BELAJAR DARI
KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRIALISASI AMERIKA SERIKAT
Disusun untuk
Memenuhi UAS Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
EVIE
EKA YULIATI (120210302105)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “BELAJAR
DARI KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRIALISASI AMERIKA SERIKAT” dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Sejarah Amerika.
Penulisan makalah ini berdasarkan
literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas
sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang
disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain
pada umumnya.
Penyusun juga menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun
menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah tersebut.
Jember, 11 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ............................................................................................ 1
Kata
Pengantar ............................................................................................ 2
Daftar
Isi ..................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 4
1.1
Latar Belakang.......................................................................................
4
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3
Tujuan ................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................... 7
2.1
Latar Belakang munculnya Teknologi dan Industrialisasi di Amerika.. 7
2.2
Perkembangan Teknologi dan Industrialisasi di Amerika...................... 8
2.3
Faktor pertumbuahan Teknologi dan Industrialisasi di Amerika........... 13
2.4
Dampak dari perkembangan Industrialisasi di Amerika ....................... 15
2.5
Analisis Tentang Kemajuan Teknologi dan Industrialisasi Amerika jika dierapkan di Indonesia 17
BAB III PENUTUP .................................................................................. 19
3.1
Kesimpulan ........................................................................................... 19
3.2
Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berakhirnya perang saudara merupakan salah satu bagian dari
perjalanan sejarah Amerika dan bersamaan dengan itu dasar-dasar negara telah
diletakkan dan telah terbentuk pula corak umunya dari individualisme demokrasi,
perekonomian Amerika bahkan di daerah utara perindustrialnya mengalami
perkembangan selama setengah abad. Akan tetapi di beberapa daerah masih
mengandalkan pertanian dan perdagangan. Setelah tahun 1865 keadaan berubah
total, imigran yang masuk ke Amerika meningkat. Kota-kota besar tumbuh dan
industrialisasi maju, hal ini didukung oleh pertambahan jumlah penduduk dan
peningkatan pendapatan. Orang-orang mulai menambang batu bara dan besi baja
diproduksi sebagai bahan baku bagi perindustrian yang semakin berkembang,
selain itu mereka mulai membuka jalur transportasi yang menghubungkan daerah
utara dengan selatan, di temukannya tenaga listrik digunakan untuk penerangan,
menjalankan mesin. Selagi sumber daya alam Amerika digunakan, harta kekayaan
yang berhasil dikumpulkan oleh kaum eksploitan dan pengusaha, para pemilik
modal berselisih dengan kaum buruh, karena menurut pengusaha mereka berhak
untuk berbuat seenaknya sedangkan kaum buruh menginginkan syarat yang lebih
baik dan upah yang lebih tinggi. Para pengusaha skala kecil mencoba untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan karena mereka bersaing dengan para pengusaha
yang lebih besar karena dunia usaha yang besar dan tak terbatas.
Pada masa
yang modern ini, sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam
terbentuknya suatu negara. Apabila orientasi pembangunan suatu negara dititik
beratkan pada sektor industri maka pola hidup masyarakat yang berkembang akan
berbeda dengan pola hidup masyarakat yang orientasi pembangunan negaranya
adalah pada sektor pertanian. Serikat buruh yang umumnya terdapat pada
pabrik-pabrik tentu akan berkembang lebih cepat di dalam sebuah negara industri.
Mengingat bahwa di dalam sebuah negara industri, pabrik-pabrik jumlahnya banyak
dan tentu saja terdapat industri-industri besar yang memerlukan banyak pekerja.
Lahan pekerjaan ini tentu menjadi sasaran utama dari orang-orang yang
membutuhkan pekerjaan, terutama orang yang pendidikannya tidak terlalu
tinggi. Industri di Amerika
Serikat memang sudah ada sejak masa koloni awal meskipun pada
awalnya hanya bersifat Self-Sufficient Economy, namun pada akhirnya dari
sinilah Amerika menjadi negara Industri yang maju hingga saat ini.
Indonesia
sebagai negara yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah, penduduk yang banyak
seharusnya mampu menjadi negara yang maju dan dapat diperhitungkan di mata
Internasional. Indonesia seharusnya mampu membangun teknologi dan industrialisasi
dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Oleh
sebab itu, dengan kekayaan Alam dan penduduk yang melimpah, Indonesia harus
bisa meniru kemajuan industrialisasi negara Amerika Serikat, yang hingga saat
ini menjadi kekuatan ekonomi dunia.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka dapat di ambil beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut :
1) Apa yang melatar belakangi munculnya
Teknologi dan Industrialisasi di Amerika?
2) Bagaimana perkembangan Teknologi dan
Industriaslisasi di Amerika?
3) Faktor-faktor apa yang mendorong
munculnya Teknologi dan Industrialisasi di Amerika?
4) Apa dampak yang timbul dari
perkembangan Teknologi dan Indutrisalisasi di Amerika?
5) Bagaimana analisis tentang kemajuan
teknologi dan Industrialisasi Amerika jika diterapkan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui latar belakang munculnya
Teknologi dan Industrialisasi di Amerika.
2) Untuk mengetahui perkembangan
Teknologi dan Industriaslisasi di Amerika.
3) Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendorong
munculnya Teknologi dan Industrialisasi di Amerika.
4) Untuk mengetahui dampak yang timbul
dari perkembangan Teknologi dan Indutrisalisasi di Amerika.
5) Untuk menganalisis tentang kemajuan
teknologi dan Industrialisasi Amerika jika diterapkan di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Munculnya
Teknologi dan Industrialisasi di Amerika
Industri di Amerika memang
sudah ada sejak masa koloni awal tetapi jenis industri mereka adalah
berdasarkan Self-Sufficient Economy, yaitu hanya untuk pemenuhan
kebutuhan sendiri. Pada saat itu belum terpikir oleh mereka untuk memproduksi
suatu barang secara massal untuk konsumsi orang banyak. Ini adalah sesuatu yang
wajar mengingat bahwa pada masa awal itu, para pendatang masih belum mempunyai
apa-apa. Untuk memenuhi kehidupan mereka sendiri saja mereka harus bekerja atau
berusaha begitu keras bagaimana mereka dapat memikirkan tentang kebutuhan orang
lain. Keadaan seperti itu berlaku kepada para pendatang yang hidup secara
individual sedangkan bagi yang hidup dalam sebuah koloni, sudah terdapat juga
orang-orang yang memproduksi barang-barang untuk konsumsi koloninya. Faktor
yang lain adalah bahwa para pendatang tersebut tidak mempunyai sarana atau
peralatan untuk menjalankan sebuah industri. Sesuai dengan definisi dari
industri itu sendiri yaitu kegiatan memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan misalnya mesin. Akibatnya, koloni-koloni awal
di benua baru tersebut sering mengimpor barang dari Eropa. Dalam hal ini adalah
Inggris karena pada saat abad ke-18, Inggris telah mendahului negara-negara
lain dalam hal industri. Revolusi Industri telah terjadi lebih dahulu di
Inggris. Sebagai contoh adalah penemuan mesin uap pada tahun 1705 dan
penyempurnaannya oleh James Watt pada tahun 1765, selain itu terdapat juga
beberapa penemuan yang menggerakkan produksi tekstil. Inggris juga berusaha
keras untuk menjaga rahasia mereka dalam bidang industri dengan melarang ekspor
mesin atau gambarannya bahkan para mekanik yang mempunyai pengetahuan sampai
dilarang untuk keluar negeri. Samuel Slater adalah orang yang membawa rahasia
ini ke benua Amerika.
Pada tahun
1790 ia mendirikan sebuah pabrik kecil di Pawtucket dengan hasil yang cukup
memuaskan. Sayangnya apa yang telah ia mulai tidak dapat membantu percepatan
perkembangan industri terutama tekstil di Amerika. Barulah ketika terjadi
embargo pada tahun 1807 dan Perang 1812 yang melarang impor, para pedagang
kapitalis mulai melirik kepada prospek dari hasil produksi industri. Pada tahun
1813, sekelompok pedagang kaya yang terkumpul dalam Boston Associates membentuk
Boston Manufacturing Company. Mereka mendirikan pabrik pertamanya di Waltham,
Massachusets. Di dalam satu atap itu terjadi pemprosesan dari bahan mentah
hingga bahan jadi. Pada tahun 1815, pabrik tekstil di New England telah
berjumlah ratusan. Mereka telah meletakkan dasar bagi perkembangan industri
tekstil di Amerika. Masa produksi massal telah dimulai di Amerika. Dari
1870-1900, Amerika Serikat menjadi negara industri terbesar di dunia. Mereka
muncul sebagai pemimpin dalam produksi dagang dari kayu dan baja serta
pertambangan batu bara, besi, emas dan perak. Secara keseluruhan, bangsa ini
mengalami ledakan yang menakjubkan dalam skala industri dan tingkat produksi.
Pada pergantian abad, industrialisasi telah merubah perdagangan, organisasi
bisnis, lingkungan, tempat kerja, dan kehidupan rumah tangga sehari-hari.
Pertumbuhan industri di Amerika Serikatdidorong oleh sumber daya
yang melimpah, tenaga kerja murah dan kemajuan teknologi.
2.2 Pengembangan Teknologi dan
Industialisasi di Amerika
Setelah dibukanya jalur transportasi kereta api di
Middle-West, pertanian di sana semakin intensif dikembangkan, karenanya hasil
pertanian semakin melimpah. Pada perkembangan selanjutnya pertanian ini
menjurus ke perindustrian di masa depan. Selain pertanian, perindustrian
membutuhkan sumber bahan energi yang lain guna perindustrian itu sendiri
seperti bahan baku dan keahlian. Terlepas dari pencapaian besar di bidang
industri pertanian tetap menjadi pekerjaan utama di negara tersebut dalam
revolusi di bidang pertanian memperlihatkan pergeseran dari tenaga buruh kasar
ke tenaga mesin. Dari bertani untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri menjadi
pertanian komersial. Antara tahun 1860-1910 jumlah petani di Amerika meningkat
tiga kali lipat dari dua juta naik hingga enam juta, sedangkan lahan pertanian
sendiri naik dari 160 juta hektar menjadi 352 juta hektar. Yang menjadi faktor
penunjang dalam keberhasilan di bidang pertanian adalah perluasan kearah barat,
selain itu penggunaan mesin yang diaplikasikan ke alat-alat pertanian. Tahun
1800 petani yang menggunakan sabit hanya dapat memotong 20 persen lahan gandum
sehari tetapi setelah mesin digunakan mereka dapat memotong 80 persen lahan
pertanian, selanjutnya mesin-mesin yang lain pun turut bermunculan seprti mesin
pengikat otomatis, mesin penumbuk selain perkembangan di bidang pertanian
perkembang ini juga turut merambah ke bidang perkebunan seperti mesin pemotong,
mesin pemisah, dan lain-lain.
Salah satu yang memegang peranan yang tak kalah penting
adalah ilmu pengetahuan atau sains. Pada tahun 1862 undang-undang pemberian
lahan kepada perguruan tinggi (Morril Land Grand Collage Act) membagikan tanah
publik kepada setiap negara bagian untuk mendirikan perguruan tinggi pertanian
dan industri. Lembaga ini berfungsi sebagai institusi pendidikan dan pusat
penelitian pendidikan. Sekitar tahun 1860-an banyak terdapat penemuan-penemuan
dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas besi baja seperti
yang dilakukan oleh Kelly (AS) Bassemer (Inggris) dan Siemens (Jerman),
sehingga hal ini membuka jalan untuk membuat produksi massal dari hasil
tambang. Sekitar tahun 1900-an, Amerika telah menjadi produsen baja terbesar di
dunia, selain itu masih terdapat sumber energi yang lain yang berkembang secara
bersamaan dengan perkembangan industri yakni tenaga uap dan listrik.
Pada tahun 1879 Thomas Alva Edison berhasil membuat bola lampu yang sanggup bertahan selama 100 jam. Dan pada tahun 1882 Edison berhasil membuat generator listrik dengan jaringan kawat di New York sehingga menghasilkan tenaga untuk perusahaan trem. Penemuan listrik ini juga turut mengembangkan telegraf dan telepon sehingga pada abad ke-19 industri di Amerika sudah menguasai perkembangan ekonomi terutama di bidang pertanian, sehingga seluruh corak kehidupan ekonomi dikuasai oleh industri
Pada tahun 1879 Thomas Alva Edison berhasil membuat bola lampu yang sanggup bertahan selama 100 jam. Dan pada tahun 1882 Edison berhasil membuat generator listrik dengan jaringan kawat di New York sehingga menghasilkan tenaga untuk perusahaan trem. Penemuan listrik ini juga turut mengembangkan telegraf dan telepon sehingga pada abad ke-19 industri di Amerika sudah menguasai perkembangan ekonomi terutama di bidang pertanian, sehingga seluruh corak kehidupan ekonomi dikuasai oleh industri
Pembangunan
pabrik-pabrik telah mulai berkembang tetapi perlu diingat bahwa industri tanpa
perkembangan teknologi adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan bisa
dikatakan bahwa pada awalnya perkembangan teknologilah yang memicu terjadinya
revolusi industri. Oliver Evans mengembangkan mesin uap tekanan tinggi yang
dapat digunakan untuk kapal dan pabrik, pada tahun 1804. Selain itu pada tahun
1844, Charles Goodyear berhasil memproduksi karet yang anti air. Karet ini
digunakan untuk membuat jaket hujan. Pada tahun 1846, Elies Howe menciptakan
mesin jahit. Akan tetapi penemuan yang satu ini justru menghambat perkembangan
dari pabrik industri di Amerika karena penemuan ini justru menghidupkan kembali
industri rumah yang berdasar pada Self Sufficient Economy dan
pasar domestik yaitu penjualan barang-barang yang khas dari satu daerah ke daerah
yang lain di dalam negeri.
Walupun
begitu, sistem pabrik pada awalnya masih kalah populer dengan sistim
agricultur. Ini disebabkan karena pada awal abad ke-19, kapas Amerika setelah
Eli Whitney menciptakan mesin Cotton Gin adalah produk ekspor yang paling
menguntungkan. Dari tahun 1815 sampai tahun 1819, 39 % dari ekspor Amerika
adalah kapas. Selain itu ada juga rasa apriori dari masyarakat mengingat bahwa
keadaan pabrik di Inggris sangatlah menggenaskan. Usaha pertama dari para kaum
industriawan untuk merubah ini adalah dengan dibangunnya sebuah pabrik di
Lowell, Massachusets. Pabrik ini dibangun oleh Merrimack Manufacturing Company
pada tahun 1822. Mereka mencoba membangun persepsi bahwa sistem industri yang
berupa pabrik itu akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan sektor
pertekstilan dan bukan sebaliknya. Oleh karena itulah maka pabrik ini dibangun
di daerah pedesaan dan dikelola dengan sistim paternal dimana hubungan antara
atasan dengan bawahan adalah seperti hubungan antara seorang ayah dengan
anaknya.
Mayoritas
pekerja yang ada di Lowell adalah wanita karena banyaknya pria yang bergerak ke
Barat. Wanita-wanita ini membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya masing-masing karena gaji yang didapat di pabrik cukup tinggi
tetapi ada juga yang bekerja untuk menghindari kehidupan rutin peternakan yang
pada saat itu hasilnya mulai mendapat saingan yang berat dari daerah Barat yang
sudah mulai dibuka. Para wanita itu hidup di asrama dengan beberapa peraturan
yang diterapkan secara tegas. Pendidikan moral dan kehadiran di gereja adalah
sebuah keharusan. Ini disebabkan oleh karena pabrik di Lowell ini dipandang
sebagai ajang pembuktian bahwa kehidupan industri tidak bertentangan dengan
nilai-nilai sosial yang pada saat itu sangatlah dijunjung tinggi.
Pada tahap
awal, pabrik di Lowell dapat memenuhi harapan para industriawan dalam hal
pembuktian kepada masyarakat bahwa industri tidak akan merugikan pertekstilan
Amerika dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial yang berlaku. Selain
itu juga menghilangkan pandangan orang bahwa keadaan pabrik di Amerika akan
sama dengan yang ada di Inggris. Pabrik ini juga merupakan salah satu bentuk
pertama kapitalisme di Amerika dalam perihal investasi.
Pada tahun
1920-an merupakan tahun-tahun yang relative makmur di Amerika Serikat, namun
para buruh di Industri tidak mendapatkan keuntungan seperti yang lain. Pada
tahun 1923 rata-rata buruh pabrik di haruskan bekerja 12 jam sehari dan hanya
libur satu hari tiap dua minggu. Pada waktu itu pula para pemilik industri
produk menggandakan usaha mereka untuk mencegah terbentuknya serikat kerja,
yang di bawah Federasi Buruh Amerika (American Federation of Labor, AFL).
Pencegahan ini banyak macamnya, mulai dari menyusupkan mata-mata, menggunakan
tenaga bersenjata untuk membubarkan mogok kerja, sampai memecat mereka yang
dicurigai bersimpati terhadap serikat. Dimulai dari industri baja pada tahun
1919, perusahaan-perusahaan dengan keras menekan serangkaian aksi mogok massal
yang mengakibatkan keanggotaan serikat turun satu setengah juta anggota pada
tahun 1929. Serangan depresi hebat menyebabkan permintaan pasar untuk seluruh
jenis produksi industry menurun drastis. Menyebabkan pengangguran di mana-mana.
Pada tahun 1933, ada lebih dari 12 juta warga Amerika yang mengaggur. Pada saat
yang sama upah juga turun sebanya dua pertiganya.
Pada tahun
1933 dengan munculnya Undang-Undang Pemulihan Industri Nasional (National
Industrial Recovery Act, NIRA), bersamaan dengan itu munculah Lembaga Pemulihan
Nasional (Natioonal Recovery Administration, NRA) yang mencoba memperbaiki
sektor dengan menetapkan aturan permainan sehat. Lembaga ini bertujuan untuk
memperbanyak lapangan kerja yang nantinya akan meningkatkan daya beli masyrakat.
Pada awalnya lembaga ini disambut dengan baik walaupun para pelaku bisnis
mengeluhkan aturan yang terlalu banyak saat keadaan tersebut mulai pulih
kembali. Pada saat ini prestasi serikat buruh mencapai prestasi yang lebih baik
dari pada yang pernah mereka dapatkan sebelumnya dalam sejarah Amerika. Hak
buruh untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif dengan pengusaha di jamin
oleh NRA. Lalu tahun 1935 Kongres meloloskan Undang-Undang Hubungan Buruh
Internasional (National Labor Relations Act), yang merumuskan:
1. Semua
praktek buruh yang di anggap tidak adil.
2. Hak
untuk melakukan tawar-menawar melalui serikat pekerja pilihan mereka.
3.
Melarang pengusaa untuk mencampuri aktivitas serikat kerja.
Peraturan
ini juga melahirkan Dewan Hubungan Buruh Nasional (National Labor Relations
Board) yang mengawasi proses tawar-menawar kolektif, melaksanakan pemilihan
pengurus serikat, dan menjaminn hak buruh untuk memilih organisasi yang bisa
mewakili mereka saat menghadapi para pengusaha. Pada tahun 1937, Mahkamah Agung
memperkuat konstitusionalitas Undang-Undang Hubungan Buruh. Akibatnya,
perusahaan-perusahaan yang bersikap anti serikat membuat kesepakatan dengan
serikat-serikat Kongres Organisasi Industri (Committee for Industrial
Organization, CIO). Di tahun-tahun pertama Undang-undang ini meraih peningkatan
berarti dalam produksi dan harga, namun hal ini tidak sepenuhnya menghapuskan
masa di saat krisis. Tuntutan dari para pelaku bisnis yang meratapi dan kesal
berada di bawah kungkungan peraturab NIRA mulai muncul. Serangan keras juga
datang dari para politik sayap kanan dan kiri. Dihadapkan pada tekanan
kanan-kiri, presiden Roosevelt mendukung serangkaian langkah baru ekonomi dan
sosial. Beberapa di antaranya yang menonjol adalah langkah memerangi kemiskinan,
melawan pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja dan menyediakan jarring
pengaman sosial. Lembaga Kemajuan Kerja (Work Progress Administration, WPA),
badan sosial utama yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dari pada
memberikan tunjangan. Selain itu, Lembaga Pemuda Nasional (National Youth
Administration) memberikan pekerjaan paruh waktu bagi para pelajar, mengadakan
program latihan dan memberikan bantuan bagi anak muda yang mengganggur. WPA
hanya bias menangani tiga juta pengangguran dalam waktu yang sama. Pada saat di
bubarkan di tahun 1943, lembaga ini telah membantu 9 juta orang.
2.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Teknologi
dan Industrialisasi di Amerika
Banyak
faktor yang memicu pertumbuhan industri pada akhir abad 19 seperti sumber daya
yang melimpah, teknologi baru, energi murah, transportasi cepat, ketersediaan
modal dan tenaga kerja. Tambang, hutan dan ternak di barat yang menyediakan
bahan baku utama industri besi dan minyak di Ohio dan Pennsylvania. Ekspansi
perusahaan Kereta Api diizinkan untuk memindahkan bahan baku untuk pabrik dan
produk kapal ke pasar perkotaan. Sementara pada Divisi Tenaga Kerja di Industri
pembagian kerja merupakan prinsip dasar industrialisasi. Dalam pembagian kerja
setiap pekerja ditugaskan untuk tugas yang berbeda dalam proses manufaktur dan
hasilnya dapat dilihat dengan meningkatnya hasil produksi.
Kemajuan
teknologi telah mengubah produksi. Industri baru peralatan mesin, yang terbukti
pengeboran, pemotongan dan penggilingan, manufaktur dipercepat. Sebuah jejak
penemuan, termasuk telepon, mesin tik, Linotype, fonograf, lampu listrik, cash
register, rem udara, kulkas mobil dan mobil, menyebabkan industri-industri
baru. Akhirnya, pengusaha telah belajar bagaimana memanfaatkan dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan ekonomi di seluruh wilayah geografis yang
luas. Perusahaan sukses telah menjadi lebih besar, dan masyarakat modern telah
menjadi bentuk penting dari Organisasi Bisnis.
Pada masa yang modern ini, sektor industri memegang peranan
yang sangat penting dalam terbentuknya suatu negara. Apabila orientasi
pembangunan suatu negara dititik beratkan pada sektor industri maka pola hidup
masyarakat yang berkembang akan berbeda dengan pola hidup masyarakat yang
orientasi pembangunan negaranya yakni pada sektor pertanian. Serikat buruh yang
umumnya terdapat pada pabrik–pabrik tentu akan berkembang lebih cepat di dalam
sebuah negara industri yang di dukung oleh perkembangan teknologinya Adapun
faktor-faktor pendorong teknologi dan industrialisasi dapat berkembang di
Amerika Serikat adalah :
a.
Digalakan kembali pembangunan Amerika setelah pecahnya perang saudara.
Sektor industri sangatlah menentukan kemampuan sebuah negara. Jerman dapat bangkit kembali dari kekalahan Perang Dunia I dan menjadi ancaman yang paling besar bagi Eropa pada Perang Dunia II karena sektor industrinya yang kuat. Amerika Serikat sendiri sangat terbantu dengan adanya PD I dan PD II. Sebelum kedua perang tersebut dimulai, keadaan ekonomi di Amerika sangatlah lemah. Banyak terdapat pengangguran, kemiskinan, kelaparan dll. Hal – hal yang rasanya tidak mungkin kita lihat apabila kita melihat Amerika pada saat ini. PD I dan PD II telah menghidupkan kembali roda perekonomian Amerika Serikat dengan penghidupan kembali sektor industri oleh karena banyaknya permintaan senjata dari negara–negara yang sedang berperang.
Sektor industri sangatlah menentukan kemampuan sebuah negara. Jerman dapat bangkit kembali dari kekalahan Perang Dunia I dan menjadi ancaman yang paling besar bagi Eropa pada Perang Dunia II karena sektor industrinya yang kuat. Amerika Serikat sendiri sangat terbantu dengan adanya PD I dan PD II. Sebelum kedua perang tersebut dimulai, keadaan ekonomi di Amerika sangatlah lemah. Banyak terdapat pengangguran, kemiskinan, kelaparan dll. Hal – hal yang rasanya tidak mungkin kita lihat apabila kita melihat Amerika pada saat ini. PD I dan PD II telah menghidupkan kembali roda perekonomian Amerika Serikat dengan penghidupan kembali sektor industri oleh karena banyaknya permintaan senjata dari negara–negara yang sedang berperang.
b.
Tersedianya sumber daya alam yang melimpah guna menunjang perkembangan
teknologi dan industrialisasi. Hal ini menarik simpati bagi investor baik asing
maupun dalam negeri untuk membangun industri atau pabrik.
c.
Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1689. Revolusi Industri adalah
perubahan teknologi, sosio-ekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 dan awal
abad ke-19 yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang berdasar pada pekerja
yang nantinya didominasi oleh industri dan diproduksi mesin. Revolusi ini
dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara
sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi
tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan pada dua dekade
pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk digunakan di
industri lainnya.
d.
Penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1763. Watt menjadi tertarik dengan
mesin uap di tahun 1764 ketika dia sedang membetulkan mesin ciptaan Newcomen.
Meskipun Watt cuma peroleh pendidikan setahun sebagai tukang pembuat perkakas,
tetapi dia punya bakat pencipta yang besar. Penyempurnaan-penyempurnaan yang
dilakukannya terhadap mesin bikinan Newcomen begitu penting, sehingga layaklah
menganggap sesungguhnya Wattlah pencipta pertama mesin uap yang praktis.
Keberhasilan Watt pertama yang dipatenkannya di tahun 1769 adalah penambahan
ruang terpisah yang diperkokoh. Dia juga membikin isolasi pemisah untuk
mencegah menghilangnya panas pada silinder uap, dan di tahun 1782 dia menemukan
mesin ganda. Di tahun 1781, Watt juga menemukan seperangkat gerigi untuk
mengubah gerak balik mesin sehingga menjadi gerak berputar. Alat ini
meningkatkan secara besar-besaran penggunaan mesin uap. Watt juga berhasil menciptakan
pengontrol gaya gerak melingkar otomatis (tahun 1788), yang menyebabkan
kecepatan mesin dapat secara otomatis diawasi. Juga menciptakan alat pengukur
bertekanan (tahun 1790), alat penghitung kecepatan, alat petunjuk dan alat
pengontrol uap sebagai tambahan perbaikan lain-lain peralatan. Semua penemuan
tersebut merupakan suatu hal yang sangat membantu bagi kehidupan manusia dalam
berteknologi dan mengembangkan sentral industrialisasi di Amerika.
e.
Perserikatan pengusaha kereta api barat dapat berkembang. Hal ini terjadi
karena ada dukungan dari kongres yang memberikan subsidi kepada mereka dan
tanah yang luas di sekitar jalur kereta api. Jalur kereta api yang memadai
membuat pendistribusian hasil industri semakin mudah dan menarik minat para
investor untuk membangun industri yang menguntungkan.
f.
Pengembangan pertanian, pertambangan dan pabrik-pabrik di daerah pedalaman,
oleh J.Hill dan E.H. Harriman sehingga membuat mereka lebih berkuasa dari pada
gubernur negara-negara bagian. Munculnya pemilik-pemilik modal yang baru
membuat industrialisasi dapat berkembang dengan pesat,
2.4
Dampak dari perkembangan Teknologi dan Indutrisalisasi di Amerika
Tiga
dekade kemajuan industri mengubah kehidupan Amerika. Pada tahun 1900 Amerika
Serikat memiliki ekonomi industri maju yang didominasi oleh perusahaan besar.
Perusahaan memanfaatkan kecerdikan, menciptakan kekayaan belum pernah terjadi
sebelumnya dan merangsang pertumbuhan kota-kota baru seperti Chicago, Atlanta,
Minneapolis dan Dallas. Ini telah meningkatkan perdagangan. Nilai ekspor dua
kali lipat 1877-1900, sementara impor juga naik namun pertumbuhannya tidak
begitu cepat. Kemajuan Industri telah merevolusi pemasaran barang dan mengubah
dunia office yang sekarang dipenuhi dengan pekerja kantor, pegawai negeri sipil
dan manajer menengah. Secara keseluruhan, industrialisasi membuat produk
ekonomi tenaga kerja, harga lebih rendah untuk barang-barang manufaktur,
kemajuan dalam transportasi dan standar hidup yang lebih baik.
Bagi
pekerja, industrialisasi berarti persaingan untuk pekerjaan, tinggal upah,
ketidakamanan dan bahaya. Anak-anak bekerja di tambang batu bara dan pabrik
kapas, para wanita bekerja di perumahan sweatshop. Hal ini membuat para pekerja
berdampak terjadi kecelakaan industri dan penyakit, termasuk penyakit
pernapasan. Industrialisasi yang banyak tergantung pada sumber daya alam dan
kerusakan lingkungan. Kilang dan pabrik baja memuntahkan minyak ke sungai dan
asap ke atmosfer. Industrialisasi membawa dorongan tiada henti untuk efisiensi
dan profit yang semakin besar, bisnis lebih kuat dan memberikan kekuatan
perusahaan yang tidak semestinya dalam elit politik nasional. Kebutuhan bagi
para pemimpin bisnis di tahun 1890-an untuk pasar yang besar tidak menyebabkan
tekanan pada Amerika Serikat untuk memperluas luar negeri Adapun dampak yang
ditimbulkan dari perkembangan Teknologi dan Industri di berbagai bidang, di
antaranya:
a. Bidang Sosial
Akibat dari Revolusi Industri bagi
rakyat Amerika yaitu orang Amerika berubah menjadi orang-orang yang tamak
seperti kaum industrialis tetapi memiliki pandangan yang jauh ke depan, selain
itu terjadinya pergeseran pola hidup masyarakat yang merubah menjadi masyarakat
konsumtif. Dengan adanya industrialisasi menjadikan para petani kehilangan
pekerjaan di karenakan alat-alat mesin dan bermunculan teknologi baru seiring
degan perkembangan IPTEK.
Industrialisasi membuat mobilitas masyarakat menjadi tinggi, taraf hidup meningkat. Semua perabotan dan peralatan diganti dengan penggunaan teknologi yang di jalankan oleh mesin.
Industrialisasi membuat mobilitas masyarakat menjadi tinggi, taraf hidup meningkat. Semua perabotan dan peralatan diganti dengan penggunaan teknologi yang di jalankan oleh mesin.
b. Bidang Ekonomi
Dengan
dibukanya jalur tranportasi akan memudahkan mereka untuk memperoleh barang yang
diinginkan, selain itu ekonomi dikuasai oleh para pemilik modal saja sehingga
terciptanya monopoli ekonomi. Pabrik-pabrik yang didirikan di Amerika kebanyakan
didirikan oleh pihak swasta yang bersifat liberal, sehingga pemerintah tidak
campur tangan di dalam bidang ekonomi. Hal ini yang menunjang sistem ekonomi
liberal kapitalis dapat tumbuh dan berkembang di Amerika.
c. Bidang Politik
Para pemilik modal memiliki kekuasaan yang lebih besar
daripada seorang gubernur, selain itu pemerintah tidak dapat mencampuri urusan
ekonomi karena pemerintah hanya bertugas untuk membuat peraturan dan badan
pengawas saja. Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis dapat berkembang karena hal ini
didukung oleh persaingan yang terjadi diantara para pengusaha-pengusaha.
2.4 Analisis
Tentang Kemajuan Teknologi Dan Industrialisasi Amerika Jika Diterapkan Di
Indonesia
Amerika Serikat hingga saat ini
memiliki teknologi dan Industrialisasi yang sangat maju dan berengaruh terhadap
dunia. Amerka Serikat juga masih menjadi negara adidaya hingga saat ini. Banyak
faktor yang memicu pertumbuhan industri pada akhir abad 19 seperti sumber daya
yang melimpah, teknologi baru, energi murah, transportasi cepat, ketersediaan
modal dan tenaga kerja. Tambang, hutan dan ternak di barat yang menyediakan
bahan baku utama industri besi dan minyak di Ohio dan Pennsylvania. Ekspansi
perusahaan Kereta Api diizinkan untuk memindahkan bahan baku untuk pabrik dan
produk kapal ke pasar perkotaan. Sementara pada Divisi Tenaga Kerja di Industri
pembagian kerja merupakan prinsip dasar industrialisasi. Dalam pembagian kerja
setiap pekerja ditugaskan untuk tugas yang berbeda dalam proses manufaktur dan
hasilnya dapat dilihat dengan meningkatnya hasil produksi.
Kemajuan teknologi telah mengubah
produksi. Industri baru peralatan mesin, yang terbukti pengeboran, pemotongan
dan penggilingan, manufaktur dipercepat. Sebuah jejak penemuan, termasuk
telepon, mesin tik, Linotype, fonograf, lampu listrik, cash register, rem
udara, kulkas mobil dan mobil, menyebabkan industri-industri baru. Akhirnya,
pengusaha telah belajar bagaimana memanfaatkan dan mengkoordinasikan berbagai
kegiatan ekonomi di seluruh wilayah geografis yang luas.
Kemajuan Teknologi dan
Industrialisasi di Amerika ini seharusnya dapat diterapkan pula di Indonesia,
karena Indonesia juga mempunyai Sumber Daya Alam yang melimpah untuk industry,
baik dari kekayaan laut maupun kekayaan daratnya. Indonesia juga memiliki
penduduk yang sanagat banyak dan terbesar keempat didunia dengan jumlah
penduduknya. Dngan kekayaan yang melimah tersebut seharusnya Indonesia dapat
meniru program yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat, sehingga menjadi negara
yang maju. Ada beberapa cara untuk meningkatkan dan meniru sistem teknologi dan
Industialisasi dari Amerika yang dapat diterpkan di Indonesia, yaitu:
1.
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dengan
pengembangan inovasi dan IPTEK, serta keterbukaaan akses informasi.Peningkatam
Sumber Daya Manusia ini dapat mendorong
masyarakatnya menjadi lebih maju, sehingga juga akan mendorong
perekonomian negara.
2.
Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh Indonesia,
seharusnya dapat dimanfaatkan dan dapat diolah dengan mandiri dan secar baik,
sehingga tidak ada campur tangan dari pihak asing dalam mengelolah Sumber Daya
Alam Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia harus mampu menguasai teknologi,
karena kemajuan dari teknologi akan mendorong kemajuan dari Industri dan
akhirnya akan mendorong pula kepada perekonomian Indonesia.
3.
Ketersediaan modal Indonesia. Ketersediaan modal di
Indonesia, seharusnya dapat dimanfaatkan demgan baik, sehingga dapat mendorong
dan memudahkan dalam pembuatan teknologi dan Industrialisasi
4. Indonesia
juga harus belajar dari Amerika Serikat mengenai kemajuan teknologi yang
telah mengubah produksi. Industri
baru peralatan mesin, yang terbukti pengeboran, pemotongan dan penggilingan,
manufaktur dipercepat. Sehingga pengusaha dapat belajar bagaimana memanfaatkan dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan ekonomi di seluruh wilayah geografis yang
luas.
5. Perkembangan teknologi dan industri
di Amerika di dorong oleh tersedianya sumber daya alam yang melimpah guna
menunjang perkembangan teknologi dan industrialisasi. Oleh sebab itu Indonesia
harus mampu menguasai Teknologi dan Sumber Daya Alam yang dimiliki sehingga
akan menunjang adanya Industrialisasi
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Amerika Serikat pada abad ke 19 merupakan negara yang
mempunyai industri besar sehingga perkembangan teknologi dan industri di
Amerika semakin maju. Perkembangan ini terlihat dengan adanya jaringan sistem
kereta api yang menhubungkan pemukinman di seluruh negara bagian. Perusahaan
tambang, besi baja memberikan aliran ke saluran perniagaan di Amerika.
Perkembangan di sektor pertanian menjadi salah satu mata pencaharian rakyat dan
hasilnya sangat maju pesat, sehingga harus di arahkan ke bidang industri untuk
perkembangan ekonomi di masa depan.
Perkembangan teknologi dan industri di Amerika di dorong
oleh tersedianya sumber daya alam yang melimpah guna menunjang perkembangan
teknologi dan industrialisasi. Hal ini menarik simpati bagi investor baik asing
maupun dalam negeri untuk membangun industri atau pabrik. Penemuan mesin uap
oleh James Watt tahun 1763, Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1689,
perserikatan pengusaha kereta api barat dapat berkembang. Jalur kereta api yang
memadai membuat pendistribusian hasil industri semakin mudah dan menarik minat
para investor untuk membangun industri yang menguntungkan. Munculnya
pemilik-pemilik modal yang baru membuat industrialisasi dapat berkembang dengan
pesat. Dalam perkembangnannya teknologi dan industrialisasi berdampak pada
masyarakat, yakni dengan adanya industrialisasi menjadikan para petani
kehilangan pekerjaan di karenakan alat-alat mesin dan bermunculan teknologi
baru seiring dengan perkembangan IPTEK. Industrialisasi membuat mobilitas
masyarakat menjadi tinggi, taraf hidup meningkat. Semua perabotan dan peralatan
diganti dengan penggunaan teknologi yang di jalankan oleh mesin. Dengan
dibukanya jalur tranportasi akan memudahkan mereka untuk memperoleh barang yang
diinginkan, selain itu ekonomi dikuasai oleh para pemilik modal saja sehingga
terciptanya monopoli ekonomi.
Nilai-nilai yang dapat dipelajarai Indonesia dari kemajuan
Teknologi dan Industrialisasi Amerika adalah dapat mengoptimalkan dan
memanfaatkan Sumber Daya Alam Indonesia dengan baik dan memanfaatkan pula
Sumber Daya Manusia yang dimliki Indonesia. Sumber Daya Alam yang dapat
dimanfaatkan dengan baik maka akan mendorong perkembangan Industrialisasi di
Indonesia. Indonesia juga harus mampu menciptakan teknologi yang dapat
mendukung terhadap kemajuan Industrialisasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Canu, Jean.1953.
Sejarah Amerika. Jakarta: Pustaka Rakyat N.V
Escher,
Franclin. 1954. Dari Koloni menjadi Salah Satu Negara Terbesar. (terj).
Jakarta: Endang
Garis-garis
Besar Sejarah Amerika. 2004. Jakarta: Kedutaan Amerika
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127375-RB04S241p-Pekerja%20perempuan-Literatur.pdf