PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KARYA WISATA UNTUK MEMVISUALISASIKAN
PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu Dr. Suranto,
M.Pd
Oleh
EVIE
EKA YULIATI (120210302105)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN KARYA WISATA UNTUK MEMVISUALISASIKAN PEMBELAJARAN SEJARAH” dapat berjalan dengan lancar tanpa
ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Strategi
Belajar Mengajar.
Penulisan makalah ini berdasarkan
literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas
sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang
disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain
pada umumnya.
Penyusun juga menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun
menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah tersebut.
Jember, November
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB 2
PEMBAHASAN ........................................................................... 4
2.1 Definisi Metode Karya wisata .............................................................. 4
2.2
Alasan menggunakan metode karya wisatadalam
Pembelajaran Sejarah 5
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran sejarah dengan Metode
Karya wisata. 6
2.4 Kelebihan Metode Karya Wisata...........................................................
11
2.5 Kelemahan Metode Karya wisata.......................................................... 12
BAB III
PENUTUP .................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13
3.2 Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................. 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Proses pembelajaran
merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh siswa atau peserta didik.
Dunia pendidikan yang tidak terlepas
dari kata “pengajaran” adalah dunia guru, rumah rehabilitasi anak didik. Dengan
sengaja guru berupaya mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mengeluarkan anak
didik dari terali kebodohan. Sekolah sebagai tempat pengabdian adalah bingkai
perjuangan guru dalam keluhuran akal budi untuk mewariskan nilai-nilai dan mentransportasikan
multinorma keselamatan duniawi dan ukhrawi kepada anak didik agar menjadi
manusia yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, dan mandiri, berguna bagi
pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang.
Guru memegang peranan penting dalam
hal pendidikan, demikian halnya dalam kemajuan IPTEK dan perkembangan global.
Eksistensi guru tetap penting, karena peran guru tidak seluruhnya dapat
digantikan dengan teknologi. Meskipun demikian, kriteria guru juga sangat
penting dalam pengajaran, karena dalam kenyataannya tidak semua guru penting,
bahkan banyak guru yang menyesatkan perkembangan dan masa depan anak
bangsa. Pentingnya guru bergantung kepada guru itu sendiri. Sedikitnya
terdapat tiga kata yang dapat menjadikan seorang guru penting, tidak saja dalam
pembelajaran di kelas, tetapi dalam kehidupan di masyarakat. Tiga kata tersebut
sekaligus menjadi sifat dan karakteristik guru, yaitu kreatif, professional dan
menyenangkan.
Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, tentunya seorang guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui
RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan beberapa metode
yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga dengan demikian, di dalam proses
belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efesien, mengenakan pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau
biasanya disebut metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur. Dalam pengertian lain metode adalah
teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Terkait dengan metode pengajaran
dalam hal ini penulis lebih mengkhusus pada pembelajaran sejarah, beberapa pakar
pendidikan sejarah maupun sejarawan memberikan pendapat tentang fenomena
pembelajaran sejarah yang terjadi di Indonesia diantaranya masalah model
pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah materi dan buku ajar atau buku
teks, profesionalisme guru sejarah dan lain sebagainya.
Menurut Hamid Hasan dalam Alfian
(2007) bahwa kenyataan yang ada sekarang, pembelajaran sejarah jauh dari
harapan untuk memungkinkan anak melihat relevansinya dengan kehidupan masa kini
dan masa depan. Mulai dari jenjang SD hingga SMA, pembelajaran sejarah
cenderung hanya memanfaatkan fakta sejarah sebagai materi utama. Tidak aneh
bila pendidikan sejarah terasa kering, tidak menarik, dan tidak memberi
kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna dari sebuah peristiwa
sejarah. Jadi, salah satu masalah dalam pembelajaran sejarah yakni mengenai
metode pengajaran. Sebenarnya banyak metode yang bisa digunakan oleh guru untuk
meningkatkan semangat siswa diantaranya metode ceramah, demontrasi, diskusi,
sosiodrama, eksperimen, karya wisata, dan lain-lain.
Metode karya wisata adalah salah satu metode yang juga
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah yang merupakan metode pengajaran
yang lakukan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat
memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan
pelajaran. Pada kesempatan ini, penulis akan memaparkan metode karya wisata
dalam pembelajaran sejarah secara mengkhusus.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah definisi metode karya
wisata ?
b) Apa alasannya metode Karya Wisata
cocok digunakan dalam pembelajaran Sejarah sehingga dapa memvisualisasikan
sejarah?
c) Bagaimana langkah-langkah metode
karya wisata (field trip) dalam
pembelajaran Sejarah?
d) Apa saja kelebihan metode Karya
Wisata?
e) Apa saja kelemahan metode karya
wisata ?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui definisi metode karya wisata.
b) Untuk mengetahui alasannya metode
Karya Wisata cocok digunakan dalam pembelajaran Sejarah sehingga dapa
memvisualisasikan sejarah.
c) Untik mengetahui langkah-langkah
metode karya wisata (field trip) dalam
pembelajaran Sejarah.
d) Untuk menegtahui apa saja kelebihan
metode Karya Wisata.
e) Untuk mengetahui apa saja kelemahan
metode karya wisata .
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Karya Wisata
Karyawisata
dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar
kelas dalam rangka belajar. Karyawisata dapat dikatakan sebagai kegiatan
perjalanan atau kunjungan lapangan adalah suatu perjalanan oleh sekelompok
orang ke tempat yang jauh dari lingkungan normal. Tujuan perjalanan biasanya
pengamatan untuk pendidikan, non-eksperimental penelitian atau
untuk memberikan pengalaman siswa di luar kegiatan sehari-hari mereka.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengamati subjek dalam keadaan alami dan
mungkin mengumpulkan sampel.
Dalam budaya Barat orang pertama
menemukan metode ini selama bertahun-tahun sekolah ketika kelas sekolah diambil
pada perjalanan untuk mengunjungi geologis atau geografis fitur lanskap,
misalnya. Sebagian besar penelitian awal ke dalam ilmu-ilmu alam adalah
formulir ini. Charles Darwin merupakan contoh penting dari seseorang yang telah
berkontribusi untuk ilmu pengetahuan melalui penggunaan metode karya wisata (field
trip). Untuk mengurangi resiko dan pengeluaran tersebut, sebagian besar
sistem sekolah sekarang memiliki prosedur kunjungan resmi yang menganggap
seluruh perjalanan dari estimasi, persetujuan dan penjadwalan melalui
perencanaan perjalanan yang sebenarnya dan pasca-kegiatan perjalanan.
Karya wisata bukan sekedar rekreasi,
tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.
Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu
bengkel mobil, toko serba ada, museum, temapat-tempat bersejarah dan
sebagainya.
Metode karya wisata akan dapat di pergunakan,
- Apabila
pelajaran yang dimaksudkan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan
alat peraga langsung.
- Apabila
akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan dan tanah
air, dan menghargai ciptaan Tuhan.
- Apabila
akan mendorong anak mengenal lingkungan dengan baik.
Saran-saran pelaksanaannya antara lain:
- Hendaknya
tujuan pelajaran dirumuskan dengan jela, sehingga kelihatan wajar tidaknya
metode ini di pergunakan.
- Hendaknya
diselidiki terlebih dahulu objek yang akan dituju dengan memperhatikan
hal-hal yang sekiranya akan menjadi kesulitan.
- Hendaknya
dijelaskan terlebih dahulu tujuan metode karya wisaya dan disiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.
Teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan
sebagai berikut:
- Dengan
melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dari obyek yang dilihatnya.
- Dapat
turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang,
- Dapat
bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan
yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum,
- Bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar
nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama
ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
2.2 Alasan metode Karya Wisata cocok
diterapkan dalam Pembelajaran Sejarah sehinngga mampu memvisualisasikan sejarah
Pengetian
sejarah adalah studi
yang mempelajari perilaku manusia secara keseluruhan. Begitu luas lingkupnya,
bahkan seluas dunia dan sepanjang keberadaan manusia di atas bumi ini. Ruang
lingkup diawali dari masa lampau, dan membuat masa kini sebagai tempat berlabuh
dan bersinggah untuk ke masa depan. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
lampau.
Kenyataan yang ada sekarang, pembelajaran sejarah jauh dari harapan untuk
memungkinkan anak melihat relevansinya dengan kehidupan masa kini dan masa
depan. Pembelajaran sejarah cenderung hanya memanfaatkan fakta sejarah sebagai
materi utama. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa kering, tidak menarik,
dan tidak memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna
dari sebuah peristiwa sejarah. Jadi, salah satu masalah dalam pembelajaran
sejarah yakni mengenai metode pengajaran.
Metode karya wisata adalah salah satu metode yang cocok
untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah yang merupakan metode pengajaran
yang lakukan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat
memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan
pelajaran. Dengan melihat langsung hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya
dengan sejarah maka hal tersebut dapat memvisualisasikan pembelajaran sejarah.
2.2 Langkah-langkah metode karya wisata (Field Trip)
Agar penggunaan teknik karya wisata
dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut:
- Masa
persiapan guru perlu menetapkan:
a. Perumusan tujuan instruksional yang
jelas.
b. Pertimbangkan pemilihan teknik itu.
c. Keperluan menghubungi pemimpin obyek
yang akan dikunjungi, untuk merundingkan segala sesuatunya.
d. Penyusunan perencanaan yang masak,
membagi tugas-tugas dan menyiapkan sarana.
e. Pembagian siswa dalam kelompok, mengirim
utusan.
2.
Masa
pelaksanaan karya wisata:
a.
Pemimpin
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya.
b.
Memenuhi
tata tertib yang telah ditentukan bersama.
c.
Mengawasi
petugas-petugas pada setiap seksi dan juga tugas-tugas kelompok sesuai dengan
tanggung jawabnya.
d.
Memberi
petunjuk bila dipandang perlu.
3.
Masa
kembali dari karya wisata:
a. Mengadakan diskusi mengenai segala
hal hasil dari karya wisata itu.
b. Menyusun laporan, paper atau
kesimpulan yang diperoleh.
c. Tindak lanjut dari hasil kegiatan karya
wisata seperti; membuat grafik, gambar, model-model, diagram, alat-alat lain
dan sebagainya.
Langkah-langkah metode Karya wisata
diterapkan dalam Pembelajaran Sejarah
Dalam pengimplementasian metode
karya wisata dalam pembelajaran sejarah ini yaitu:
Contoh
SMA/MA.
: SMA Negeri 1 Jembrana
Mata
Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu
Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah
dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator:
·
Mendeskripsikan
cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya
·
Menyebutkan
ciri-ciri tradisi lisan
·
Mengidentifikasi
tradisi masyarakat masa prasejarah
Alokasi
Waktu
: 2 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mampu untuk:
- Dengan
karyawisata siswa dapat mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah
mewariskan masa lalunya
- Dengan
karyawisata siswa dapat menyebutkan ciri-ciri tradisi lisan
- Dengan
karyawisata siswa dapat mengidentifikasi tradisi masyarakat masa
prasejarah pada sistem kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan,
budaya dan seni, dan pengetahuan
Materi Pembelajaran
- Cara
masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya
- Tradisi
lisan
- Tradisi
masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata pencaharian,
kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan
Metode Ceramah, Karyawisata, Diskusi dan Penugasan
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
- Kegiatan
Pendahuluan
- Guru
menyiapkan peserta didik yang akan pergi karya wisata
- Guru
menghitung jumlah siswa sebelum masuk bis dan menghitung kembali di dalam
bis.
- Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan metode karya wisata ini dan
menyampaikan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan ketika observasi
berlangsung.
- Guru
menjelaskan kembali bahwa obyek karyawisata mereka adalah Museum Gilimanuk
2.
Kegiatan
Inti
- Guru
menjelaskan sedikit materi mengenai cara masyarakat masa prasejarah
mewariskan masa lalunya dengan secara langsung ditunjukkan bukti-bukti
yang sudah ada di museum.
- Guru
menerangkan dengan singkat mengenai unsur-unsur tradisi dan sistem
kebudayaan manusia dan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
- Siswa
melakukan observasi dan mencatat segala sesuatu yang ditemukan di dalam
museum.
- Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, baik kepada petugas
museum maupun kepada guru itu sendiri.
- Kelompok
melakukan unjuk kerja dalam diskusi intern di dalam museum secara kelompok
mengenai kebenaran teori yang diperoleh dari beberapa buku materi (tradisi
masyarakat masa prasejarah) dengan mengaitkan hasil dari observasi
(kenyataan yang ada; benda-benda yang bersejarah di museum).
3.
Kegiatan
Penutup
- Refleksi
a. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil
diskusi yang dilaksanakan di dalam museum.
- Evaluasi
a. Kognitif yaitu guru memberikan tugas membuat resume
hasil observasi kepada masing-masing kelompok
b. Afektif yaitu melalui keseriusan melakukan observasi dan
diskusi intern.
- Sumber
Belajar
- Penilaian
- Kurikulum
2013
- Buku
sumber Sejarah SMA
- Peta
konsep
- Buku-buku
penunjang yang relevan
- Internet
- Unjuk
kerja dalam bentuk diskusi mengenai tradisi masyarakat masa prasejarah
- Portofolio
dalam bentuk uraian analisis mengenai tradisi bercerita di daerahnya.
Langkah-Langkah Kombinasi Metode Ceramah, Karya
Wisata, dan Penugasan Dalam Pembelajaran Sejarah
Dalam prakteknya, metode mengajar
tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa
metode mengajar. Ada beberapa kombinasi yang ada dan sudah sering para pendidik
praktekkan, misalnya kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan tugas,
kombinasi metode ceramah, diskusi, dan tugas, kombinasi metode ceramah,
demonstrasi, dan eksperimen, kombinasi metode ceramah, sosiodrama, dan diskusi,
kombinasi metode ceramah, problem solving dan tugas, kombinasi metode ceramah,
demontrasi, dan latihan, ada juga kombinasi metode ceramah, karya wisata, dan
penugasan, dan masih banyak lagi kombinasi-kombinasi dari beberapa metode
lainnya. Hal ini tidak lain bertujuan agar siswa tidak cepat bosan dalam
menerima pelajaran. Dalam kesempatan ini, penulis khusus memaparkan tentang
kombinasi metode ceramah, karya wisata, dan penugasan dalam pembelajaran
sejarah. Berikut ini langkah-langkah kombinasi metode ceramah, karya wisata,
dan penugasan.
No
|
Langkah
|
Jenis Kegiatan Belajar Mengajar
|
1.
|
Persiapan
|
|
2.
|
Pelaksanaan
|
|
Evaluasi/tindak lanjut
|
|
2.4 Keunggulan Metode Karya Wisata
Metode karya wisata dapat
disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Karya
wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan
nyata dalam pengajaran.
- Siswa
dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati
langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh di
sekolah; sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus
atau keterampilan mereka.
- Siswa
dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara
kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas
pengalaman mereka.
- Dalam
kesempatan ini, siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi
yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapinya, sehingga
mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan
teorinya ke dalam praktek.
- Dengan
obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan
dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
2.5 Kelemahan Dari Metode Karya Wisata
Dalam penggunaan metode ini masih
juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau di atasi agar pelaksanaan
teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna. Kelemahan dari metode ini,
antara lain:
- Fasilitas
yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh
siswa atau sekolah.
- Sangat
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
- Memerlukan
koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
- Dalam
karya wisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
- Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan, sehingga perlu dijelaskan adanya
aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
- Bila
tempatnya jauh perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan phisik siswa
untuk menempuh jarak tersebut.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Metodekarya wisata, ialah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti
meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, museum,
temapat-tempat bersejarah dan sebagainya
Keunggulan metode karya wisata
antara lain: karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran, siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta
mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin
diperoleh di sekolah; sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau keterampilan mereka, siswa dapat melihat berbagai kegiatan para
petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung
yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.Dalam kesempatan ini,
siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk
memecahkan segala persoalan yang dihadapinya, sehingga mungkin mereka menemukan
bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.
Kelemahan dari metode ini, antara
lain: fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit
untuk disediakan oleh siswa atau sekolah, sangat memerlukan persiapan dan
perencanaan yang matang, memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi
lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada
tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan, sulit mengatur siswa
yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang
menjadi permasalahan, sehingga perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku
khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya, dan bila tempatnya jauh perlu
memikirkan segi keamanan, kemampuan phisik siswa untuk menempuh jarak tersebut.
Dalam prakteknya, metode mengajar
tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa
metode mengajar. Ada beberapa kombinasi yang ada dan sudah sering para pendidik
praktekkan, misalnya kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan tugas,
kombinasi metode ceramah, diskusi, dan tugas, kombinasi metode ceramah,
demonstrasi, dan eksperimen, kombinasi metode ceramah, sosiodrama, dan diskusi,
kombinasi metode ceramah, problem solving dan tugas, kombinasi metode ceramah,
demontrasi, dan latihan, ada juga kombinasi metode ceramah, karya wisata, dan
penugasan, dan masih banyak lagi kombinasi-kombinasi dari beberapa metode
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Roestiyah.2001.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rineka Cipta
- Suciptoardi.
2009. Pembelajaran Sejarah: Permasalahan dan Solusinya. http://suciptoardi.wordpress.com/2009/07/28/pembelajaran-sejarah-permasalahan-dan-solusinya/ diunduh pada tanggal 10
November 2014
- Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar