Kamis, 18 Desember 2014

SEJARAH INTELEKTUAL " IMPERIALISME"








IMPERIALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd






Oleh
EVIE EKA YULIATI (120210302105)
Kelas B

                                                                                                                   




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



KATA PENGANTAR


Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “IMPERIALISME” dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Sejarah Intelektual.
Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.
Penyusun juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah tersebut.


Jember, Oktober 2014



Penulis








DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................  i
Kata Pengantar ............................................................................................  ii
Daftar Isi .....................................................................................................  iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................  1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................  2
1.3 Tujuan ...................................................................................................  2
BAB 2 PEMBAHASAN ...........................................................................  3
2.1 Konsep Dasar Imperialisme................................................................... 3
2.2 Perkembangan Imperialisme.................................................................. 5
2.3 Perkembangan Imperialisme di Indonesia............................................. 10
2.4 Setuju atau Pro terhadap Imperialisme.................................................. 15
BAB III PENUTUP ..................................................................................  17
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................  17
3.2 Saran .....................................................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................  18




BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Imperialisme berasal dari kata imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja, imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospen). Imperialisme modern yang terjadi pascarevolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan, sebagai berikut.
1.      Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industri.
2.      Mendapatkan daerah pemasaran bahan industri.
3.      Mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang.
Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa ke Negara-negara Bagian Timur
Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Kondisi tersebut menyebabkan tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dengan Eropa menjadi mundur, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah.
Berikut faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16.
1.      Jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa, dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah.
2.      Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan.
3.      Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat.
4.      Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin).
5.      Semangat Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya.
Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan samudra, yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah
1)      Bagaimanakah Konsep Dasar dari Imperialisme?
2)      Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Imperialisme?
3)      Bagaimanakah Perkembangan Imperialisme di Indonesia?
4)      Setuju atau tidakkah terhadap adanya Imperialisme dalam suatu negara?

1.3 Tujuan
1)      Untuk megetahui Konsep Dasar dari Imperialisme
2)      Untuk memahami Sejarah Perkembangan Imperialisme
3)      Untuk mengetahui dan memahami Perkembangan Imperialisme di Indonesia
4)      Untuk mengetahui Setuju atau tidakkah terhadap adanya Imperialisme dalam suatu negara




BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata Latin imperare yang artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium dan raja yang memerintah disebut imperator. Pada periode penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme, dan selanjutnya berkembang pengertian lain sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Imperialisme menurut isitilah (terminologis) ialah politik menguasai negara lain untuk kepentingan negara penjajah.
Imperialisme berasal dari kata imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja, imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospen). Imperialisme modern yang terjadi pascarevolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan, sebagai berikut.
a.       Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industri.
b.      Mendapatkan daerah pemasaran bahan industri.
c.       Mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang.
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.
Sebab-sebab Imperialisme
a.       Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
b.      Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
c.       Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
d.      Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
a.       Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
b.      Ingin ikut dalam perdagangan dunia
c.       Ingin menguasai perdagangan
d.      Keinginan untuk menjamin suburnya industri

2.2 Perkembangan Imperialisme
Imperialisme ialah sebuah (kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu. Perkataan Imperialisme pertama kali Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang kuat. Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Kondisi tersebut menyebabkan tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dengan Eropa menjadi mundur, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah.
Berikut faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16.
a.       Jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa, dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah.
b.      Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan.
c.       Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat.
d.      Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin).
e.       Semangat Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya.
Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan samudra, yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis, dan sebagainya.
Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sepihak yang lebih besar. Adanya Revolusi Industri, banyak ditemukan penemuan-penemuan baru yang sangat berguna bagi kemajuan peradaban ekonomi dunia yang berawal dari bangsa Eropa. Dengan kemajuan tersebut, maka bangsa Eropa mulai berpikir untuk memproduksi barang sebanyak mungkin yang akhirnya ia harus mencari bahan mentah dan pasar untuk menjual hasil produksinya.
Maka dari itu pemerintah Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari daerah jajahan seluas mungkin, termasuk juga daerah Indonesia yang menjadi salah satu daerah jajahan bangsa Eropa. Latar Belakang Kedatangan Orang Orang Eropa ke Dunia Timur Peristiwa-peristiwa penting terjadi di Eropa yang berakibat tumbuh dan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme. Bangsa Eropa (Barat) menjelma menjadi pelaku dan bangsa yang berada disebelah Timur menjadi objek sasarannya. Adapun peristiwa-peristiwa penting tersebut adalah : Reformasi Gereja (abad ke 16-17), Merkantilisme, Revolusi Perancis(1789) dan Revolusi Industri(1780).
1.      Reformasi Gereja.
Secara umum Reformasi berasal dari bahasa latin. Re (kembali) dan formare (membentuk) yang dimaksud adalah membentuk struktur ulang  pola kehidupan masyarakat. Secara khusus, reformasi  merupakan sejarah bangsa Barat untuk melakukan pembaharuan dan semangat baru dalam kehidupan keimanan umat katolik. Gerakan reformasi gereja muncul setelah para pemimpin gereja melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran kitab injil. Salah seorang tokoh yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang merangkap guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin Luther pada abad ke 16. Didukung oleh John Calvin, Veter Valdes dari Perancis, Jan Huss dari Bomemia dan John Wycliffe dari Inggris. Akibat reformasi gereja dalam agama Nasrani muncul kelompok aliran baru yang disebut prostestan. Selanjutnya muncul gerakkan kontra reformasi yang kemudian berlanjut terjadi perang antar agama antara negara penganut protestan dan katolik.
2.      Merkantilisme.
Pengertian Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara imperialis yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan kekuasaan. Berawal dari penjelajahan samudra, hubungan luar negeri antara negara Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda) menjadi luas melalui jalur perdagangan di Samudra Atlantik. Keuntungan diperoleh negara-negara tersebut. Dalam perdagangan  mereka sudah menggunakan uang. Pada saat berlakunya politik merkantilisme abad ke-16 – 18 uang sama nilainya dengan emas. Gerakan merkantilisme mendorong lahirnya imperialisme kuno, yaitu ambisi untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan menguasai perdagangan secara monopoli. Dalam perkembangan selanjutnya banyak negara Eropa membentuk persekutuan dagang, contohnya VOC oleh Belanda, EIC oleh Inggris dan Kompeni Dagang Hindia Barat oleh Perancis.
3.      Revolusi Perancis.
Revolusi Perancis adalah suatu perubahan yang terjadi dalam system kekuasaan pemerintahan negara dan masyarakat Perancis dari system pemerintahan yang bersifat monarkhi absolut menjadi system demokrasi. Meletusnya Revolusi Perancis disebabkan oleh beberapa factor, yang tergolong kedalam sebab umum dan sebab khusus.
Sebab Umumnnya yaitu Adanya kepincangan dalam kehidupan masyarakat Perancis. Sebelum terjadi Revolusi, masyarakat Perancis terdiri dari tiga golongan, yaitu : Golongan I, terdiri dari pimpinan gereja katolik, Golongan II, terdiri dari kaum bangsawan,dan Golongan III, terdiri dari rakyat jelata, dengan perbedaan hak dan kewajiban dari golongan I dan II. Sebab yang kedua adalah Pengaruh Rasionalisme. Rasionalisme adalah paham yang menerima kebenaran hanya berdasarkan  oleh akal. Puncak kekuasaan raja yang absolut terjadi pada saat pemerintahan raja Louis XIV (1643 – 1715) yang terlihat dari ucapannya L’etat c’est moi, artinya negara adalah saya. Dengan ucapannya, raja menempatkan dirinya  sebagai pusat segala-galanya. Keadaan seperti ini  menyebabkan munculnya gerakan yang menentang kedudukan raja, diantaranya adalah John Locke, Montesquieu, Jean Jacquest Rousseou. Sebab umum yang terakhir adalah Pengaruh Kemerdekaan Amerika Serikat, Pasukan Perancis dibawah pimpinan Jenderal Lafayette yang baru kembali dari membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika, setelah sampai di Perancis berhadapan kembali dengan hal-hal yang bertentangan dengan Declaration of  Independence
Sebab Khususnya yaitu Kebencian rakyat terhadap penghamburan uang negara yang dilakukan Marie Antoinette, permaisuri Raja Louis XVI beserta putra putri istana lainnya. Revolusi Perancis berlangsung secara bertahap yang diawali dengan penyerbuan benteng Penjara Bastille, lambang kekuasaan dan kesewenang-wenangan raja pada 14 Juli 1789. Sejak itu pemerintahan berada dibawah kekuasaan golongan ketiga. Selanjutnya revolusi berlangsung selama 15 tahun, terbagi kedalam tahap :
a.       Masa Dewan Konstituante (1789 – 1791)
b.      Masa Legislatif (1791 – 1792)
c.       Masa Konvensi Nasional (1792 – 1795)
d.      Masa Directoire (1795 – 1799)
e.       Masa Konsulat (1799 – 1804)
Berdasarkan waktu munculnya imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu: imperialisme kuno, dan imperialisme modern. Imperialisme kuno adalah upaya suatu negara mencari tanah jajahan karena terdorong 3G (gold, gospel, glory). Gold adalah mencari kekayaan berupa logam mulia, emas dan perak, termasuk rempah-rempah, gospel, yaitu menyebarkan agama Nasrani, dan glory, yakni untuk kejayaan negeri induknya. Imperialisme kuno melakukan praktek penjajahan yang amat buruk, mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan ke negara penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan. Pelopor imperialisme kuno adalah Portugis dan Spanyol.
Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
Adapun perbedaan antara Imperialisme Kuno dan Imperialisme Modern adalah:
a. Terjadinya
1.      Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industri
2.      Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri
b. Segi Kepentingan
1.      Imperialisme Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel).
2.      Imperialisme Modern, adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri.
c. Contoh negara yang menganut
1.      Imperialisme Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi
2.      Imperialisme Modern : Inggris, Perancis, belanda, Jerman, dan Italia.

2.3 Perkembangan Imperialisme di Indonesia
Kedatangan bangsa asing di Indonesia semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia.
1.      Menguasai wilayah strategis guna misi perdagangan dan basis militer.
2.      Mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
3.      Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya dengan menerapkan monopoli perdagangan.
4.      Mencampuri urusan politik suatu wilayah.
Adapun tahap-tahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia sebagai berikut.
1.      Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu Sultan Mahmud Syah (1488 -1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis, perdagangan pun dimonopoli dan dikuasai oleh Portugis. Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan dari Pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate melawan Tidore. Praktik monopoli perdagangan cengkih yang dilakukan Portugis merugikan Ternate. Lama-kelamaan penguasa Ternate pun menolak bangsa Portugis.
Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis di bawah pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun. Bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah Maluku tahun 1575. Setelah diusir dari Kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatra dan Jawa. Di Jawa, armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan, Blambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatra, bangsa Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.
2.      Kekuasaan VOC (Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602, pedagang-pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Dalam bahasa Indonesia, perkumpulan dikenal dengan nama Kompeni Belanda. Badan perdagangan Belanda ini pada dasarnya bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan untuk dapat memperkuat kedudukannya dalam menghadapi lawan-lawannya, seperti Portugis dan Spanyol. Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarnevedt. VOC diberi hak istimewa, sehingga menjadi badan yang berdaulat. Hak istimewa itu sebagai berikut.
a.       Hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dan Afrika.
b.      Hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng-benteng, dan menjajah.
c.       Hak untuk mengangkat pegawal-pegawainya.
d.      Hak untuk memberi pengadilan.
e.       Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Sebaliknya, VOC mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap pemerintah Belanda, yaitu:
a.       bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan), serta
b.      pada waktu perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut.
c.       Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
d.      Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC sebagai berikut.
a.       Banyak pegawai VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
b.      Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya.
c.       Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar.
d.      Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris, semakin tajam.
3.      Pemerintah Daendels di Indonesia (1808-1811)
Kemenangan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte berimplikasi pada penguasaan negara-negara jajahan Belanda menjadi dikuasai oleh Prancis. Pada tahun 1808, Daendels diangkat menjadi gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tujuan utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan lnggris. Selain itu Daendels juga diberi tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Daendels melakukan beberapa upaya berikut.
Membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km, tujuannya untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk mengangkut hasil pertanian.
a.       Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang.
b.      Melaksanakan sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan jalan.
c.       Membangun angkatan perang, misalnya armada laut di Ujung Kulori, Banten.
d.      Mencampuri urusan intern kerajaan-kerajaan Indonesia dan memengaruhi raja-raja di Indonesia.
e.       Menjalankan sistem pemerintah diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan.
f.       Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak.
g.      Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
Maskapai dagang Inggris, East Indian Company (EIC), mewakili pemerintah Inggris di Indonesia. Mereka mengangkat Sir Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur jenderal di Indonesia. Berikut beberapa langkah yang dilakukan Stamford Raffles di Indonesia.
a.       Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.
b.      Mengurangi kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah:
c.       Menghilangkan bentuk kerja paksa atau rodi.
d.      Menghapus pelayaran Hongi model VOC.
e.       Melarang perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme.
f.       Menghapus segala macam bentuk penyerahan (upeti).
g.      Memungut sewa tanah, sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
h.      Melaksanakan sistem penjurian dalam peradilan.
Masa pemerintahan Raffles di Indonesia tidak berlangsung lama, hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik di Eropa. Meskipun tidak berlangsung lama, namun kepemimpinan Raffles membawa perubahan di Indonesia.
Setelah Prancis kalah perang, Napoleon harus menandatangani Konvensi London tahun 1814. Isi konvensi tersebut adalah Prancis harus mengembalikan status negara-negara jajahannya ke kedudukan semula sebelum ada penyerangan Napoleon. Indonesia harus diserahkan kembali pada Belanda. Penyerahan itu dilakukan tahun 1816. Akan tetapi, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan Bengkulu tidak ikut diserahkan. Van den Bosch mengusulkan pemberlakuan sistem cultuurstelsel atau tanam paksa di Pulau Jawa. Usulan itu mendapat persetujuan dari parlemen Belanda. Mulailah pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia tahun 1830. Ketentuan- ketentuan sistem tanam paksa sebagai berikut.
1.      Ketentuan Sistem Tanam Paksa
a.       Seperlima bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor. Tanaman yang harus dibudidayakan, antara lain teh, tebu, tembakau, merica, kayu manis, nila, kapas, dan tanaman lain yang laku dijual di pasaran Eropa.
b.      Tanah tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
c.       Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Belanda.
d.      Apabila taksiran harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya itu menjadi hak rakyat.
e.       Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah.
f.       Waktu yang digunakan untuk menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi.
2.      Ketentuan Sistem Tanam Paksa yang Dilanggar
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, ketentuan di atas banyak dilanggar untuk memperbesar keuntungan pemerintah Belanda. Ketentuan yang dilanggar sebagai berikut.
a.       Tanah yang dijadikan lahan tanaman ekspor tidak hanya seperlima bagian, tetapi seluruhnya.
b.      Lahan yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
c.       Kegagalan, panen ditanggung oleh rakyat sendiri bukan pemerintah.
d.      Jika taksiran hasil panen melebihi pajak, maka kelebihan itu tidak diberikan kepada rakyat.
e.       Waktu yang digunakan untuk tanam paksa melebihi waktu untuk menanam padi. Hal ini disebabkan umur tanaman untuk tanam paksa lebih panjang.
Pengaruh Pemberlakuan Tanam Paksa Kebijakan tanam paksa berpengaruh terhadap pemerintah Belanda maupun rakyat Indonesia. Harga pokok hasil pertanian tanam paksa sangat rendah, padahal harga jualnya sangat tinggi. Akibatnya, Belanda menjadi negara kaya. Tanam paksa membuat rakyat Indonesia sangat menderita dan kelaparan. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk mengurus tanaman paksa sehingga tanaman padi mereka jadi terlantar. Sisi baiknya, petani Indonesia mulai mengenai jenis tanaman baru yang diunggulkan sebagai komoditas ekspor.
Kelompok pemilik modal atau kaum kapitalis mendesak pemerintah agar menghapus sistem tanam paksa. Sebagai gantinya, para pemilik modal meminta agar diizinkan masuk ke Indonesia. Desakan kaum kapitalis itu berhasil membuat pemerintah Belanda menerapkan kebijakan Politik Pintu Terbuka. Artinya, para pemilik modal swasta diizinkan masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya.
Golongan mayoritas parlemen Belanda dikuasai oleh pihak konservatif, sementara golongan minoritas atau golongan oposisi adalah kaum liberal. Kaum liberal menyuarakan agar tanam paksa dihapuskan. Usulan tersebut mendapat simpati dari sebagian besar penduduk negara Belanda dan rakyat Indonesia yang ada di sana. Kemenangan kaum liberal pada pemilu 1860, merealisasikan usulan tersebut. Tanam paksa dihapuskan tahun 1870 dimulai dengan penghapusan tanam paksa tebu.
Pemerintah Belanda kemudian menerapkan Politik Pintu Terbuka dengan mengeluarkan Undang-Undang, Agraria tentang kepemilikan tanah di daerah jajahan. Dalam pelaksanaannya, berdirilah perkebunan-¬perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat Selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan lainnya. Politik Pintu Terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai dilaksanakan tahun 1900.

2.4 Kontra Terhadap Imperialisme
Kontra terhadap Imperialisme karena adanya alasan beberapa hal yang sangat merugikan bagi negara lain baik dalam bidang politik, bidang ekonomi maupun di bidang perdagangan yaitu:
1.      Akibat politik
a.       Terciptanya tanah-tanah jajahan
b.      Politik pemerasan
c.       Berkorbarnya perang kolonial
d.      Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
e.       Timbulnya nasionalisme
2.      Akibat Ekonomis
a.       Negara imperialis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
b.      Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
c.       Perdagangan dunia meluas
d.      Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
e.       Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap
3.      Akibat sosial
a.       Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
b.      Si imperialis maju, yang dijajah mundur
c.       Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
d.      Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa




BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme ialah sebuah (kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu. Perkataan Imperialisme pertama kali Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang kuat. Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.



DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar