Kamis, 18 Desember 2014

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMVISUALISASIKAN PEMBELAJARAN SEJARAH

 





PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMVISUALISASIKAN PEMBELAJARAN SEJARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd





Oleh
EVIE EKA YULIATI (120210302105)
Kelas B

                                                                                                                   



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014




KATA PENGANTAR


Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMVISUALISASIKAN PEMBELAJARAN SEJARAH” dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Strategi Belajar Mengajar.
Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.
Penyusun juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah tersebut.


Jember, Nopember 2014



Penulis




DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................  i
Kata Pengantar ............................................................................................  ii
Daftar Isi .....................................................................................................  iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................  1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................  2
1.3 Tujuan ...................................................................................................  2
BAB 2 PEMBAHASAN ...........................................................................  3
2.1 Definisi Metode Inkuiri......................................................................... 3
2.2 Alasan menggunakan metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sejarah....... 7
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Inkuiri....................... 9
2.4 Kelebihan Metode Inkuiri...................................................................... 13
2.5 Kelemahan Metode Inkuiri ...................................................................  14
BAB III PENUTUP ..................................................................................  16
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................  16
3.2 Saran .....................................................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................  18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.  Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik.
Guru memegang peranan penting dalam hal pendidikan, demikian halnya dalam kemajuan IPTEK dan perkembangan global. Eksistensi guru tetap penting, karena peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan dengan teknologi. Meskipun demikian, kriteria guru juga sangat penting dalam pengajaran, karena dalam kenyataannya tidak semua guru penting, bahkan banyak guru yang menyesatkan perkembangan dan masa depan anak bangsa.  Pentingnya guru bergantung kepada guru itu sendiri. Sedikitnya terdapat tiga kata yang dapat menjadikan seorang guru penting, tidak saja dalam pembelajaran di kelas, tetapi dalam kehidupan di masyarakat. Tiga kata tersebut sekaligus menjadi sifat dan karakteristik guru, yaitu kreatif, professional dan menyenangkan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, tentunya seorang guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan beberapa metode yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Secara umum, perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sehingga dengan demikian, di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengenakan pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Dalam pengertian lain metode adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Terkait dengan metode pengajaran dalam hal ini penulis lebih mengkhusus pada pembelajaran sejarah, beberapa pakar pendidikan sejarah maupun sejarawan memberikan pendapat tentang fenomena pembelajaran sejarah yang terjadi di Indonesia diantaranya masalah model pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah materi dan buku ajar atau buku teks, profesionalisme guru sejarah dan lain sebagainya

1.2 Rumusan Masalah
a)      Bagaimanakah Defiisi Metode Pembelajaran Inkuiri?
b)      Apa yang menjadi alasan metode Inkuiri cocok digunakan dalam Pembelajaran Sejarah?
c)      Bagaimanakah Langkah-langkah Pembelajaran menguunakan metode Inkuiri?
d)     Apa Kelebihan dari Metode Inkuiri?
e)      Apa Kekurangan dari Metode Inkuiri?

1.3 Tujuan
a)      Untuk mengetahui Defiisi Metode Pembelajaran Inkuiri.
b)      Untuk mengetahui alasan metode Inkuiri cocok digunakan dalam Pembelajaran Sejarah.
c)      Untuk mengetahui Langkah-langkah Pembelajaran menguunakan metode Inkuiri.
d)     Untuk mengetahui Kelebihan dari Metode Inkuiri.
e)      Untuk mengetahui Kekurangan dari Metode Inkuiri.




BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Menurut Holil (2008), pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaanterhadap fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu amat penting karena keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran siswa. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapatmerumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Musyayana, 2008).
Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang terfokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasaingin tahu. Jika kita ingin menanamkan inkuiri dalam diri siswa, maka cara menuangkan informasi sebanyak-banyaknya ke dalam otak siswa tidaklah sesuaidengan maksud pendidikan, anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikirkritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap satumasalah. Dengan demikian, anak perlu dibina berpikir dan bertindak secarakreatif.Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akanmendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap
David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Menurut Sumantri M. Dan Johar Permana (2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemua suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.
Menurut Moedjiono, dkk (1992) mengatakan bahwa metode penemuan adalah bentuk intraksi belajar mengajar yang yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi. Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004). Jadi Metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara siswa mencari dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru.
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
1.      Question.
Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
2.      Student Engangement.
Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
3.      Cooperative Interaction.
Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
4.      Performance Evaluation.
Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5.      Variety of Resources.
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Metode inkuiri atau metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempadan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode penemuan melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuan memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Inkuiri memberikan peluang, ruang, dan dorongan untuk mempelajari berbagai keterampilan-keterampilan menentukan kapan saatnya memberikan suatu sentuhan, menentukan petunjuk-petunjuk apa yang tepat diberikan pada tiap siswa tertentu, menentukan apa yang tidak perlu dikatakan pada siswa, menentukan cara membaca perilaku siswa pada saat mereka bekerja menghadapi tantangan dan cara merancang suatu situasi pembelajaran bermakna dengan memperhitungkan perilaku tersebut, menentukan kapan pengamatan, hipotesis, atau eksperimen adalah bermakna, menentukan cara bagaimana memberikan toleransi terhadap keragu-raguan, menentukan bagaimana menggunakan kesalahan-kesalahan secara konstruktif, dan menentukan bagaimana membimbing siswa sehingga memberikan mereka keleluasaan kontrol atas eksplorasi mereka tanpa guru kehilangan kontrol atas kelas.
Adapun tujuan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan keterlibatan peserta didikdalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
b.      Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya
c.       Melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan asebagai sumber belajar yang tidakada habisnya
d.      Memberi pengalaman belajar seumur hidup
e.       Meningkatkan ketrlibatan peserta didikdalam menemukan dan memrosesbahan pelajarannya.
f.       Mengurangi ketergantungna peserta didik padaguru untuk mendaopatkan pengalaman belajarnya
g.      Melatih peserta didik menggali dan memanfaaatkan liongkunean sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
h.      Memberi pengalaman belajar seumur hidup


2.2 Alasan menggunakan metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sejarah
Metode inkuiri menunjukkan keterlibatan siswa secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang dalam penyampaian bahan pelajarannya tidak dalam bentuknya yang final, tidak langsung. Artinya, dalam penyampaian metode inkuiri peserta didik sendirilah yang diberi peluang untuk mencari (menyelidiki/meneliti) dan memecahkan sendiri jawaban (permasalahan) dengan mempergunakan teknik pemecahan masalah. Sementara pengajar bertindak sebagai pengarah, mediator, dan fasilitator, yang wajib memberikan informasi yang relevan, sesuai dengan permasalahan atau materi pelajaran. Hal tersebut dapat berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil dalam kelas melalui diskusi dan bermain peran. Dalam kegiatan ini peserta didik dituntut aktif terlibat dalam situasi belajar. Peserta didik menyadari masalah, mengajukan pertanyaan, selanjutnya menghimpun informasi sebelum mengambil keputusan. Proses inkuiri dapat dimulai dengan mengajukan permasalahan permasalahan yang kemudian harus dijawab dengan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan, baik berupa narasumber, buku-buku, majalah, jurnal, dan lain sebagainya. Dengan metode ini berarti peserta didik terdorong untuk melakukan penyelidikan, yang berarti ada minat intrinsik untuk belajar mendapat pemahaman atau pengetahuan.
Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa tentang masa lalu yang mana kejadian atau peristiwa tersebut bersifat abadi, unik, dan penting bagi kehidupan manusia. Sejarah adalah ilmu tentang manusia mengkaji kehidupan mereka dalam konteks social yang sesuai, dan menyajikan gagasan- gagasannya dalam konteks manuia, kita memahami jalannya peristiwa tersebut Kochhar (2008 : 2). Metode inkuiri diterapkan untuk mengerti dan memahami peristiwa-peristiwa sejarah. Oleh karena peristiwa sejarah hanya dapat dimengerti dan difahami secara mendalam jika dikaji melalui proses bertanya, yakni mengapa, siapa, dimana, apa, bagaimana, kemudian dirumuskan dalam hipotesis dan selanjutnya dicari jawabannya melalui teknik penyelidikan.
Melalui kepekaan terhadap masalah yang ada dalam peristiwa sejarah, memperjelas dan mencoba merumuskan dalam bentuk sebagai hipotesis, peserta didik akan bertanya dan menyelidiki fakta-fakta serta mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperoleh dari nara sumber atau yang terdapat dalam dokumen, buku-buku, majalah, kamus, gambar, dan kemudian menyimpulkannya. Dengan demikian peserta didik akan memperoleh pemahaman kembali peristiwa sejarah secara mendalam. Oleh karena itu, metode Intkuiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran Sejarah agar peserta didik terlibat secara aktif, baik dalam proses mencari, menyelidiki, maupun dalam memperoleh pengetahuan, sehingga mampu mengembangkan sikap kritis dan sintesis.
Sedangkan asumsi-asumsi yang mendasari metode inquiri adalah sebagai berikut :
a.       Keterampilan berpikir kritis dan berpikir dedukatif sangat diperlukan pada waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok
b.      Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok di mana mereka berkomunikasi, berbagai tanggung jawab dan bersama-sama mencari pengetahuan.
c.       Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inquri menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif (Hamalik, 2003 : 64).
Syarat-syarat Penerapan Metode Inquiri Adapun syarat-syarat penerapan metode inquiri adalah :
a.       Merumuskan topik inquiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa
b.      Membentuk kelompok yang seimbangn, baik akademik maupun sosial
c.       Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok-kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya.
d.      Sekali-kal perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas.
e.       Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai (Hamalik, 2004 : 65).

2.3  Langkah-langkah Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sejarah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan metode inkuiri menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain sebagai berikut:
1.      Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
2.      Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membantu siswa adalam mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat
3.      Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendoporong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yangberkaitan dengan pemecahan masalah
4.      Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantui mereka untuk berbagi tugas dengantemannya.
5.      Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu sisa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan
Langkah yang digunakan dalam metode inkuiri dimulai dengan mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan beberapa informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan bahan yang ada sisawa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum. Seberapa jauh guru dalam membimbing siswa tergantung pada kemampuan siswaa dan matero yang dipelajari. Metode inkuiri memberi kesempatan siswa menyelidiki dan mewnarik kesimpulan.
Sudrajat, (2008:1) menyatakan, “proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. (1) merumuskan masalah, (2) mengembangkan hipotesis, (3) menguji jawaban tentative, (4) menarik kesimpulan, (5) menerapkan kesimpulan dan generalisasi”.
Tahapan-tahapan dalam Proses menerapkan metode inkuiri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Merumuskan masalah
Kemampuan yang dituntut adalah: (a) kesadaran terhadap masalah, (b) melihat pentingnya masalah, dan (c) merumuskan masalah.
2.      Mengembangkan hipotesis
Kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah: (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh, (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis, dan merumuskan hipotesis.
3.      Menguji jawaban tentative
Kemampuan yang dituntut adalah: (a) menyusun peristiwa, terdiri dari: mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data,  (b) menyusun data, terdiri dari: mentranslasikan data, menginterpretasikan data, dan mengklasifikasikan data, (c) analisis data, terdiri dari: melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan data, konsekuensi, dan keteraturan.
4.      Menarik kesimpulan
Kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan, dan (b) merumuskan kesimpulan
5.      Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Penerapan metode inkuiri menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Byron Massialas dan Benyamin Cox yakni sebagai berikut. 1. Tahap pertama (orientasi) berisi kegiatan menetapkan masalah sebagai pokok bahasan yang akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. 2. Tahap kedua (hipotesis), merumuskan hipotesis sebagai acuan inkuiri. 3. Tahap ketiga (definisi), menguraikan dan memperjelas hipotesis. 4. Tahap keempat (eksploratif), berupa menguji hipotesis menurut logika, yaitu yang disesuaikan dengan implikasi dan asumsi. 5. Tahap kelima (pembuktian), mengumpulkan data dan fakta-fakta untuk membuktikan hipotesis. 6. Tahap keenam (generalisasi), yakni membuat kesimpulan sebagai pemecahan atau jawaban terhadap permasalahan yang dapat diterima kebenarannya.
Sedangkan menurut pendapat Sudjana (2004 : 155) dalam menerapkan metode inquiri ada beberapa tahapan yaitu :
a.       Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa
b.      Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
c.       Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis
d.      Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
e.       Mengaflikasikan kesimpulan/generalissi dalam situasi baru
Penerapan metode inquiri dalam proses belajar mengajar menuntut keaktifan siswa dalam belajar individu, maupun kelompok. Mereka harus memahami dan menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan himpunan bagian.
Langkah-langkah metode Inkuiri dalam pembelajaran Sejarah
Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
4.4 Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Topik                           : Perang Melawan Tirani
Tujuan                         : Menganalisis perlawanan rakyat masa pendudukan Jepang
Alokasi Waktu            : 1X pertemuan (2 JP)
Materi pelajaran ini ada pada buku siswa Sejarah Indonesia kelas XI, Bab IV
Model dan Langkah-langkah
Model              : Inkuiri
Pendekatan     : Saintifik, dengan langkah-langkah: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
SINTAK PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Stimulasi (Orientasi siswa pada masalah)
Pemberian rangsangan atau motivasi, menyinggung problem yang akan dipecahkan yang bersifat controversial, contohnya:
Pada abad ke 16, di Nusantara telah banyak berkembang kerajaan-kerajaan besar. Mengapa bangsa barat dapat menguasai kerajaan-kerajaan tersebut.
Merumuskan masalah
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan permasalahan sehingga siswa menentukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab melalui kegiatan pembelajaran:
a.       Apa latar belakang kedatangan  Bangsa Barat di dunia Timur.
b.      Mengapa pelayaran Samudra diprakarsai pelayar-pelayar Eropa
c.       Mengapa wilayah Nusanatara menjadi tujuan penting pelayaran Samudra
Mengembangkan hipotesis
Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui bermacam-macam sumber pembelajaran (buku, majalah, internet, dan lain-lain), sehingga pengumpulan data bersifat variatif.
Menguji jawaban tentative

Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah data hasil dari pengolahan data.
Menarik kesimpulan

Pada tahap ini peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pengolahan dengan data-data yang terkait materi yang disajikan.
Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil dari dikusi.

2.4 Kelebihan dari  Metode Inkuiri
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000:143) kebaikan metode inkuiri adalah:
a.       Siswa ikut berpartisispasi secar aaktif didalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan poad proses pengolahan infpormasi pada peserta didik
b.      Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumuis, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut.
c.       Metode ini memungkinkan sikap ilmia h dan menimbulakan semangat ingintahu para siswa.
d.      Dengan menemukan sendiri siswa merasa sanbgat puas dengasn demikian kepuasa mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.
e.       Guru tetap memiliki kontak pribadi
f.       Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupakan.
g.      Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuan sendiri.
h.      Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan intelektual secara mandiri.
Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
  1. Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
  2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 
  3. Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelebihan Metode Inquiri
a.       Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir
b.      Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan/memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat dikembangkan seluas-luasnya
c.       Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.

2.5 Kelemahan dari Metode Inkuiri
a.       Kurang berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam satu kelas
b.      Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab
c.       Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek keterampilan, nilai dan sikap
d.      Kebebasan yangyang diberikan kepada siswa tidakselamanya dapat dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadisiswa kebingungan
e.       Memerlukan sarana dan fasilitas
Kelemahan dari Metode inkuiri
  1. Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam beljar. 
  3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 
  4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Kelemahan Metode Inkuiri menurut Fat Hurrahman (2008) adalah:
a.       Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang cukup lama.
b.      Metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
c.       Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.





BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Menurut Holil (2008), pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaanterhadap fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu amat penting karena keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran siswa. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapatmerumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Musyayana, 2008).
Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa tentang masa lalu yang mana kejadian atau peristiwa tersebut bersifat abadi, unik, dan penting bagi kehidupan manusia. Sejarah adalah ilmu tentang manusia mengkaji kehidupan mereka dalam konteks social yang sesuai, dan menyajikan gagasan- gagasannya dalam konteks manuia, kita memahami jalannya peristiwa tersebut Kochhar (2008 : 2). Metode inkuiri diterapkan untuk mengerti dan memahami peristiwa-peristiwa sejarah. Oleh karena peristiwa sejarah hanya dapat dimengerti dan difahami secara mendalam jika dikaji melalui proses bertanya, yakni mengapa, siapa, dimana, apa, bagaimana, kemudian dirumuskan dalam hipotesis dan selanjutnya dicari jawabannya melalui teknik penyelidikan.
Penerapan metode inkuiri menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Byron Massialas dan Benyamin Cox yakni sebagai berikut. 1. Tahap pertama (orientasi) berisi kegiatan menetapkan masalah sebagai pokok bahasan yang akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. 2. Tahap kedua (hipotesis), merumuskan hipotesis sebagai acuan inkuiri. 3. Tahap ketiga (definisi), menguraikan dan memperjelas hipotesis. 4. Tahap keempat (eksploratif), berupa menguji hipotesis menurut logika, yaitu yang disesuaikan dengan implikasi dan asumsi. 5. Tahap kelima (pembuktian), mengumpulkan data dan fakta-fakta untuk membuktikan hipotesis. 6. Tahap keenam (generalisasi), yakni membuat kesimpulan sebagai pemecahan atau jawaban terhadap permasalahan yang dapat diterima kebenarann




DAFTAR PUSTAKA









Tidak ada komentar:

Posting Komentar