Sabtu, 24 Mei 2014

SEJARAH PERLUASAN DAN EKSPANSI KE BARAT OLEH AMERIKA

EKSPANSI KE BARAT DAN PERLUASAN WILAYAH AMERIKA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd Oleh EVIE EKA YULIATI (120210302105) Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekspansi ke Barat dan Perluasan Wilayah Amerika”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan materi kuliah Sejarah Amerika Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bentuk berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis disini menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Suranto, M.Pd, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini. 2. Teman-teman yang telah memberikan motivasi, dan telah memberikan masukkan-masukan dalam pembuatan makalah ini 3. Para penulis yang sumber penulisannya telah kami kutip sebagai bahan rujukan Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan juga membantu pembaca untuk lebih memahami mengenai materi dari Sejarah Amerika. Selain itu penulis juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Jember, April 2014 Penulis DAFTAR ISI Judul Makalah i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN 3 2.1 Latar Belakang Dilakukan Ekspansi 3 2.2 Gerakan (Ekspansi) ke Barat 7 2.3 Diplomasi dan Perluasan Wilayah Amerika 11 BAB III PENUTUP 22 3.1Kesimpulan 22 3.2 Saran 23 DAFTAR PUSTAKA 24 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-19 bangsa Amerika sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan individu dan equality dalam kesempatan politik dan ekonomi. Tumbuh dan berkeinbangnya nilai-nilai tersebut bersamaan dengan tumbuhnya keyakinan akan pentingnya pembebasan invividu dari batasan-batasan sosial politik. Sikap yang sama juga ditandai dengan upaya perluasan wilayah ke arah barat untuk kepentingan ekonomi. Lebih lanjut perkembangan ekonomi tersebut berpengaruh terhadap pembentukan perbedaan regional bam di bidang ekonomi. Kawasan timurlaut berkembang menjadi pusat industri, selatan berkembang menjadi pusat industri kapas dan barat menjadi pusat produsen bahan makanan. Perbedaan tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya ketegangan regional yang berkaitan dengan pola ekspansi serta penggunaan budak dalam kegiatan ekonomi. Pembentukan ekonomi nasional ditandai dengan terbentuknya polarisasi ekonomi antar daerah. Perluasan wilayah sebenarnya telah dilakukan pada jaman kolonial. Pada jaman tersebut para pionir Amerika menjelajah ke arah barat untuk membuka lahan-lahan baru hingga ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoieh kedaulatan tahun 1776, penjelajahan ke arah barat memperoieh percepatan karena didukung oleh negara-negara bagian di wilayah timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan imperialis Eropa, seperti Inggeris, Perancis dan Spanyol. Negara-negara bagian di wilayah timur yang mengklaim wilayah dari pantai Atlantik sampai Sungai Mississippi harus berhadapan dengan orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Untuk mengatasi hal tersebut pada tahun 1794 komisi khusus yang dipimpin oleh John Kay, melalui upaya diplomatik, berhasil menandatangani perjanjian dengan Inggeris. Dalam perjanjian tersebut Inggeris sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang Indian di wilayah baratdaya. Perjanjian yang sama juga ditandatangani dengan Spanyol yang memungkinkan Amerika Serikat memperluas wilayahnya ke wilayah barat laut. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan dari makalah ini adalah: 1) Apa yang melatar belakangi diadakannya suatu ekspansi ke barat yang dilakukan oleh Amerika? 2) Bagaimanakah gerakan (ekspansi) ke barat yang dilakukan oleh Amerika? 3) Bagaimana perluasan wilayah dan terjadinya suatu diplomasi yang dilakukan oleh Amerika? 1.3 Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini agar: 1) Dapat mengetahui latar belakang diadakannya suatu ekspansi ke barat yang dilakukan oleh Amerika. 2) Dapat memahami tentang gerakan (ekspansi) ke barat yang dilakukan oleh Amerika. 3) Dapat mengetahui tentang perluasan wilayah Amerika dan terjadinya suatu diplomasi oleh Amerika. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Latar Belakang Dilakukan Ekspansi Pada pertengahan abad ke-19 bangsa Amerika sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan individu dan equality dalam kesempatan politik dan ekonomi. Tumbuh dan berkeinbangnya nilai-nilai tersebut bersamaan dengan tumbuhnya keyakinan akan pentingnya pembebasan invividu dari batasan-batasan sosial politik. Sikap yang sama juga ditandai dengan upaya perluasan wilayah ke arah barat untuk kepentingan ekonomi. Lebih lanjut perkembangan ekonomi tersebut berpengaruh terhadap pembentukan perbedaan regional bam di bidang ekonomi. Kawasan timurlaut berkembang menjadi pusat industri, selatan berkembang menjadi pusat industri kapas dan barat menjadi pusat produsen bahan makanan. Perbedaan tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya ketegangan regional yang berkaitan dengan pola ekspansi serta penggunaan budak dalam kegiatan ekonomi. Pembentukan ekonomi nasional ditandai dengan terbentuknya polarisasi ekonomi antar daerah. Ekspansi ke arah barat juga dipengaruhi serta tergantung pada pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1830 jumlah penduduk Amerika Serikat tercatat 30 juta. Tahun 1850 jumlah tersebut meningkat menjadi 23 juta dan pada tahun 1861 menjadi 31 juta. Dengan demikian dalam waktu 30 tahun jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali Upat. Pertumbuhan tersebut terutama disebabkan oleh migrasi dari negara-negara Eropa. Misalnya dalam waktu sepuluh tahun 1840-an -1850-an Jerman dan Irlandia menyumbang empat juta imigran. Sebagian pendatang baru tersebut membeli tanah pertanian di AS bagian tengah dan sebagian lagi tinggal di perkotaan dan menjadi buruh di sektor industri. Didukung oleh kemajuan di bidang transportasi, ekspansi ke arah barat setnakin intensif hingga pada tahun 1850 setengah dari jumlah penduduk AS bermukim di sebelah barat pegunungan Appalacian. Mereka yang bermukim di kawasan barat memilih sektor agraria. Dengan meningkatnya permintaan bahan makanan dari Eropa seperti gandum, jagung, babi dan lain-lain menyebabkan usaha bidang agraria sangat menguntungkan dan mendorong petani untuk meningkatkan spesialisasi dan intensifikasi usahanya, Meningkatnya produksi pertanian ditunjang oleh peningkatkan sarana transportasi Sistem kanal yang menghubungkan daerah barat dan timur terus~ ditingkatkan sehingga memudahkan pengangkutan hasil pertanian dari daerah produsen ke daerah pemasaran Akhirnya New York menggantikan peran New Orleans sebagai kota pengekspor hasil pertanian. Distribusi dan pengangkutan hasil pertanian semakin meningkat setelah dibangunnya jaringan jalan raya tahun 1830-an. Sedangkan jaringan kereta api, walaupun akhirnya menyaingi jaringan jalan raya, telah memudalikan mobilitas penduduk bergerak dari satu daerah ke daerah lain. Dalam tahun 1848 telah dibangun jaringan kereta api sepanjang 6000 ‘mil yang membentang di sebelah timur pengununan Appalachian. Tahun 1850-an pembangunan jaringan jalan raya, yang sebagian besar dibiayai oleh para investor industri manufaktur dan pertanian, meningkat dengan sangat cepat sehingga pada tahun 1860-an telah terbangun jaringan jalanraya sepanjang 30.000 mil yang menghubungkan kota-kota seperti New York, Philadelphia, Baltimore dan lain-lain. Sedangkan enggunaan telegraph, yang pertama kali diciptakan oleh Samuel Morse, telah mengubah konsep jarak menjadi sangat relatif. Periode ini juga ditandai dengan pertumbuhan industri yang sangat pesat. Pada tahun 1850-an sebagian besar negara-negara bagian telah memiliki undang-undang mengenai perusahaan korporasi yang mengatur masalah perusahan, permodalan dan penjualan saham. Tumbuhnya perusahan-perusahaan industri ditunjang oleh investor luar negeri serta ditemukannya emas di California. Diciptakannya mesin uap serta mesin pengolahan karet oleh Charles Goodyear dan mesin jahit oleh Elias Howe juga telah meningkatkan industrialisasi. Ditemukannya satu alat industri telah mendorong temuan di bidang industri lainnya, serta industrialisasi sektor agraria di kawasan Barat telah mendorong perdagangan luar negeri terutama dengan negara-negara Eropa, Asia seperti China (dalan perjanjian Wanghsia, 1844} dan Jepang (Perjanjian Kanagana, 1854, oleh Commodore Matthew Perry). Petumbuhan idustri yang cepat berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial. Tidak semua golongan masyarakat memperoleh keuntungan dan mampu melakukan mobilitas sosial vertikal. Kelompok industriawan dan pedagang besar telah membentuk kelas tersendiri sebagai golongan menengah dan tingal di perkotaan, Sedangkan kelompok buruh tani dan industri serta pendatang bam yang belum bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi setempat menempati golongan bawah. Mereka tinggal di daerah kumuh perkotaan (slum) serta di pedesaan. Meningkatnya jumlah imigran mendorong menurunnya upah buruh dan meningkatkan pengangguran. Para buruh yang sulit mendapat pekerjaan bersedia menerima upah rendah dan mendorong semua anggota keluarganya bekerja untuk memperoleh upah yang subsisten (cukup), Temyata meningkatnya perindustrian hanya terjadi di kawasan timur laut. Di kawasan Selatan, kegiatan ekonomi tetap terpusat pada sektor agraria seperti tembakau, gandum, padi dan gula. Sedangkan kapas merupakan komoditi yang paling menguntungkan dan menjadi primadona dalam kegiatan ekonomi agraris Selatan. Di bidang industri, daerah ini masih menggantungkan diri pada barang buatan kawasan utara (timur laut). Peningkatan sektor agraria di kawasan ini ternyata telah memperkuat lembaga perbudakan yang digunakan sebagai tenaga kerja di sektor agraria Kawasan ini juga menjadi puat perdagangan budak. Pada tahun 1860 sekitar 75 persen warga kulit pengusana industri agraria di kawasan ini memiliki dan mempekerjakan budak negro yang jumlahnya mencapai 4 juta orang. Warga kulit putih Amerika yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak-hak individu serta equality ternyata tidak menerapkan nilai yang dianutnya pada orang-orang kulit hitam (negro). Mereka masih memperlakukan diskriminasi ras. Warga negro di Selatan tidak diakui hak-hak sipilnya. Mereka seringkali tidak memperoleh perlindungan hukum dari tindakan sewenang-wenang majikan; mereka dipersilit masuk gereja dan sekolah. Jual beli dan lelang budak di kawasan ini sering kali memecah belah keluarga budak. Satu keluarga budak dapat dipekerjakan di majikan yang berbeda-beda. Mereka yang dianggap sebagai bagian dari property atau barang milik bisa diperlakukan apapun menurut kehendak majikan. Perlakukan yang sewenang-wenang tersebut sering menimbulkan perlawanan dari para budak, seperti perlawanan yang dipimpin oleh Nat Turner tahun 1830 di Virginia dan membunuh 57 orang kulit putih sebelum akhirnya dia juga dibunuh pemerintah kulit putih. Perlawanan para budak negro terhadap pemilik dan pemerintah kulit putih di negara- negara bagian Selatan Amerika Serikat menimbulkan pro dan kontra dan menjurus ke arah terbentuknya perbedaan ideologi antara Utara dan Selatan. Kelompok yang kontra terhadap perbudakan, terutama dari daerah Utara, disebut sebagai abolisionis Mereka sering kali mengkritik kelompok konservatif Selatan yang feodalis melakukan pelanggarari terhadap hak asasi manusia dan nilai- nilai equality Sedangkan warga Selatan, baik warga sipil maupun pemerintah menganggap bahwa kritikan kaum abolisio&is merupakan tindakan subversi yang akan menghancurkan tatanan hidup warga kulit putih Selatan. Sedangkan kaum abolisionis menuduh warga selatan akan menghancurkan nilai-nilai republikan AS seperti dicita-citakan oleh para pendiri AS Penduduk Selatan merasa khawatir bahwa dihancurkannya lembaga perbudakan akan menghancurkan institusi sosial yang telah terbentuk. Perbedaan cara pandang tersebut menyebabkan perbedaan ideologis antara negara-negara bagian utara dan selatan dan menjurus ke arah perbedaan politik di antara elit politik mereka. Ekspansi warga AS bukan hanya dilakukan ke wilayah AS belahan barat melainkan juga ke kawasan yang dikuasai oleh Mexico di selatan. Pada tahun 1820-an, sejumlah orang Amerika yang dipimpin oleh Stephen Austin mulai bermukim di Texas yang dikuasai oleh Mexico. Sebagian pemukim tersebut adalah pemilik budak. Dengan demikian perbudakan juga diberlakukan di sana. Setelah jumlah pemukim semakin banyak, warga Texas yang tidak begitu suka dengan pemerintah Mexico menyatakan kemerdekaannya tahun 1832. Amerika Serikat yang berkepentingan dengan Texas melakukan aneksasi tahun 1844.Setelah melalui perdebatan dalam perlemen AS akhirnya Texas menjadi negara bagian AS tahun 1945. Setelah memperoleh Texas, orang-orang AS ternyata masih terus melakukan ekspansi. Wilayah terakhir yang digabungkan dengan AS yang diperoleh dari Mexico adalah California. Dalam perang dengan Mexico, (lihat bab VII mengenai sejarah diplomasi) Mexico mengalami kekalahan total dan terpaksa menandatangani Perjanjiari Guadalupe Hidalgo tahun 1848. Dalam perjanjian tersebut Mexico menarik klaimnya atas Texas dan menyerahkan New Mexico dan California serta mengakui Rio De Grande sebagai perbatasan kedua negara. Pada tahun 1853 AS juga memperoleh tambahan wilayah di sebelah selatan California yang berbatasan dengan Mexico. Sedangkan Oregon diperoleh dari Inggeris setelah ditandatangani perjanjian dengan negara itu tahun 1846. 2.2 Gerakan (Ekspansi) Ke Barat Garis perbatasan sangat berpengaruh dalam membentuk kehidupan di Amerika. Kondisi di seluruh pesisir Atlantik merangsang migrasi ke kawasan baru. Dari New England, di mana lahannya tidak mampu menghasilkan panenan gandum dalam jumlah besar, pria dan wanita mengalir tanpa henti meninggalkan lahan pantai dan desa mereka untuk mengambil keuntungan dari lahan kaya di tengah benua. Di pedesaan negara bagian Carolina dan Virginia, masyarakat yang terkucilkan akibat kurangnya jalan dan kanal sebagai akses ke pasar di daerah pesisir dan tidak menyukai dominasi politik para pemilik perlahan pertanianan Tidewater juga bergerak ke barat. Pada 1800, lembah Sungai Mississipi dan Ohio telah menjadi kawasan perintis yang luas.”Hi-o, ke sanalah kami pergi, mengapung di sungai di O-hi-o.” menjadi lagu bagi ribuan imigran. Aliran populasi ke barat pada awal abad ke-19 menyebabkan pembagian kawasan lama dan pembentukan perbatasan baru. Sebagai Negara bagian yang baru diakui, peta politik menyeimbangkan daerah timur Sungai Mississipi. Dari 1816 hingga 1821, terbentuk 6 negara bagian baru–Indiana, Illinois dan Maine (yang tadinya negara bebas budak), serta Mississipi, Alabama, dan Missouri (negara bagian yang mengizinkan perbudakan). Daerah perbatasan pertama dulu terkait erat dengan Eropa, daerah kedua terkait dengan pemukiman pesisir, tetapi Lembah Mississipi bersifat independen dan warganya lebih mengacu ke barat daripada ke timur. Para pemukim di daerah perbatasan merupakan kelompok yang beragam. Salah seorang penjelajah Inggris menggambarkan mereka sebagai “ras manusia yang berani dan tabah yang hidup di pondok reyot. ...Sikap mereka terlihat kasar, tetapi sebenarnya ramah, baik kepada orang asing, jujur dan dapat dipercaya. Mereka menghasilkan sedikit jagung Indian, labu, babi, dan terkadang memiliki satu atau dua ekor sapi. senapan laras panjang merupakan peralatan terpenting mereka.” Terampil menggunakan kapak, jerat dan benang pancing, para pemukim membangun pondok kayu pertama dan menghadapi suku pribumi Amerika, yang tanahnya mereka duduki. Ketika semakin banyak pemukim memasuki belantara itu, banyak yang menjadi petani sekaligus pemburu. Rumah kayu nyaman dengan jendela kaca, tungku pemanas dan kamar terpisah telah menggantikan keberadaan pondok; sumur menggantikan mata air. Para pemukim yang rajin dengan cepat membersihkan lahan mereka dari pepohonan, membakar kayu untuk menghasilkan kalium oksida dan membiarkan tunggul kayu membusuk. Mereka menanam gandum, sayur dan buah-buahan mereka sendiri; mengeli-lingi hutan untuk memburu kijang, kalkun liar dan madu; memancing di sungai ter dekat; dan memelihara ternak serta babi. Para spekulator tanah membeli tanah yang sangat luas dengan harga murah lalu, jika harga tanah naik, menjual lahan mereka dan bergerak semakin ke barat, membuka jalan bagi orang lain. Dokter, pengacara, pemilik toko, editor, pendeta, ahli mesin dan politikus segera menyusul para petani. Namun para petani menjadi kelompok dasar yang kokoh. Begitu menetap di suatu lokasi, mereka cenderung terus tinggal di sana dan berharap anak-anak mereka akan tetap tinggal di sana. Mereka membangun lumbung besar dan rumah dari batu bata atau dari kerangka kayu. Mereka membeli ternak lebih baik, menggarap tanah dengan terampil, dan menaburkan benih yang bermutu. Beberapa orang mendirikan pabrik penggilingan tepung, penggergajian kayu dan penyulingan. Mereka membuat jalan raya yang bagus, juga membangun gereja dan sekolah. Pada 1830, Chicago, Illinois, contohnya, adalah desa niaga yang memiliki benteng namun tidak mempunyai potensi yang menjanjikan; tetapi jauh sebelum beberapa pemukim aslinya meninggal dunia, negara bagian ini telah menjadi salah satu kota terbesar dan terkaya di Amerika. Lahan pertanian mudah didapat. Tanah pemerintah setelah 1820 dapat dibeli seharga 1.25 dolar untuk luas kira-kira setengah hektar, dan setelah dikeluarkannya UU Rumah dan Pekarangan (Homestead Act) pada 1862, tanah itu dapat diklaim dengan cara menduduki dan memperbaikinya. Selain itu, peralatan untuk menggarap lahan itu sangat mudah diperoleh. Itulah masa ketika, sesuai ucapan yang dicetuskan penulis surat kabar Indiana, John Soule dan dipopulerkan oleh editor New York Tribune, Horace Greeley, pria muda dapat “pergi ke barat dan tumbuh bersama negara.” Kecuali migrasi ke Texas yang dimiliki bangsa Meksiko, gerakan perintis agrikultural ke barat baru menerima Missouri ke dalam wilayah Barat yang luas yang didapatkan dari Pembelian Louisiana setelah 1840. Pada 1819, sebagai ganti asumsi klaim warga Amerika hingga senilai 5 juta dolar, Amerika Serikat menguasai Florida dan Oregon di timur jauh dari Spanyol. Pada harihari pertama penjelajahan Perancis di Lembah Mississipi, si pedagang menjadi pemandu bagi para pemukim di luar Mississippi. Para pemburu kulit dari Perancis dan Scots-Irish menjelajahi sungai besar serta anak sungainya dan menemukan jalan masuk melalui Pegunungan Rocky dan Sierra, memungkinkan migrasi melalui darat pada 1840-an dan disusul dengan pendudukan bagian dalam negara tersebut. Secara keseluruhan, pertumbuhan negara itu sangatlah besar: Populasinya meningkat dari 7.25 juta menjadi lebih dari 23 juta orang sejak 1812 sampai 1852 dan lahan yang tersedia bagi pemukiman meningkat hingga hampir sebesar Eropa Barat–dari 4,4 juta menjadi 7,8 juta kilometer persegi. Tapi konflik dasar yang berakar pada berbedaan setempat masih belum terselesaikan, sehingga menjelang dekade 1860- an, hal itu meledak menjadi perang saudara. Hal lain yang juga tidak dapat dihindarkan dari gerakan ekspansi ke barat adalah konflik para pemukim dengan penduduk asli dari tanah itu: Suku Pribumi Amerika. Pada paro awal abad ke-19, figure paling menonjol yang terkait dengan konflik ini adalah Andrew Jackson, “orang Barat” pertama yang duduk di Gedung Putih. Di tengah-tengah Perang 1812, Jackson, yang pada saat itu memimpin kekuatan militer Tennessee, dikirim ke Alabama selatan, tempat dia dengan kejam memadamkan pemberontakan orang Indian Creek. Suku Indian Creek tak lama kemudian menyerahkan dua pertiga wilayahnya kepada merika Serikat. Jackson kemudian mengusir sekawanan Indian Seminol dari daerah suaka mereka di Florida yang dimiliki bangsa Spanyol. Pada 1820-an, sekretaris perang Presiden Monroe, John C. Calhoun, mengusulkan kebijakan mengusir suku Indian yang masih tinggal di daerah Barat Daya lama danmemindahkan mereka jauh dari Mississippi. Pda saat menjadi presiden, Jackson melanjutkan kebijakan ini. Pada 1830, Kongres meluluskan UU Pengusiran Indian (Indian Removal Act), menyediakan dana untuk mengangkut suku-suku timur menjauhi Mississippi. Pada 1834, ditetapkanlah kawasan khusus Pribumi Amerika di tempat yang sekarang dinamakan Oklahoma. Secara keseluruhan, suku Indian menandatangani 94 perjanjian selama dua masa pemerintahan Jackson, menyerahkan jutaan hektar kepada pemerintah federal dan memindahkan lusinan suku dari kampung halaman leluhur mereka. Masa paling mengerikan dalam sejarah yang memilukan ini menyangkut suku Cherokee. Tanah air mereka di North Carolina dan Georgia telah dijamin oleh perjanjian sejak 1791. Sebagai salah satu suku timur yang paling progresif, Cherokee tetap saja diusir ketika orang kulit putih menemukan emas di tanah mereka pada 1829. Akibat dipaksa melakukan perjalanan panjang dan kejam ke Oklahoma pada 1838, suku ini kehilangan banyak warganya akibat penyakit dan deprivasiakan apa yang kemudian dikenal sebagai “Jejak Air Mata.” Daerah perbatasan yaitu titik di mana wilayah pemukiman berbatasan dengan lahan tak bertuan dimulai di Jamestown dan Plymouth Roci. Perbatasan itu bergerak ke barat selama nyaris 300 tahun melalui hutan liar dengan pepohonan yang sangat padat dan dataran gersang sampai sensus sepuluh tahunan pada 1890 mengungkapkan pada akhirnya Amerika Serikat tidak lagi memiliki garis pemukiman yang kentara. Banyak orang beranggapan periode panjang tersebut telah berakhir, periode di mana negara ini berkembang dari beberapa pos peradaban Inggris yang berupaya bertahan hidup menjadi negara merdeka raksasa dengan identitasnya sendiri. Mudah sekali memercayai bahwa pengalaman perkembangan pemukiman dan pascapemukiman, terus-menerus diulangi manakala manusia menaklukkan suatu benua, menjadi faktor penentu dalam perkembangan negara. Pada 1893, sejarawan Frederick Jackson Turner, mengungkapkan sentiment yang dirasakan secara luas, menyatakan bahwa daerah perbatasan membuat Amerika Serikat lebih mirip perpanjangan Eropa. Hal tersebut menciptakan Negara dengan kebudayaan yang mungkin lebih kasar dibanding Eropa, tapi juka lebih pragmatis, bergairah, individualistis dan demokratis. Analisanya menyiratkan bahwa negara Amerika tanpa daerah perbatasan akan cenderung mengarah secara negatif menyerupai kondisi yang dipandang sebagai kelemahan Eropa, yaitu sistem sosial berdasarkan kelas, konflik antarkelas dan menipisnya kesempatan. Setelah lebih dari seratus tahun, para cendekia masih memperdebatkan pentingnya perbatasan dalam sejarah Amerika. Beberapa bahkan melangkah lebih jauh, membantah argumen Turner sebagai dramatisasi romantis akan proses yang brutal dan berdarah-darah ditandai oleh perang penaklukan terhadap Meksiko, perlakuan nyaris mirip genosida terhadap suku Pribumi Amerika, dan perusakan lingkungan. Mereka berargumen bahwa pengalaman bersama daerah perbatasanadalah penderitaan dan kegagalan. Namun masih sulit dipercaya bahwa gerakan ke barat selama tiga abad tidak mempunyai dampak terhadap karakter nasional dan mengusulkan bahwa pengamat luar negeri yang cerdas, misalnya intelektual Perancis, Alexis de Tocqueville, amat tertarik oleh daerah Barat Amerika. Sungguh, daerah terakhir pemukiman perbatasan, areal luas yang membentang ke utara dari Texas hingga ke perbatasan Kanada, yang biasa disebut “daerah Barat” oleh warga Amerika masa kini, masih terlihat memiliki ciri khas individualisme, demokrasi, dan kesempatan yang lebih kentara dibanding bagian negara lainnya. 2.3 Diplomasi dan Perluasan Wilayah Amerika Serikat Sejarah diplomasi Amerika Serikat pada akhir abad ke-18 dan sepanjang abad ke-19 ditandai dengan ekspansi wilayah ke bagian barat dan selatan. Datam kegiatan ekspansi tersebut Amerika Serikat yang pada tahun 1776 masih terdiri dan 13 negara bagian harus berhadapan dengan negara-negara imperialis Eropa seperti Inggeris, Perancis, dan Spanyol. Dengan demikian, upaya diplomatik untuk menjaga dan memperluas wilayah teritorial dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap imperium-imperium tersebut, baik yang dilakukan secara damai maupun yang didukung oleh kekuatan militer. Berkat upaya diplomatik, yang didukung oleh kekuatan ekonomi dan militer, Amerika Serikat pada pertengahan abad ke 19 telah menjadi sebuah negara yang luas wilayahnya sama seperti sekarang, dikurangi dengan Hawaii dan Alaska. Ketika George Washington diambil sumpah sebagai presiden di Wall Street tahun 1789 kurang dari empat juta penduduk menempati tiga belas negara bagian yang berlokasi di sepanjang pantai timur Amerika Serikat. Tujuh puluh tahun kemudian, ketika Abraham Lincoln menjadi presiden yang keenam belas, tahun 1861, semua negara bagian yang kita kenal sekarang telah menjadi bagian dari Amerika Serikat yang ditempati oleh 31 juta penduduk. Perluasan wilayah sebenarnya telah dilakukan pada jaman kolonial. Pada jaman tersebut para pionir Amerika menjelajah ke arah barat untuk membuka lahan-lahan baru hingga ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoieh kedaulatan tahun 1776, penjelajahan ke arah barat memperoieh percepatan karena didukung oleh negara-negara bagian di wilayah timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan imperialis Eropa, seperti Inggeris, Perancis dan Spanyol. Negara-negara bagian di wilayah timur yang mengklaim wilayah dari pantai Atlantik sampai Sungai Mississippi harus berhadapan dengan orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Untuk mengatasi hal tersebut pada tahun 1794 komisi khusus yang dipimpin oleh John Kay, melalui upaya diplomatik, berhasil menandatangani perjanjian dengan Inggeris. Dalam perjanjian tersebut Inggeris sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang Indian di wilayah baratdaya. Perjanjian yang sama juga ditandatangani dengan Spanyol yang memungkinkan Amerika Serikat memperluas wilayahnya ke wilayah barat laut. Kejadian-kejadian dalam sejarah Eropa dan kawasan Karibia berpengaruh terhadap upaya diplomatik Amerika Serikat dalam perluasan wilayahnya. Pada tahun 1800 Spanyol Setelah memperoleh wilayah Lousiana, Amerika Serikat masih dihadapkan dengan ancaman Inggeris yang masih menguasai Canada. Amerika Serikat juga membenci Inggeris yang merupakan saingat beratnya dalam perdagangan di kawasan Atlantik dan memonopoli barang-barang dagangan di kawasan tersebut. Orang-orang Amerika Serikat di kawasan barat menghendaki diteruskannya perang dengan Inggeris yang selalu mengancam kapal-kapal Amerika di lautan bebas. Persaingan dengan Inggeris tersebut mendorong dilakukannya pertimbangan diplomatik melalui peperangan dengan negara Eropa tersebut. Perang tahun 1812 yang dikenal dengan War Hawks tersebut mengakhiri masalah Indian serta memberi jalan kepada para pioner-pioner Amerika untuk membuka lahan yang lebih luas di bagian barat. Perang tersebut diakhiri dalam Perjanjian Ghent di Belgia tahun 1814 berkat campurtangan Tsar Rusia yang sedang berusaha mendekati Inggeris dalam mengakhiri perang dengan Napoleon Bonaparte. Dalam perjanjian tersebut Amerika dan Inggeris sepakat untuk menjaga Great Lakes sebagai kawasan bebas militer, kebebasan bagi nelayah Amerika, Inggeris dan Canada untuk menangkap ikan di New Foundland dan Labrador serta persetujuan mengenai perbatasan baru antara Amerika Serikat dan Canada, dan dijadikannya kawasan Oregon sebgai daerah terbuka bagi orang Inggeris dan Amerika. Perjanjian dengan Inggeris tersebut menjadikan politik diplomasi Amerika Serikat sementara lebih berorientasi ke dalam dalam upaya merebut Florida serta menyatukan wilayah hingga ke pantai Pasifik. Diplomasi John Quincy Adams dan Aneksasi Florida. John Quincy Adams merupakan menteri luar negeri Amerika Serikat terpopuler dalam sejarah diplomasi Amerika Serikat., Pelaksanaan politik luar negerinya menunjukkan semangat kesatuan nasional Amerika Serikat. Sebagai menlu di bawah Presiden baru, James Monroe (1817-1825) dan anak presiden AS kedua, Adams berusaha mengimplementasikan sentimen kesatuan nasional dalam politik luar negerinya yang inclependen. Aneksasi Florida dari Spanyol tercapai berkat kepiawaian upaya diplomatiknya. Dia mampu memadukan kebijaksanan luar negeri dengan kebijaksanaan dalam negeri. Pengalaman diplomasi di Paris, Ghent, St Peterburg, Negeri Belanda dan Prusia, dan penguasaan enam bahasa serta pemahaman mengenai karya-karya klasik Barat menjadikannya sebagai diplomat ulung. Setelah kembali dari Eropa tahun 1817 dia memiliki pemahaman yang mendalam mengenai negara-negara Eropa yang merupakan saingan Amerika Serikat di benua Amerika. Sebagai penganut ajaran Calvin, dia percaya bahwa perluasan imperium Amerika tak dapat dihindari dan sangat penting untuk diperjuangkan. Sebagai diplomat ulung, Adams memiliki pandangan yang tajam mengenai gerak-gerik Inggeris di benua Amerika, Pada tahun 1817 dia meyakini bahwa Inggeris lebih merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Namun demikian, kedua negara dalam hal-hal tertentu memiliki pandangan yang sama dalam menghadapi negara-negara Eropa. Mereka membenci imperium Spanyol yang bersifat diskriminatif terhadap barang-barang kedua negara. Mereka juga tidak menyukai Perancis yang agresor. Terbentuknya "Holy Alliance " yang beranggotakan para monarki Eropa yang dipimpin oleh Rusia dan berusaha mempertahankan pemerintahan monarki di Eropa dan Amerika Latin merupakan ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat dan Inggeris. Adams tidak percaya begitu saja dengan Inggeris yang memiliki kepentingan yang relatif sama dalam menghadapi negara-negara Eropa lain. Selama tiga tahun kemudian, Adams mengkaji kembali hubungannya dengan Ingggeris yang menyangkut konflik mengenai Great Lakes, perbatasan dengan Canada di sebelah barat, masalah perikanan dan status Oregon. Untuk mencegah ambisi Inggeris di Amerika Latin, Adams menjalin hubungan erat dengan Tsar Alexander dari Rusia, sahabat yang dikenalnya dengan baik ketika dia menjadi dubes di St Peterburg. Aliansi tersebut merupakan sarana yang baik untuk mencegah ambisi Inggeris di Amerika Serikat dan Amerika Latin. Untuk menghancurkan kepentingan Inggeris di benua Amerika Adams melalukan upaya diplomatik serta penetrasi militer terhadap pelabuhan-pelabuhan dagang di West Indies yang dimiliki Inggeris. Melalui upaya diplomatik yang gencar serta dukungan para pedagang Amerika maka Inggeris membuka pelabuhan-pelabuhannya di daerah koloninya itu. Keberhasilan tersebut merupakan langkah awal bagi upaya menghancurkan imperium Inggeris di benua Amerika serta upaya penghancuran imperium kolonial di benua tersebut. Adams yakin bahwa Revolusi Amerika merupakan pertanda awal untuk mengakhiri kolonialisme Eropa di Amerika serta membangun imperium.Amerika Serikat yang berkuasa di daratan dan di lautan. Untuk menyatukan seluruh kontinen Amerika Utara dibawah Amerika Serikat, Adams harus mendekati imperium Eropa yang masih bercokol di wilayah tersebut Salah satu di antaranya adalah Spanyol yang masih menguasai Frorida Timur. Florida Barat diperoleh Amerika Serikat dalam Perjanjian Ghent tahun 1812. Dalam perundingan dengan menlu Spanyol, Luis de Onis, tahun 1818 dan 1819, masalah Florida masih terkatung-katung. Pesiden Amerika Serikat, James Monroe, mengutus Jenderal Andrew Jackson untuk menghentikan serangan orang-orang Indian atas permukiman orang-orang Amerika serta untuk menduduki semua pelabuhan Spanyol. Dalam Perang Seminole (1817) antara pasukan AS dengan orang-orang Indian, Jackson sekaligus melakukan ekspansi ke daerah pendudukan Spanyol, menangkap pasukan penjaga Spanyol serta orang Inggeris yang menghasut orang-orang Indian. Tindakan tersebut tentu saja menimbulkan protes dari Spanyol dengan menuduh bahwa Jackson menyerang pemukim-pemukim warga sipil Spanyol dan Inggeris di Florida. Spanyol mengusulkan kepada Presiden Monroe agar Jackson ditarik dari kawasan itu. Usulan tersebut diterima Kabinet Monroe, kecuali Adams. Menlu Adams membela tindakan Jackson dengan niengatakan bahwa Spanyol tidak mampu memelihara stabilitas sosial di Florida. Dalam menghadapi tindakan agresi Amerika, Spanyol meminta bantuan Inggeris. Namun demikian, Inggeris menolak untuk ikut campur. Inggeris melihat bahwa perpecahan imperium Spanyol di Amerika dapat membuka jalan bagi pedagang-pedagang Inggeris. Adams memanfaatkan kenetralan Inggeris untuk merebut seluruh wilayah Florida serta Texas. Pada bulan Februari 1819 menlu Spanyol, Onis, sepakat untuk menandatangani perjanjian dengan Adams yang berisi: penyerahan Florida Timur kepada AS; pengakuan atas kedudukan AS di Florida Barat, membatalkan klaimnya atas Oregon serta jalur pelayaran menuju Sungai Mississippi kepada AS; serta perbatasan bam sepanjang 42 derajat lintang utara sampai Sungai Sabine, Red and Arkansas hingga ke Pasifik. Sebaliknya AS harus melapaskan tuntutannya atas Texas dan membayar lima juta dollar yang diklaim warga AS atas Spanyol. Penyerahan Florida oleh Spanyol tersebut antara lain untuk melindungi kepentingannya yang lebih luas di Mexico. Perjanjian yang disebut Transkontinental Treaty tersebut merupakan salah satu kemenangan diplomatik Adams yang terbesar dalam karir diplomatiknya. Bagi Amerika Serikat, perjanjian tersebut merupakan jalan pembuka yang lebih luas ke arah Pasifik dan Amerika Latin terutama untuk kepentingan dagang dalam rangka menghadapi pembatasan-pembatasan dagang yang dilakukan oleh Inggeris di kawasan tersebut. Amerika Latin merupakan kawasan yang sangat strategis bagi Amerika Serikat. Ketika perdagangan luar negeri AS mengalami penurunan antara tahun 1816 dan 1821 perdagangan dengan negara-negara Amerika Latin terjadi sebaliknya. Volume perdagangan dengan kawasan tersebut meningkat 25 persen senilai delapan juta dolar. Dengan demikian, AS sangat berkepentingan dengan kawasan tersebut untuk membuka pelabuhan-pelabuhan bagi barang-barang dan kapal-kapal dagang AS. Ketika terjadi gerakan revolusi di negara-negara Amerika Latin terhadap imperium Spanyol dan Portugal, sikap menlu AS, John Quincy Adams, mendua. Pada tahun 1821, dia menganggap penting kawasan tersebut untuk kepentingan ekonomi. Sebaliknya dia tidak bersedia membantu gerakan revolusioner negara-negara tersebut terhadap kekuatan imperialis Eropa. Dia menganggap bahwa penghargaan orang-orang AS terhadap hak-hak sipil dan kemerdekaan politik di AS tidak bisa diterapkan terhadap Amerika Latin. Adams merasa ragu dengan negara-negara Katholik Amerika Latin mengenai pengakuan hak-hak sipil. Meskipun dia yakin bahwa gerakan revolusioner di Amerika Latin bertujuan menghancurkan kolonialisme di kawasan tersebut yang juga diinginkan oleh Adams, AS tidak bisa melibatkan diri membantu gerakan tersebut. Sikap Adams kemudian berubah setelah beberapa negara Amerika Latin memperoleh kedaulatannya dari Spanyol dan Portugal pada tahun 1822. Adams melihat bahwa Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Mexico dan negara-negara Amerika Tengah bisa merupakan ancaman bagi perdagangan AS bila mereka jatuh ke dalam sistem perdagangan Inggeris yang lebih kuat. Oleh karena itu, Adams mengakui kedaulatan negara-negara tersebut tahun 1822 dan mulai menjaJin hubungan yang lebih erat di bidang perdagangan. Strategi Doktrin Monroe. Pemahaman John Quincy Adams yang mendalam mengenai kepentingan Inggeris atas kawasan Amerika serta ikatan antara Amerika Utara dan Selatan dapat membantu kita memahami Doktrin Monroe. Adams menyadari bahwa disamping adanya saling pemahaman antara AS dan Inggeris, AS hams tetap menjaga imperium daratan dan perdagangan di benua Amerika. Kesempatan mengklaim hak-hak tambahan secara terbuka muncul pada tahun 1821 ketika Tsar Rusia, Alexander I, menyatakan bahwa semua kawasan di bagian utara Amerika 88 mulai dari garis 51 derajat dan sepanjang seratus mil dari pantai ke kawasan Pasifik menjadi milik Rusia dan tertutup bagi kepentingan non-Rusia. Tsar Rusia didesak oleh perusahaan gabungan Rusia-Amerika untuk mengumumkan bahwa wilayah kekuasaan Rusia di Amerika Utara yang memanjang dari Alaska ke pantai barat hingga ke San Fransisco adalah milik Rusia, Pengumuman tersebut mendorong berkembangnya minat perdagangan dan perikanan di kawasan tersebut. Sejak tahun 1796, orang-orang Amerika, bukan Rusia, memonopoli perdagangan kulit binatang di kawasan tersebut dan membentuk jaringan dagang antara New England, Asia dan Pantai Barat Daya. Perdagangan tersebut menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Dalam menjawab pengumuman Tsar tersebut, Adams menemui pajabat Rusia pada tanggal 17 Juli 1823. Dalam pertemuan tersebut Adams menyatakan bahwa AS akan menentang ambisi Rusia dalam mengklaim teritorial baru di Amerika. AS juga akan tetap memegang prinsip bahwa benua Amerika tidak dapat digunakan lagi untuk membangun wilayah koloni bani oleh bangsa Eropa. Sikap tegas Adams bukan hanya ditujukan kepada Rusia tetapi juga terhadap Inggeris yang masih menguasai kawasan barat daya, terutama Oregon. Lima hari kemudian, Adam kembali mengulangi pernyataan yang sama terhadap Inggeris. 4tBenua Amerika tidak lagi bisa digunakan sebagai tempat kolonisasi. Kawasan Pasifik harus tetap terbuka bagi pelayaran bagi semua bangsa seperti halnya Atlantik", Adams mengingatkan Inggeris bahwa dihapuskannya daerah koloni Inggeris di pantai barat daya tidak akan merugikan Amerika Serikat. Pada musim panas 1823, menlu Inggeris George Canning memanfaatkan sikap politik Adams untuk kepentingan Inggeris. Canning menyatakan bahwa Inggeris dan AS akan bergabung untuk menghadapi Perancis dan Spanyol yang- akan mengembangkan monarki seberang lautan di Amerika Latin. Ketika misi diplomatic Canning tiba, Adams sedang berlibur di Massacussetts. Presiden James Monroe meminta negarawan lain, Jefferson dan Madison, untuk memberikan saran. Kedua negarawan tersebut sepakat untuk bekerjasama dengan Inggeris. Namun demikian, ketika kembali pada bulan November Adams meyakinkan Presiden Monroe bahwa kerjasama Inggeris dan AS tidak akan menguntungkan secara politik bagi kepentingan AS. Menlu Adams meyakini bahwa AS tidak perlu mengikatkan dirinya dengan Inggeris untuk menjawab tuntutan Canning. Tanpa kehilangan kebebasan bertindak, AS harus tetap mengingatkan negara-negara Eropa untuk angkat kaki dari benua Amerika. Sementara AS hams tetap berusaha membangun imperium daratan dan mengusai perdagangan lautan. Menghadap sikap tegas Adams, George Canning mengadakan perundingan rahasia dengan duta besar Perancis di London, Prince de Polignac, akhir tahun 1823, untuk memperoleh pemahaman bersama mengenai situasi di Amerika Latin. Dalam perundingan tersebut diketahui bahwa Perancis sebenamya tidak berambisi untuk membangun imperium kolonial di kawasan tersebut. Kabar sikap Perancis yang diketahui oleh seorang menteri AS, Richard Rush, tersebut dikirim ke Washington, tetapi terlambat datang. Kabar tersebut tidak mengubah pandangan Adams mengenai kebijaksanaan AS terhadap ambisi Perancis, Inggeris terhadap Amerika Latin. Selama bulan November 1823, Kabinet presiden Monroe mengadakan perdebatan mengenai perlu tidaknya kebijaksaan luar negeri AS mengenai kawasan barat daya (Nortwest) dan Oregon serta Amerika Latin diumumkan secara terbuka seperti diinginkan oleh tnenlu Adams. Presiden Monroe memilih diumumkan secara terbuka. Pada tanggal 2 Desember 1823 Presiden Monroe mengirimkan pesan pada Kongress mengenai tiga prinsip politik luar negeri AS, yaitu 1) Benua Amerika sejak sekarang tidak bisa lagi digunakan sebagai daerah kolonisasi oleh negara-negara Eropa, 2) AS tidak akan membiarkan adanya usaha negara-negara Eropa tersebut memperluas pengaruhnya atas kawasan Amerika, dan 3) AS tidak akan ikut campur dalam urusan dalam (internal concerns) negara-negara Eropa. Tiga prinsip luar negeri AS tersebut terkenal dengan sebutan Doktrin Monroe. Doktrin Monroe merupakan sarana bagi Amerika Serikat untuk mencegah kolonisasi lebih lanjut dari negara-negara Eropa atas benua Amerika. Namun demikian, doktrin tersebut dianggap t£bermanfaat" bagi kepentingan negara-negara di Amerika Latin. Presiden Monroe sendiri menyatakan bahwa AS mengharapkan semua penduduk benua Amerika, di utara dan selatan, untuk mengeksploitasi semua potensi yang dimiliki oleh the New World (benua Amerika). Bagi AS sendiri doktrin tersebut akan memperkuat Perjanjian Transkontinental, serta beberapa persetujuan lain seperti terbukanya Oregon bagi pemukim Amerika, serta kesempatan ekonomi yang lebih luas bagi AS menyusul keberhasilan revolusi di negara-negara Amerika latin. Namun demikian, dalam pandangan menlu Jonh Quincy Adams, ekspansi lebih lanjut tidak akan membawa akhir yang membahagiakan bagi AS. Doktrin Menroe, menurut Adams, memang merupakan kemenangan diplomatik bagi AS dalam jangka pendek. Dalam perkembangan lebih lanjut, negara-negara Amerika Latin yang "diuntungkan" oleh adanya Doktrin Monroe tidak sepenuhnya dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan politik luar negeri AS. Ketika permintaan bantuan beberapa Negara Amerika Latin terhadap AS ditotak oleh Presiden Monroe menolaknya, negara-negara tersebut mitlai berkiblat kepada Inggeris. Spanyol dan Perancis memang tidak mengklim kembali bekas koloni-koloninya di Amerika latin. Namun demikian, selama dua dekade ke depan negara-negara Eropa termasuk Inggeris mendudukai kawasan Amerika Latin kembali tanpa adanya hambatan yang berarti dari AS. Dalam hubungannya dengan kepentingan Rusia di Amerika, Doktrin Monroe memiliki dampak positif. Menlu Adams, sebagai diplomat ulung mempu memanfaatkan doktrin tersebut untuk menyepakai sebuah konvensi dengan Rusia tahun 1824. Dalam konvensi tersebut Tsar Rusia menyerahkan klaimnya atas pantai barat Amerika Serikat dan menerima perbatasan sebelah selatan sepanjang 54 derajat bagi orang-orang Rusia-Amerika. Rusia juga menanggalkan klaimnya atas Oregon dan San Fransisco. Sebaliknya AS berjanji untuk mengatur kembali hubungannya dengan penduduk New England di Canada yang kerap menjual senjata genggam dan minuman keras kepada penduduk Indian di Amerika Serikat. Dalam jangka panjang konvensi tersebut memberikan kesempatan yang lebih luas kepada pedagang-pedagang Amerika di sepanjang pantai barat, sebaliknya Rusia bisa diusir dari Oregon yang kemudian dijadikan daerah eksplorasi oleh orang-orang Inggeris dan Amerika. Setelah Adams terpilih sebagai presiden AS tahun 1825, beberapa kemenangan diplomatik diperolehnya. Pada tahun 1827, Konvensi Tahun 1818 mengenai Oregon diperbarui yang memungkinkan terbuka luasnya kesempatan bagi orang-orang Amerika untuk mengeksploitasi daerah tersebut. Dalam perundingan lainnya dengan Inggeris, Adams memaksa Inggeris untuk mengakui kedaulatan Amerika atas sumber hutan dan lahan peitanian di Oregon. Aneksasi Texas dari Mexico tahun 1845 dilatarbelakangi oleh kondisi Texas sebagai tempat migrasi besar-besaran warga AS ke kawasan tersebut. Di Texas, kaum migran AS mengolah lahan pertanian untuk memproduksi katun dan gula. Hasil pertanian tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya dan menjadi penyumbang cukup besar bagi perekonomian Texas. Penduduk AS yang merasa tidak suka dengan pemerintahan Mexico dibawah presiden Santa Anna mampu melepaskan diri dari Mexico dan kemudian mendirikan dibawah presiden Santa Anna mampu melepaskan diri dari Mexico dan kemudian mendirikan Republik Texas tahun 1836. Republik baru tersebut berada di bawah protektorat Inggeris yang merupakan saingan AS di benua Amerika. Dengan demikian, AS sangat berkepentingan dengan Texas. Presiden AS, John Tyler, sangat menaruh perhatian pada status Texas. Texas yang dilindungi oleh Inggeris tentu saja bisa merupakan ancaman bagi ambisi AS untuk menyatukan wilayah pantai Timur (Atlantik) dan pantai Barat (Pasifik). Presiden Tyler memanfaatkan issu Texas untuk kepentingan politiknya, yaitu untuk memperoleh dukungan dari Partai Demokrat yang bersifat ekspansionis dan kontinentalis yang ditentang oleh Partai Whig. Presiden Tyler yang berasal dari Partai Whig harus mampu menarik dukungan dari lawan politiknya. Setelah melalui perdebatan panjang di parlemen ditengah-tengah persaingan antara Partai Whig dan Demokrat serta antara politikus dari Selatan dan Utara, Presiden Tyler berhasil menyatukan Texas ke dalam Union. Sebuah resolusi dalam Kongres berhasil menyepakati aneksasi Texas dan ditandatangani oleh Presiden Tyler tanggal 5 July 1845. Pengambilalihan Texas yang luasnya 267.339 mil persegi belum memuaskan nafsu orang-orang Amerika untuk menguasai sisa-sisa imperrium Spanyol di Amerika Utara. Bahkan sebagaian kelompok ekspansionis bermimpi untuk memperoleh Cuba dan Amerika Tengah. Untuk memenuhi keinginan rakyat Amerika Predsiden AS yang baru, James K Polk, mencoba mendekati Mexico dengan mengirim diplomat-diplomat ulungnya untuk merundingkan kemungkinan pembelian California dari Mexico. Tawaran tersebut. tentu saja ditolak Mexico, yang baru saja kehilangan Texas. Dengan cara mengkritik ketidakstabilan politik di Mexico dan ketidakmampuan menjalankan pemerintaiian di California, Polk memaksa Mexico untuk menyelesaikan persoalan tersebut melalui peperangan. Ketika beberapa pasukan kavalerinya tewas di daerah perbatasan, Polk segera mendekati Kongress dan menyatakan bahwa pasukan Mexico telah melintasi perbatasan AS dan mengancam kedaulatan AS serta membuat orang-orang Amerika berdarah serta mengotori tanah AS. Berkat kepiawaian Presiden Polk mempengaruhi Kongres maka keluarlah persetujuan dari Kongress bahwa dengan tindakan Mexico tersebut maka AS berada dalara keadaan perang dengan Mexico. Texas dan beberapa negara bagian yang dilintasi Sungai Mississippi, yang menginginkan ditingkatkannya jumlah perbudakan, mengerahkan sejumlah 49.000 pasukan. Akibatnya, Mexico mengalami kekalahan total dan terpaksa menandatangani Perjanjian Guadalupe Hidalgo tahun 1848. Dalam California serta mengakui Rio De Grande sebagai perbatasan kedua negara. Seluruh daratan Amerika seperti terlihat sekarang berhasil dipersatukan tahun 1853 setelah AS mernperoleh tambahan wilayah di sebelah selatan California yang berbatasan dengan Mexico tahun 1853 di sebelah selatan, dan Oregon di utara yang ditandatangani dengan Inggeris tahun 1846. Upaya diplomatik yang didukung oleh kekuatan ekonomi dan militer telah berhasil membentuk imperium Amerika Serikat di Amerika Utara menggantikan kekuatan Eropa yang semula dipegang oleh Inggeris, Perancis, Rusia dan Spanyol. Sampai tahun 1917 AS telah membentuk Imperium di Amerika hingga Asia pastfik. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ekspansi ke arah barat dipengaruhi serta tergantung pada pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1830 jumlah penduduk Amerika Serikat tercatat 30 juta. Tahun 1850 jumlah tersebut meningkat menjadi 23 juta dan pada tahun 1861 menjadi 31 juta. Dengan demikian dalam waktu 30 tahun jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali Upat. Pertumbuhan tersebut terutama disebabkan oleh migrasi dari negara-negara Eropa. Misalnya dalam waktu sepuluh tahun 1840-an -1850-an Jerman dan Irlandia menyumbang empat juta imigran. Sebagian pendatang baru tersebut membeli tanah pertanian di AS bagian tengah dan sebagian lagi tinggal di perkotaan dan menjadi buruh di sektor industri. Didukung oleh kemajuan di bidang transportasi, ekspansi ke arah barat setnakin intensif hingga pada tahun 1850 setengah dari jumlah penduduk AS bermukim di sebelah barat pegunungan Appalacian. Mereka yang bermukim di kawasan barat memilih sektor agraria. Sejarah diplomasi Amerika Serikat pada akhir abad ke!8 dan sepanjang abad kel9 ditandai dengan upaya perluasan wilayah ke arah barat. Upaya diplomatik dilakukan terhadap negara-negara Eropa yang telah lebih dahulu menguasai wilayah Amerika utara seperti Inggeris, Perancis, Rusia dan Spanyol. Sejak tahun 1776 sampai sekarang bangsa Amerika selalu berusaha untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya melalui upaya-upaya diplomatik untuk membentuk sebuah imperium besar yang berkuasa dan berpengaruh atas bangsa-bangsa lain di dunia. Pada awal abad ke-19 mereka telah mampu membangun sebuah imperium kontinental yang besar. Pada waktu yang relatif sama juga mereka telah mengembangkan imperium perdagangan di seluruh dunia, menggantikan posisi Portugal, Spanyol, Belanda dan Inggeris. Upaya diplomatik untuk memperluas wilayah tersebut dilakukan terhadap negara-negara Eropa yang berkepentingan dengan daratan Amerika, baik Amerika Utara maupun Amerika Latin. Dengan upaya diplomatik yang gencar beberapa negara bagian (koloni) digabungkan ke dalam "imperium" AS dengan cara membeli seperti yang terjadi pada kasus Louisiana. Koloni lainnya digabung dengan cara perundingan seperti antara lain dalam Perjanjian Transcontinental dan Guadalupe Hildadgo serta melalui peperangan dengan Mexico. Dukungan politik, ekonomi dan militer serta kecakapan para diplomat dan pemimpin AS dalam melakukan offensive diplomasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan diplomasi mereka terhadap negara-negara yang dijadikan sasaran diplomasi. DAFTAR PUSTAKA Anugrah, Michelle 2005. Garis Besar Sejarah Amerika Seikat. Indar Biro Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri A.S. Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press Sowell, Thomas.1989. Mosaik Amerika, Sejarah Etnis sebuah Bangsa.Pustaka Sinar Harapan:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar