjadi formatur kabinet parlementer. Pada usia 36 tahun, Syahrir ikut
dalam memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia, sebagai Perdana Menteri
termuda di dunia, merangkap Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri.
Selepas
memimpin kabinet, Sutan Syahrir diangkat menjadi penasihat Presiden Soekarno
sekaligus Duta Besar Keliling. Dan juga Syahrir mendirikan Partai Sosialis
Indonesia (PSI) pada bulan Februari 1948. Sosialisme Sjahrir berpijak kepada
penghormatan nilai-nilai demokrasi dan humanisme. Menghargai dan mengutamakan
kemerdekaan individu-individu masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, Sjahrir
berpendapat bahwa Revolusi Indonesia hendaknya melebarkan sayap jauh melampaui
batas-batas kemerdekaan nasional untuk menanamkan kemajuan sosial-ekonomi yang
berakar luas.
Sjahrir
tegas membedakan paham sosialisme yang hendak diperjuangkannya di Indonesia
dengan sosialisme yang ada di Eropa Barat maupun sosialisme yang ditawarkan
komunis. Pergumulannya atas paham-paham sosialisme di Eropa Barat dan
kekhawatirannya akan komunisme totaliter membawanya pada pemikirannya tentang
sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu sosialisme-kerakyatan.
Tahun
1955 PSI (Partai Sosialis indonesia) gagal mengumpulkan suara dalam pemilihan
umum pertama di Indonesia. Hubungan Sutan Syahrir dan Presiden Soekarno
memburuk sampai akhirnya PSI dibubarkan tahun 1960. Tahun 1962 hingga 1965,
Syahrir ditangkap dan dipenjarakan tanpa diadili sampai menderita stroke.
Dalam
perkembangannya, ternyata sosialis sampai sekarang masih berkembang. Dengan
adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI) yang didirikan oleh profesional muda
yang pernah aktif dalam keorganisasian sosialisme demokrasi di Indonesia.
Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebebasan, Keadilan dan
Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu menciptakan masyarakat sosialis yang
demokratis.
2.5 Tidak Setuju (Kontra) terhadap Sosialisme
Tidak
setuju atau kontra terhadap Sosialisme yaitu dengan beberapa alasan
diantaranya:
1) Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar
sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan
pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan
sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga
ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara
sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan
ditentukan oleh mekanisme pasar.
2) Membatasi kebebasan System tersebut
menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang
menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan
secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3) Mengabaikan pendidikan moral Dalam system
ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara
pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian
kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan
lagis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari penulisan makalah ini dapat penulis simpulkan yaitu:
Sosialisme
merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal
sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis
utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan
(humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya
dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih
luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah
sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan
ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai
digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan
pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis,
istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang
dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
Sosialisme sebagai ideologi politik
timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat
revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh, maka
sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Sosialisme yang ada disetiap negara
memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi sejarahnya . Dalam sosialisme tidak
ada garis sentralitas dan tidak bersifat internasional
Sosialisme di negara-negara
berkembang mengandung banyak arti . Sosialisme berarti cita-cita keadilan
sosial ; persaudaraan ; kemanusiaan dan perdamaian dunia yang berlandaskan
hukum ; dan komitmen pada perencanaan.
Dalam
perkembangannya, ternyata sosialis sampai sekarang masih berkembang. Dengan
adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI) yang didirikan oleh profesional muda
yang pernah aktif dalam keorganisasian sosialisme demokrasi di Indonesia.
Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebebasan, Keadilan dan
Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu menciptakan masyarakat sosialis yang
demokratis.
3.2 Saran
Adapun
saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Bagi para pembaca, jika ingin menambah
wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan
rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku filsafat lainnya
yang berkaitan dengan judul “ paham
ssosialisme di suatu negara ”.
2. Kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.
3. Jadikanlah makalah ini sebagai sarana
yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/91932912/MAKALAH-SOSIALISME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar