PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMVISUALISASIKAN
PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen
Pengampuh Dr. Suranto,
M.Pd
Oleh
EVIE
EKA YULIATI (120210302105)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMVISUALISASIKAN PEMBELAJARAN SEJARAH” dapat berjalan dengan lancar tanpa
ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Strategi
Belajar Mengajar.
Penulisan makalah ini berdasarkan
literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas
sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang
disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain
pada umumnya.
Penyusun juga menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun
menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah tersebut.
Jember, Nopember
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB 2
PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1 Definisi Metode Inkuiri.........................................................................
3
2.2
Alasan menggunakan metode Inkuiri dalam Pembelajaran
Sejarah....... 7
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Inkuiri....................... 9
2.4 Kelebihan Metode Inkuiri......................................................................
13
2.5 Kelemahan Metode Inkuiri ................................................................... 14
BAB III
PENUTUP .................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 16
3.2 Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................. 18
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran
agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam
hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik.
Guru memegang peranan penting dalam hal
pendidikan, demikian halnya dalam kemajuan IPTEK dan perkembangan global.
Eksistensi guru tetap penting, karena peran guru tidak seluruhnya dapat
digantikan dengan teknologi. Meskipun demikian, kriteria guru juga sangat
penting dalam pengajaran, karena dalam kenyataannya tidak semua guru penting,
bahkan banyak guru yang menyesatkan perkembangan dan masa depan anak
bangsa. Pentingnya guru bergantung kepada guru itu sendiri. Sedikitnya
terdapat tiga kata yang dapat menjadikan seorang guru penting, tidak saja dalam
pembelajaran di kelas, tetapi dalam kehidupan di masyarakat. Tiga kata tersebut
sekaligus menjadi sifat dan karakteristik guru, yaitu kreatif, professional dan
menyenangkan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,
tentunya seorang guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui RPP
(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan beberapa metode yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Secara umum, perencanaan adalah menyusun
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Sehingga dengan demikian, di dalam proses
belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efesien, mengenakan pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau
biasanya disebut metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan
oleh guru atau instruktur. Dalam pengertian lain metode adalah teknik penyajian
yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan
digunakan oleh siswa dengan baik.
Terkait dengan metode pengajaran dalam hal
ini penulis lebih mengkhusus pada pembelajaran sejarah, beberapa pakar
pendidikan sejarah maupun sejarawan memberikan pendapat tentang fenomena
pembelajaran sejarah yang terjadi di Indonesia diantaranya masalah model
pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah materi dan buku ajar atau buku
teks, profesionalisme guru sejarah dan lain sebagainya
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah
Defiisi Metode Pembelajaran Inkuiri?
b) Apa yang
menjadi alasan metode Inkuiri cocok digunakan dalam Pembelajaran Sejarah?
c) Bagaimanakah
Langkah-langkah Pembelajaran menguunakan metode Inkuiri?
d) Apa
Kelebihan dari Metode Inkuiri?
e) Apa
Kekurangan dari Metode Inkuiri?
1.3 Tujuan
a) Untuk
mengetahui Defiisi Metode Pembelajaran Inkuiri.
b) Untuk
mengetahui alasan metode Inkuiri cocok digunakan dalam Pembelajaran Sejarah.
c) Untuk
mengetahui Langkah-langkah Pembelajaran menguunakan metode Inkuiri.
d) Untuk
mengetahui Kelebihan dari Metode Inkuiri.
e) Untuk
mengetahui Kekurangan dari Metode Inkuiri.
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki
dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Menurut
Holil (2008), pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang
untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan
atau pertanyaanterhadap fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri memerlukan
lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat
kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu amat penting karena
keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran siswa. Pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa)
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapatmerumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Musyayana, 2008).
Dengan kata lain, inquiry berkaitan
dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang terfokus
pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasaingin tahu. Jika
kita ingin menanamkan inkuiri dalam diri siswa, maka cara menuangkan informasi sebanyak-banyaknya ke
dalam otak siswa tidaklah sesuaidengan maksud pendidikan, anak perlu dilatih
untuk selalu bertanya, berpikirkritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan
jawaban terhadap satumasalah. Dengan demikian, anak perlu dibina berpikir dan
bertindak secarakreatif.Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa
siswa akanmendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih
tertarik terhadap
David L. Haury dalam artikelnya,
Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh
Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia
untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin
tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan
aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa
ingin tahu (Haury, 1993).
Menurut Sumantri M. Dan Johar Permana
(2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode
Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi
yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode Inkuiri
melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemua suatu konsep
berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.
Menurut Moedjiono, dkk (1992)
mengatakan bahwa metode penemuan adalah bentuk intraksi belajar mengajar yang
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi. Dalam
makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inquiry membantu perkembangan antara
lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep,
berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry
tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains
saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Metode inquiry merupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri
siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan
metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah
memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun
dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas
guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka
memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi
intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi
(Sagala, 2004). Jadi Metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan
cara siswa mencari dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru.
Walaupun dalam praktiknya aplikasi
metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi
sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry
memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative
Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
1.
Question.
Pembelajaran biasanya dimulai dengan
sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau
kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya,
yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh
siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang
harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan
Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi,
sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan
misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
2.
Student
Engangement.
Dalam metode inquiry, keterlibatan
aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai
fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom
isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut
terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
3.
Cooperative
Interaction.
Siswa diminta untuk berkomunikasi,
bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang
diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua
jawaban benar.
4.
Performance
Evaluation.
Dalam menjawab permasalahan,
biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan
pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini
dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui
produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5.
Variety
of Resources.
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam
sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara
dengan ahli, dan lain sebagainya.
Metode inkuiri atau metode penemuan
adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempadan kepada peserta didik
untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode penemuan
melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuan
memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Inkuiri
memberikan peluang, ruang, dan dorongan untuk mempelajari berbagai
keterampilan-keterampilan menentukan kapan saatnya memberikan suatu sentuhan,
menentukan petunjuk-petunjuk apa yang tepat diberikan pada tiap siswa tertentu,
menentukan apa yang tidak perlu dikatakan pada siswa, menentukan cara membaca
perilaku siswa pada saat mereka bekerja menghadapi tantangan dan cara merancang
suatu situasi pembelajaran bermakna dengan memperhitungkan perilaku tersebut,
menentukan kapan pengamatan, hipotesis, atau eksperimen adalah bermakna,
menentukan cara bagaimana memberikan toleransi terhadap keragu-raguan,
menentukan bagaimana menggunakan kesalahan-kesalahan secara konstruktif, dan
menentukan bagaimana membimbing siswa sehingga memberikan mereka keleluasaan kontrol
atas eksplorasi mereka tanpa guru kehilangan kontrol atas kelas.
Adapun tujuan dari metode inkuiri
adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
keterlibatan peserta didikdalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
b.
Mengurangi
ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya
c.
Melatih
peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan asebagai sumber
belajar yang tidakada habisnya
d.
Memberi
pengalaman belajar seumur hidup
e.
Meningkatkan
ketrlibatan peserta didikdalam menemukan dan memrosesbahan pelajarannya.
f.
Mengurangi
ketergantungna peserta didik padaguru untuk mendaopatkan pengalaman belajarnya
g.
Melatih
peserta didik menggali dan memanfaaatkan liongkunean sebagai sumber belajar
yang tidak ada habisnya.
h.
Memberi
pengalaman belajar seumur hidup
2.2 Alasan menggunakan metode
Inkuiri dalam Pembelajaran Sejarah
Metode
inkuiri menunjukkan keterlibatan siswa secara penuh dalam kegiatan belajar
mengajar. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang dalam penyampaian
bahan pelajarannya tidak dalam bentuknya yang final, tidak langsung. Artinya,
dalam penyampaian metode inkuiri peserta didik sendirilah yang diberi peluang
untuk mencari (menyelidiki/meneliti) dan memecahkan sendiri jawaban
(permasalahan) dengan mempergunakan teknik pemecahan masalah. Sementara
pengajar bertindak sebagai pengarah, mediator, dan fasilitator, yang wajib
memberikan informasi yang relevan, sesuai dengan permasalahan atau materi
pelajaran. Hal tersebut dapat berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil dalam
kelas melalui diskusi dan bermain peran. Dalam kegiatan ini peserta didik
dituntut aktif terlibat dalam situasi belajar. Peserta didik menyadari masalah,
mengajukan pertanyaan, selanjutnya menghimpun informasi sebelum mengambil keputusan.
Proses inkuiri dapat dimulai dengan mengajukan permasalahan permasalahan yang
kemudian harus dijawab dengan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang
relevan dengan permasalahan, baik berupa narasumber, buku-buku, majalah,
jurnal, dan lain sebagainya. Dengan metode ini berarti peserta didik terdorong
untuk melakukan penyelidikan, yang berarti ada minat intrinsik untuk belajar
mendapat pemahaman atau pengetahuan.
Sejarah merupakan kejadian atau
peristiwa tentang masa lalu yang mana kejadian atau peristiwa tersebut bersifat
abadi, unik, dan penting bagi kehidupan manusia. Sejarah adalah ilmu tentang
manusia mengkaji kehidupan mereka dalam konteks social yang sesuai, dan
menyajikan gagasan- gagasannya dalam konteks manuia, kita memahami jalannya
peristiwa tersebut Kochhar (2008 : 2). Metode inkuiri diterapkan untuk mengerti dan memahami
peristiwa-peristiwa sejarah. Oleh karena peristiwa sejarah hanya dapat
dimengerti dan difahami secara mendalam jika dikaji melalui proses bertanya,
yakni mengapa, siapa, dimana, apa, bagaimana, kemudian dirumuskan dalam
hipotesis dan selanjutnya dicari jawabannya melalui teknik penyelidikan.
Melalui
kepekaan terhadap masalah yang ada dalam peristiwa sejarah, memperjelas dan
mencoba merumuskan dalam bentuk sebagai hipotesis, peserta didik akan bertanya
dan menyelidiki fakta-fakta serta mengumpulkan keterangan-keterangan yang
diperoleh dari nara sumber atau yang terdapat dalam dokumen, buku-buku,
majalah, kamus, gambar, dan kemudian menyimpulkannya. Dengan demikian peserta
didik akan memperoleh pemahaman kembali peristiwa sejarah secara mendalam. Oleh
karena itu, metode Intkuiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran Sejarah
agar peserta didik terlibat secara aktif, baik dalam proses mencari,
menyelidiki, maupun dalam memperoleh pengetahuan, sehingga mampu mengembangkan
sikap kritis dan sintesis.
Sedangkan asumsi-asumsi yang
mendasari metode inquiri adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan
berpikir kritis dan berpikir dedukatif sangat diperlukan pada waktu
mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan
oleh kelompok
b. Keuntungan
para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok di mana mereka berkomunikasi,
berbagai tanggung jawab dan bersama-sama mencari pengetahuan.
c. Kegiatan-kegiatan
belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inquri menambah motivasi dan
memajukan partisipasi aktif (Hamalik, 2003 : 64).
Syarat-syarat Penerapan Metode Inquiri Adapun
syarat-syarat penerapan metode inquiri adalah :
a.
Merumuskan topik inquiri dengan jelas dan bermanfaat
bagi siswa
b.
Membentuk kelompok yang seimbangn, baik akademik maupun
sosial
c.
Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada
kelompok-kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya.
d.
Sekali-kal perlu intervensi oleh guru agar terjadi
interaksi antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas.
e.
Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap
kemajuan kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai (Hamalik, 2004 :
65).
2.3 Langkah-langkah Metode Inkuiri dalam
Pembelajaran Sejarah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan metode inkuiri menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain
sebagai berikut:
1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah.
2. Mengorganisasikan siswa dalam
belajar
Guru membantu siswa adalam
mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas tugas yang berkaitan dengan masalah
serta menyediakan alat
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru mendoporong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yangberkaitan
dengan pemecahan masalah
4. Menyajikan atau mempresentasikan
hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang
membantui mereka untuk berbagi tugas dengantemannya.
5. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu sisa untuk merefleksi
pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan
Langkah yang digunakan dalam metode
inkuiri dimulai dengan mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan
beberapa informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan
bahan yang ada sisawa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan
prinsip umum. Seberapa jauh guru dalam membimbing siswa tergantung pada
kemampuan siswaa dan matero yang dipelajari. Metode inkuiri memberi kesempatan
siswa menyelidiki dan mewnarik kesimpulan.
Sudrajat, (2008:1) menyatakan,
“proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. (1)
merumuskan masalah, (2) mengembangkan hipotesis, (3) menguji jawaban tentative,
(4) menarik kesimpulan, (5) menerapkan kesimpulan dan generalisasi”.
Tahapan-tahapan dalam Proses
menerapkan metode inkuiri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Merumuskan
masalah
Kemampuan yang dituntut adalah: (a) kesadaran terhadap masalah,
(b) melihat pentingnya masalah, dan (c) merumuskan masalah.
2. Mengembangkan
hipotesis
Kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini
adalah: (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh, (b) melihat
dan merumuskan hubungan yang ada secara logis, dan merumuskan hipotesis.
3. Menguji
jawaban tentative
Kemampuan yang dituntut adalah: (a) menyusun peristiwa,
terdiri dari: mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data,
dan mengevaluasi data, (b) menyusun data, terdiri dari: mentranslasikan
data, menginterpretasikan data, dan mengklasifikasikan data, (c) analisis data,
terdiri dari: melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan
mengidentifikasikan data, konsekuensi, dan keteraturan.
4. Menarik
kesimpulan
Kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna
hubungan, dan (b) merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan
kesimpulan dan generalisasi
Guru dalam mengembangkan sikap
inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang
kritis dan fasilitator. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikan
pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Penerapan
metode inkuiri menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Byron Massialas
dan Benyamin Cox yakni sebagai berikut. 1. Tahap pertama (orientasi) berisi
kegiatan menetapkan masalah sebagai pokok bahasan yang akan dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan. 2. Tahap kedua (hipotesis), merumuskan hipotesis sebagai
acuan inkuiri. 3. Tahap ketiga (definisi), menguraikan dan memperjelas
hipotesis. 4. Tahap keempat (eksploratif), berupa menguji hipotesis menurut
logika, yaitu yang disesuaikan dengan implikasi dan asumsi. 5. Tahap kelima
(pembuktian), mengumpulkan data dan fakta-fakta untuk membuktikan hipotesis. 6.
Tahap keenam (generalisasi), yakni membuat kesimpulan sebagai pemecahan atau
jawaban terhadap permasalahan yang dapat diterima kebenarannya.
Sedangkan menurut pendapat Sudjana
(2004 : 155) dalam menerapkan metode inquiri ada beberapa tahapan yaitu :
a. Perumusan
masalah untuk dipecahkan siswa
b. Menetapkan
jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
c. Siswa
mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau
hipotesis
d. Menarik
kesimpulan jawaban atau generalisasi
e. Mengaflikasikan
kesimpulan/generalissi dalam situasi baru
Penerapan metode inquiri dalam proses
belajar mengajar menuntut keaktifan siswa dalam belajar individu, maupun
kelompok. Mereka harus memahami dan menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan
himpunan bagian.
Langkah-langkah metode Inkuiri dalam
pembelajaran Sejarah
Kompetensi Dasar
:
3.4 Menganalisis
persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di
Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya
sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
4.4 Mengolah
informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan
nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah
Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
Topik : Perang Melawan
Tirani
Tujuan : Menganalisis
perlawanan rakyat masa pendudukan Jepang
Alokasi Waktu : 1X pertemuan (2 JP)
Materi pelajaran
ini ada pada buku siswa Sejarah Indonesia kelas XI, Bab IV
Model dan Langkah-langkah
Model : Inkuiri
Pendekatan : Saintifik, dengan langkah-langkah:
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
SINTAK PEMBELAJARAN
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
Stimulasi
(Orientasi siswa pada masalah)
|
Pemberian
rangsangan atau motivasi, menyinggung problem yang akan dipecahkan yang
bersifat controversial, contohnya:
Pada
abad ke 16, di Nusantara telah banyak berkembang kerajaan-kerajaan besar.
Mengapa bangsa barat dapat menguasai kerajaan-kerajaan tersebut.
|
Merumuskan
masalah
|
Guru
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin masalah yang berkaitan dengan permasalahan sehingga siswa menentukan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab melalui kegiatan pembelajaran:
a. Apa latar belakang kedatangan Bangsa Barat di dunia Timur.
b. Mengapa pelayaran Samudra
diprakarsai pelayar-pelayar Eropa
c. Mengapa wilayah Nusanatara menjadi
tujuan penting pelayaran Samudra
|
Mengembangkan
hipotesis
|
Pada
tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui bermacam-macam sumber
pembelajaran (buku, majalah, internet, dan lain-lain), sehingga pengumpulan
data bersifat variatif.
|
Menguji
jawaban tentative
|
Pada
tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah data
hasil dari pengolahan data.
|
Menarik
kesimpulan
|
Pada
tahap ini peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pengolahan dengan
data-data yang terkait materi yang disajikan.
|
Menerapkan
kesimpulan dan generalisasi
|
Pada
tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil dari dikusi.
|
2.4 Kelebihan dari Metode Inkuiri
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar
Permana (2000:143) kebaikan metode inkuiri adalah:
a.
Siswa
ikut berpartisispasi secar aaktif didalam kegiatan belajarnya, sebab metode
inkuiri menekankan poad proses pengolahan infpormasi pada peserta didik
b.
Siswa
benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumuis, sebab siswa mengalami
sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut.
c.
Metode
ini memungkinkan sikap ilmia h dan menimbulakan semangat ingintahu para siswa.
d.
Dengan
menemukan sendiri siswa merasa sanbgat puas dengasn demikian kepuasa mental
sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.
e.
Guru
tetap memiliki kontak pribadi
f.
Penemuan
yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit
dilupakan.
g.
Memberikan
kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuan sendiri.
h.
Memungkinkan
bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan intelektual secara
mandiri.
Metode pembelajaran
inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak
dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
- Strategi pembelajaran inquiry
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
- Dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Strategi pembelajaran inquiry
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
- Keuntungan lain adalah
strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar
baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelebihan
Metode Inquiri
a. Siswa
aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan
menggunakan kemampuan untuk hasil akhir
b. Perkembangan
cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan
menyimpulkan/memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat dikembangkan
seluas-luasnya
c. Dapat
melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan
pendidikan demokrasi.
2.5 Kelemahan dari
Metode Inkuiri
a.
Kurang
berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam satu kelas
b.
Sulit
menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode
ceramah dan tanya jawab
c.
Pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognitif dan
mengabaikan aspek keterampilan, nilai dan sikap
d.
Kebebasan
yangyang diberikan kepada siswa tidakselamanya dapat dimanfaatkan secara
optimal dan sering terjadisiswa kebingungan
e.
Memerlukan
sarana dan fasilitas
Kelemahan
dari Metode inkuiri
- Jika strategi pembelajaran
inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam
beljar.
- Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan
belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka
strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap
guru.
Kelemahan Metode Inkuiri menurut Fat
Hurrahman (2008) adalah:
a. Persiapan dan
pelaksanaannya memakan waktu yang cukup lama.
b. Metode ini
tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan.
c. Sukar
dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kata inkuiri berarti menyelidiki
dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Menurut
Holil (2008), pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang
untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara
meneliti permasalahan atau pertanyaanterhadap fakta-fakta. Pembelajaran
inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk berkarya,
berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu amat
penting karena keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran
siswa. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapatmerumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
(Musyayana, 2008).
Sejarah
merupakan kejadian atau peristiwa tentang masa lalu yang mana kejadian atau
peristiwa tersebut bersifat abadi, unik, dan penting bagi kehidupan manusia.
Sejarah adalah ilmu tentang manusia mengkaji kehidupan mereka dalam konteks
social yang sesuai, dan menyajikan gagasan- gagasannya dalam konteks manuia,
kita memahami jalannya peristiwa tersebut Kochhar (2008 : 2). Metode inkuiri diterapkan untuk
mengerti dan memahami peristiwa-peristiwa sejarah. Oleh karena peristiwa
sejarah hanya dapat dimengerti dan difahami secara mendalam jika dikaji melalui
proses bertanya, yakni mengapa, siapa, dimana, apa, bagaimana, kemudian
dirumuskan dalam hipotesis dan selanjutnya dicari jawabannya melalui teknik
penyelidikan.
Penerapan
metode inkuiri menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Byron Massialas
dan Benyamin Cox yakni sebagai berikut. 1. Tahap pertama (orientasi) berisi
kegiatan menetapkan masalah sebagai pokok bahasan yang akan dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan. 2. Tahap kedua (hipotesis), merumuskan hipotesis sebagai
acuan inkuiri. 3. Tahap ketiga (definisi), menguraikan dan memperjelas
hipotesis. 4. Tahap keempat (eksploratif), berupa menguji hipotesis menurut
logika, yaitu yang disesuaikan dengan implikasi dan asumsi. 5. Tahap kelima
(pembuktian), mengumpulkan data dan fakta-fakta untuk membuktikan hipotesis. 6.
Tahap keenam (generalisasi), yakni membuat kesimpulan sebagai pemecahan atau
jawaban terhadap permasalahan yang dapat diterima kebenarann
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar