Sabtu, 24 Mei 2014

PERKEMBANGAN AMERIKA LATIN SEBELUM PERANG DUNIA II

PERKEMBANGAN AMERIKA LATIN SEBELUM PERANG DUNIA II Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd Oleh EVIE EKA YULIATI (120210302105) Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “PERKEMBANGAN AMERIKA LATIN SEBELUM ERANG DUNIA II” dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Sejarah Amerika. Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya. Penyusun juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah tersebut. Jember, 21 Mei 2014 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2 BAB 2 PEMBAHASAN 3 2.1 Awal Mula Istilah Amerika Latin 3 2.2 Keadaan Ekonomi dan Politik Amerika Latin 4 2.3 Pertumbuhan kota dan Pemerintahan di Amerika Latin 6 2.4 Latar Belakang Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin 8 2.5 Hasil Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin 18 BAB III PENUTUP 22 3.1 Kesimpulan 22 3.2 Saran 22 DAFTAR PUSTAKA 23 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Amérique latine bermula dari istilah geopolitik yang diciptakan Kaisar Napoleon III dari Perancis, yang menyebut istilah Amérique latine and Indochine sebagai tujuan ekpansi Perancis semasa masa pemerintahannya. Walaupun awalnya dipakai untuk membantu ambisi Napoleon mengklaim wilayah di Amerika sebagai milik Perancis, istilah Amérique latine akhirnya digunakan untuk menyebut kawasan di benua Amerika yang penduduknya dari abad ke-15 dan ke-19 adalah pemukim yang berbicara bahasa-bahasa Roman asal Spanyol, Perancis, dan Portugal. Selain bermula sebagai istilah politik Napoleon, istilah "Amerika Latin" juga dipakai Michel Chevalier pada tahun 1836 dalam tulisan berjudul Lettres sur l'Amèrique du Nord. Di Amerika Serikat, istilah "Amerika Latin" ("Latin America")baru digunakan sejak tahun 1890-an, dan belum menjadi istilah umum untuk menyebut kawasan di sebelah selatan Amerika Serikat hingga di awal abad ke-20. Sebelumnya, orang Amerika Serikat menyebutnya sebagai "Amerika Spanyol" ("Spanish America") Di kemudian hari, istilah "Amerika Latin" menjadi istilah setara "Eropa Latin", dan dipakai sebagai identitas bersama negara-negara di kawasan Amerika Latin. Amerika Selatan atau Amerika Latin adalah negara-negara yang terletak di selatan Amerika Serikat yaitu semua negara di wilayah benua Amerika bagian Selatan yang sebagian terbesar bekas koloni kerajaan-kerajaan Spanyol, Portugis, dan Perancis, termasuk pula negara-negara Karibia seperti Bahama, Dominika, Kuba, Haiti, Jamaika,, Nicaragua, Suriname, Trinidad & Tobago dll. Luas daratan seluruh Amerika Selatan lk 7 juta mil persegi dengan jumlah penduduk pada akhir abad ke-20 lebih dari 350 juta jiwa. Pada masa pemerintahan Presiden Republik Indonesia IR.Sukarno tahun 1960-an, negara-negara Amerika Latin digolongkan oleh Bung Karno sebagai negara-negara New Emerging Forces bersama-sama negara-negara Asia dan Afrika yang memperoleh kemerdekaan-nya setelah Perang Dunia II. Sampai pada waktu ini negara-negara New Emerging Forces termasuk Amerika Latin masih terus berjuang untuk membebaskan dirinya dari ketergantungannya ke negara asing khususnya Amerika Serikta, dan berusaha pula membangun dunia baru yang lebih berkeadilan. Sebagaimana diketahui perjuangan negara-negara Amerika Selatan membebaskan dirinya dari kekuatan asing khususnya Amerika Serikat belum sepenuhnya berhasil. Oleh karena itu perjuangannya dipelajari, untuk memperoleh gambaran tentang perjuangannya tersebut, maka dibuatlah makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimanakah Awal Mula dinamakan sebagai Amerika Latin? 2) Bagaimanakah Keadaan Ekonomi dan Politik di Amerika Latin sebelum Perang Dunia II? 3) Bagaimanakah Pertumbuhan Kota dan Pemerintahan di Amerika Latin sebelum Perang Dunia II? 4) Bagaimanakah Latar Belakang Munculnya Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin? 5) Bagaimanakah Hasil Perjuangan Kemerdekaan yang dilakukan oleh Amerika Latin? 1.3 Tujuan 1) Untuk mengetahuiAwal Mula dinamakan sebagai Amerika Latin. 2) Untuk mengetahui Keadaan Ekonomi dan Politik di Amerika Latin sebelum Perang Dunia II. 3) Untuk mengetahui Pertumbuhan Kota dan Pemerintahan di Amerika Latin sebelum Perang Dunia II. 4) Untuk mengetahui Latar Belakang Munculnya Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin. 5) Untuk mengetahui Hasil Perjuangan Kemerdekaan yang dilakukan oleh Amerika Latin. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Awal Mula Istilah Amerika Latin Istilah Amérique latine bermula dari istilah geopolitik yang diciptakan Kaisar Napoleon III dari Perancis, yang menyebut istilah Amérique latine and Indochine sebagai tujuan ekpansi Perancis semasa masa pemerintahannya. Walaupun awalnya dipakai untuk membantu ambisi Napoleon mengklaim wilayah di Amerika sebagai milik Perancis, istilah Amérique latine akhirnya digunakan untuk menyebut kawasan di benua Amerika yang penduduknya dari abad ke-15 dan ke-19 adalah pemukim yang berbicara bahasa-bahasa Roman asal Spanyol, Perancis, dan Portugal. Selain bermula sebagai istilah politik Napoleon, istilah "Amerika Latin" juga dipakai Michel Chevalier pada tahun 1836 dalam tulisan berjudul Lettres sur l'Amèrique du Nord. Di Amerika Serikat, istilah "Amerika Latin" ("Latin America")baru digunakan sejak tahun 1890-an, dan belum menjadi istilah umum untuk menyebut kawasan di sebelah selatan Amerika Serikat hingga di awal abad ke-20. Sebelumnya, orang Amerika Serikat menyebutnya sebagai "Amerika Spanyol" ("Spanish America") Di kemudian hari, istilah "Amerika Latin" menjadi istilah setara "Eropa Latin", dan dipakai sebagai identitas bersama negara-negara di kawasan Amerika Latin. Sebagian besar negara-negara Amerika Latin mewarisi sistem kelas berdasarkan keturunan dimana orang kulit putih berada di kelas teratas, namun jumlahnya sedikit. Rakyat berdarah campuran di kelas menengah dan orang Indian dan kulit hitam di lapisan paling bawah. Namun saat ini, posisi sosial tidak lagi ditentukan dari faktor keturunan. Orang Indian, orang kulit hitam, dan orang berdarah campuran tidak melulu dikategorikan sebagai status rendahan. Di Brazil dan Hindia Barat, banyak orang kulit hitam mumpuni di bidang seni, bisnis, politik dan ilmu pengetahuan. Di Mexico, punya darah Indian merupakan kebanggan bagi banyak orang. Di sisi lain, jadi kulit putih tidak selalu menjamin posisi sosial yang tinggi. Orang kulit putih kini bisa dijumpai di semua kelas, dengan persentase tertinggi terdapat di negara-negara yang berpopulasi Indian dan kulit hitam yang kecil. a. Orang Indian, adalah penduduk asli Amerika Latin sejak ribuan tahun setelah bermigrasi dari Amerika Utara. Mereka dapat ditemukan di seluruh wilayah sebelum kedatangan bangsa Eropa di akhir 1400-an. Bangsa Aztec, Inca, dan Maya adalah contoh-contoh orang Indian berkebudayaan tinggi. Orang Eropa menjajah sebagian besar wilayah Amerika Latin dan memaksa warga asli bekerja di pertambangan dan perkebunan. Jutaan meninggal karena perlakuan buruk, perang, atau penyakit yang ditularkan orang Eropa. Di beberapa daerah, populasi Indian hampir punah. Mereka yang bertahan naik ke dataran tinggi atau masuk ke hutan belantara. Orang Indian paling besar persentasenya di Bolivia, Equador, Guatemala, dan Peru. b. Orang kulit putih, adalah keturunan orang Eropa, awalnya orang Portugis dan Spanyol. Orang Eropa lain seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, dan Polandia juga berdatangan semenjak awal tahun 1800-an. Persentase keturunan Eropa yang terbesar ada di Argentina, Costa Rica dan Uruguay, sementara jumlah besar populasinya juga berada di Brazil dan Chili. c. Orang kulit hitam, adalah keturunan Afrika yang dibawa sebagai budak dari tahun 1500-an sampai 1800-an. Jutaan dari mereka pada awalnya dipaksa bekerja di perkebunan Hindia Barat, pesisir Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Warga kulit hitam kini paling banyak persentasenya di Barbados, Haiti dan Jamaika. Kawasan Hindia Barat, dataran rendah tengah dan selatan daratan utama juga memiliki populasi keturunan Afrika yang besar. d. Orang berdarah campuran, adalah keturunan kawin campur selama berabad-abad antara orang Eropa, Afrika dan Indian. Hasilnya, sebagian besar penduduk Amerika Latin adalah keturunan darah campuran. Kelompok terbesar adalah mestizo, keturunan Indian dan Eropa dan mulatto, keturunan Eropa dengan Afrika. Mestizo adalah warga mayoritas di El Salvador, Honduras, Nicaragua, Kolombia, Mexico, Paraguay dan Venezuela. Sementara mulatto juga banyak di Brazil, Panama dan Hindia Barat. Orang Asia, adalah keturunan warga Asia yang berimigrasi ke Amerika Latin yang sebagian besar tiba pada abad 19 sampai ke-20. Keturunan Asia yang besar adalah Tionghoa, Jepang, India, Korea, dan Filipina. Keturunan Tionghoa, Korea, India dan Jepang tinggal di hampir seluruh negara Amerika Latin. Populasi keturunan Jepang di Brazil merupakan komunitas Jepang terbesar di luar negeri asalnya 2.2 Keadaan Ekonomi dan politik di Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II Pada awal abad ke-20 di keluarga negara-negara Amerika Latin telah bertambah dengan dua negara yaitu Kuba dan Panama. Kuba merdeka dari Spanyol pada tahun 1902, dan Panama memisahkan diri dari Columbia pada tahun 1903. Walaupun telah menjadi negara merdeka, kedaulatan dari kedua negara tersebut masih terbatas dengan adanya perjanjian bahwa tentara Amerika Serikat-lah yang bertanggung jawab menjamin kemerdekaan kedua negara tersebut. Sementara itu dalam dua dekade berikutnya Republik Dominica, Nicaragua, dan Haiti menjadi “protectorate’ dari Amerika Serikat. Pada tahun 1845, beberapa dasawara sebelum memasuki abad ke-20, Texas yang telah melepaskan diri dari Meksiko dan bergabung dengan Amerika Serikat . Disamping itu Amerika juga menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat. Sudah barang tentu Meksiko tidak menyukai keinginan tersebut, maka “ Perang Mesiko – Amerika” tidak dapat dihindari. Amerika Serikat berhasil memenangkan perang dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya. Orang-orang Amerika di Utara tidak menyukai perang ini, karena merasa perang ini hanya untuk keuntungan Selatan. Perlu pula diketahui sejak tahun 1900 investasi Amerika Serikat di Mesiko dan di negara-negara Karibia telah melampaui investasi Inggris. Hal itu berarti bahwa pada awal abad ke-20. Amerika Serikat sudah menancapkan pengaruh politik dan ekonomi di Amerika Latin dengan kuat. Keadaan seperti itu menyebabkan tumbuhnya sikap anti terhadap Amerika Serikat, yang dikenal oleh kalangan masyarakat Amerika Latin sebagai “Imperialis Yankee”. Hal itu digambarkan secara tepat oleh seorang penulis Uruguay ( Jose Enrique Rodo) sebagai “Dering kutukan terhadap imperialisme Yankee”. Enrique Rodo menyatakan bahwa sikap menentang pelanggaran militer, ekonomi, dan kultur dari “Colossus of the North” ( The Colossus of the North is a name for the United States typically used by those who view the country as oppressive to its southern neighbors, Wikepedia) adalah suatu sikap yang menjadi dambaan rakyat Amerika Latin. Walaupun rakyat dan negara-negara Amerika Latin sesungguhnya lebih memerlukan terciptanya keadilan dan kemakmuran masyarakatnya. Pada masa tahun 1900-an negara-negara Amerika Latin adalah penghasil produk-produk primair guna keperluan ekspor. Oleh karena itu suatu kontraksi perdagangan dunia – karena depresi pada tahun 1890-an – menyebabkan kerawanan bagi Amerika Latin seperti tampak dengan terguncangnya ekonomi Argentina dan Kuba. Disamping itu imperialisme Eropa, yang dengan intensip meng-eksploitasi koloni-koloninya di wilayah tropis di Asia dan Afrika, menyebabkan terjadinya krisis kopi (1905) dan runtuhnya boom karet (1914) di Brasilia. Beberapa saat setelah itu pecah Perang Dunia I (1914 – 1918) membawa makin susutnya volume perdagangan dunia . Keadaan itu ternyata tidak berlangsung lama, karena kerusakan lahan pertanian di Eropa berakibat terciptanya pasar baru bagi produk bahan makanan Amerika Latin. Namun cepatnya recovery lahan-lahan pertanian di Eropa tersebut (termasuk dihasilkannya gula beet) membawa pengaruh negatip bagi perdagangan produk-produk pertanian Amerika Latin. Pada sepertiga bagian pertama dari abad ke-20 pemerintahan di Amerika Latin telah menjaga stabilitas ekspor hasil produksinya (roduk-produk primer) dengan membatasi dan memangkas produksi-nya, disamping mengadakan berbagai perjanjian perdagangan internasional untuk melindungi ekonominya. Dengan terjadinya depresi pada tahun 1930-an usaha tersebut tampak sia-sia, Amerika Latin menderita kerugian lebih besar daripada yang seharusnya. Bahkan ketika secara umum ekonomi dunia telah membaik dan tumbuh, pengaturan internasional perdagangan komoditi-komoditi tidak efektif melindungi Amerika Latin. Berkurangnya demand akan tembaga dan timah putih menyebabkan rusaknya ekonomi serta menyebabkan perpecahan sosial di Chile atau Bolivia. Dengan berjalannya waktu, maka muncul kesadaran diantara masyarakat Amerika Latin, bahwa melindungi diri dari gejolak perubahan ekonomi dunia adalah mutlak diperlukan antara lain dengan melakukan diversifikasi ekonomi termasuk industrialisasi. Perlu pula diketahui bahwa selama Perang Dunia ke-1 industrialisasi di Amerika Latin menjad marak, pabrik-pabrik dibangun untuk memproduksi barang-barang konsumsi yang semula diperoleh dari Eropa dan Amerika Serikat. Sebagian besar pabrik-pabrik yang dibangun tersebut adalah tergolong industri ringan, namun sewaktu terjadi banjir impor pada tahun 1920-an sebagian besar pabrik-pabrik tersebut mati tenggelam. Pada dekade berikutnya terlihat adanya gelombang naik dari industri ringan tersebut yaitu ketika ekspor produk primer Amerika Latin menurun, dimana Amerika Latin terpaksa mengurangi impor-nya serta menggantikannya dengan memproduksi produk dalam negeri sebagai substitusi impor. Industri substitusi impor terus tumbuh selama Perang Dunia II sampai perang berakhir. Beberapa negara seperti Brasilia dan Argentina membuat dinding tarif (tariff barrier) untuk melindungi industri substitusi impor tersebut serta menyokong penuh industrialisasi. Industri Argentina tumbuh dengan pesat dibawah program ambisious yang dilancarkan oleh diktator Juan D Peron, dan Brasilia tumbuh menjadi negara yang maju industri-nya. Promosi pemerintah tentang pembangunan pabrik-pabrik (industri) menggambarkan kemenangan kelompok penduduk kota terhadap kaum elite pendatang lama yang pada umumnya menguasai daerah-daerah pedesaan . 2.3 Pertumbuhan Kota Dan Pemerintahan Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II Pemerintahan kota di Amerika Selatan tumbuh dengan pesat kira-kira pada awal abad ke-20, kaum imigran di Argentina dan bagian selatan Brasilia berperan besar dan ikut bertanggung jawab atas terjadinya pertumbuhan pemerintahan kota tersebut. Para pekerja kontrak dari Itali, Spanyol dan Portugis ; setelah beberapa tahun bekerja di ladang-ladang biji-bijian (gandum) atau di kebun-kebun kopi menghadapi kenyataan tidak mungkin memiliki tanah kebun bagi dirinya ; kemudian mereka cenderung untuk tinggal di kota-kota. Perbaikan sanitasi dan terbasminya penyakit-penyakit seperti penyakit malaria– khususnya di kota-kota ikut menyumbang pertumbuhan penduduk karena berkurangnya angka kematian, Setelah Perang Dunia I kegiatan ekonomi dan perdagangan di Amerika Selatan pada umumnya berkembang, hal itu menyebabkan diperlukannya tenaga-tenaga managerial dan profesional disamping bertambahnya lapangan kerja bagi sekretaris, juru tulis, penjaga gudang, pekerja kereta api, pekerja pelabuhan, pekerja perpakiran dan lain-lain. Namun pada kenyataannya banyak posisi- posisi yang baik dalam bank-bank, perusahaan asuransi, pusat-puat perdagangan, dan berbagai fasilitas lainnya masih diisi oleh tenaga-tenaga managerial dan profesional asing, hal itu telah membangkitkan kemarahan para pekerja lokal. Keadaan seperti itu diperparah oleh kenyataan bahwa para kapitalis asing tampak hanya mengeruk sumber daya alam Amerika Latin saja, baik dari kebun-kebun maupun dari tambang-tambang. Para politisi (demagog) kelas menengah di Amerika Latin mengritik elite penguasa sebagai antek kapitalis Inggris atau Amerika (Yankee). Para politisi yang sebagian besar kelas menengah terus berusaha mendapatkan dukungan dari para pekerja yang terancam hilang pekerjaannya saat ekspor produk-produk Amerika Latin terus merosot. Keadaan seperti itu menyebabkan faham nasionalisme tumbuh menjadi faktor penting dalam percaturan politik di Amerika Latin pada abad ke-20. Sesungguhnya sejak abad ke-19 konstitusi Amerika Latin telah mengatur adanya pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan golongan-golongan, namun partisipasi rakyat belum memadai seperti terlihat dalam banyak pemilihan umum maupun penetapan pemenang dari pemilihan-pemilihan tersebut. Phenomena tersebut baru memperoleh perhatian secara luas pada abad ke-20. Memasuki abad ke-20 kelompok-kelompok penduduk kota menghendaki reformasi cara-cara pemilihan, pelopor dari reformasi tersebut adalah kaum elite tua dari Argentina dan Chile. Adanya reformasi cara pemilihan telah memungkinkan partai kelas menengah radikal merebut kedudukan presiden di Argentina (1916) dan di Chile (1920). Sementara itu perubahan administrasi pemerihtahan telah berpengaruh terhadap kebebasan rakyat melakukan pemilihan di Chilie pemilihan menjadi tidak demokratis lagi dan di Argentina sebagian besar “presiden terpilih” digulingkan oleh kudeta militer. 2.4 Latar Belakang Munculnya Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin Semenjak mendaratnya penjajah baik dari Portugis maupun Spanyol, rakyat Amerika Latin merasa dirugikan. Karena penjajah hanya ingin menguasai sumber daya alam di sana untuk nantinya dikirim ke Negara induk dalam menunjang perekonomiannya. Hak asasi manusia saat itu tidaka lagi diperdulikan.hal inilah yang nantinya memunculkan semangat perjuangan untuk mendapat kemerdekaan. Pada umumnya penyebab munculnya perjuangan kemerdekaan ini ada dua macam faktor, yakni faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor Intern Faktor intern artinya faktor yang berasal dari dalam kolonialisme sendiri. Pada saat masa penjajahan berlaku sistem kolonialisme yang cukup menyiksa rakyat. Rakyat pribumi diperlakukan tidak adil, yang terbukti dari pemerasan secara paksa yang digunakan untuk kepentingan sistem merkantilisme ekomomi. Setiap rakyat dipaksa untuk berja keras agar penjajah dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkan tanpa perlu bersusah payah ikut bekerja. Hak azasi manusia sudah tidak diindahkan, justru diinjak – injak bahkan dianggap tidak ada hak untuk rakyat jajahan. Menuntut pembayaran pajak yang cukup tinggi terhadap rakyat. Rayat tidak diperkenankan untuk menikmati bangku pendidikan. Selain itu juga Spanyol masih tetap menjalankan politik diskriminasi. Diskriminasi tersebut dilakukan dengan tidak memberi kursi di pemerintahan bagi rakyat pribumi. Kemudian juga terjadi percampuran kepentingan antara kepentingan Negara yang diwakili oleh para pejabat administrasi kolonial, gereja, yang diwakili oleh para pendeta katolik, dan tentara yang terdiri dari para petualang fisik. Pemerintah melakukan persekongkolan dengan pendeta dan tentara tidak hanya dalam berperang, akan tetapi juga dalam perdamaian. Tujuannya adalah membagi rata hasil yang diperoleh terutama tentang kepemilikan tanah. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan penyebab–penyebab yang berasal dari luar sistem kolonialisme itu sendiri. Cara berfikir dan perjuangan rakyat Amerika Latin kala itu dipengaruhi oleh komunikasi rakyat dengan dunia luar baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi inilah yang menginspirasi rakyat pribumi untuk menemukan gagasan baru dan cara – cara memeperjuangkan kemerdekaan. Kemudian faktor lainnya adalah pendidikan, tak banyak rakyat yang dapat mengenyam pendidikan di luar negeri. namun mereka yang berkesempatan akan memepelajari cara - cara yang cukup baik untuk perjuangan kemerdekaan. Kemudian peristiwa – peristiwa penting di dunia kala itu juga menjadi salah satu pendorong bagi rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Contoh saja peristiwa Revolusi Prancis yang mendorong rakyat pribumi untuk merebut kembali kemerdekaan dari tangan Spanyol dan Portugis. Revolusi ini merupakan lambang perjuangan rakyat melawan kezaliman raja, dan sebagai motor penggerak revolusi–revolusi Amerika Latin. Selanjutnya kesadaran politik semakin tergugah Kemudian serangan Napoleon atas Spanyol dan Portugal memeberikan kesempatan yang baik bagi Amerika Latin untuk melepaskan diri dari Negara induk. Pada dasarnya sebelum tahun 1807–1808, rakyat daerah jajahan sudah mulai melakukan serangan–serangan secara individual dengan persenjataan dan biaya yang cukup serta tanpa ada organisasi. Akan tetapi usahanya kali menghadapi jalan buntu. Para pemimpin serangan ditahan atau dihukum mati. Dalam tahun 1749, Juan Fransisco de Leon yang merupakan orang kreol melakukan pemberontak terhadap tekanan ekonomi namun gagal. Begitu pula dengan pemberontakan di Chili pada tahun 1776. Di Peru pada tahun 1780-1783 terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang Indian yang dibantu orang Kreol dan mestizo dibawah pimpinan Tupac Amaru II yang juga berujung kegagalan. Brasil memiliki strategi/taktik tertentu dalam melakukan aksi penolakan terhadap penjajah yaitu dengan politis dan terpendam dengan cara diskusi.yang berada di bawah pimpinan Joaquim Jose da Silva Xavier. Namun, usahanya gagal sebab pemerintah telah mengetahui maksud Joaquim yang ingin menuntut hak azasi manusia. Tahun 1792 dia dihukum mati, maka gugurlah pahlawan kemerdekaan pertama Brasil. 2.5 Proses Perjuangan Kemerdekaan Setelah mengalami kekalahan bertubi – tubi sebelum tahun 1807-1808, maka rakyat daerah jajahan berusaha untuk memperbaiki strategi dan memperkuat pasukan dalam melakukan serangan. Berikut perlawanan yang dilakukan oleh beberapa Negara di Amerika Latin. 1. Espanola (Haiti dan Republik Dominika) Haiti merupakan tonggak awal perjuangan kemerdekaan yang pertama kalinya berhsil pada masa sebelum 1807 – 1808. Pemimpin pemberontakan tersebut adalah Piere Dominique Tousaint l’ Ouverture. Tousaint memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 1 Juli 1801. Setelah proklamasi kemudian Tousaint mempersiapkan pembentukan konstitusi pertama. Namun kemudian Napoleon mendengan berita kemerdekaan Haiti ni. Napoleon geram dan kemudian mengirimkan tentara ke Haiti untuk mengusik kemerdekaan Haiti. Hal ini dilakukannya karena Haiti merupakan garis utama untuk mempertahankan daerah di amerika Serikat yang berhasil direbutnya. yaitu Loussiana. Tentara kiriman Napoleon awalnya mengalami kekalahan, namun kemudian berhasil menagkap dan Tousaint memenjarakannya di Prancis pada tahun 1802. Kemudian perjuangan di Haiti dilanjutkan oleh Henri Christophe dan Jaques Dessalines. Kemerdekaan kembali diproklamasikan pada 1 Januari 1804 dan kemudian mengganti nama dengan Republik Haiti. Kemudian diangkatlah Dessalines sebagai Gubernur seumur hidup dan menjadi Kaisar Jaques I. prancis baru mengakui kemerdekaan Republik Haiti ini pada tahun 1825. Untuk daerah Espanola bagian timur, yang dikuasai kembali oleh Spanyol dalam tahun 1806 (setelah pernah direbut Prancis) memproklamisikan kemerdekaannya pada tahun 1821. Antara tahun 1822-1844 sempat dikuasai oleh Haiti. Namun pada tahun 1844 kembali merdeka dan mengganti nama dengan Republik Dominika. 2. Venezuela Perjuangan kemerdekaan di Venezuela pertama kali dilakukan oleh Francisco Miranda yang telah mulai memberontak melawan Spanyol pada tahun 1806. Francisco Miranda merupakan putera dari keluarga kaya raya di Caracas (Venezuela) yang seorang bangsa Kreol. Awalnya, Francisco Miranda mendapatkan semangat atau fikiran untuk kemerdekaan tanah airnya adalah karena saat usia mudanya ia sudah memasuki Angkatan Perang Spanyol, ia juga sering mengunjungi Amerika Serikat (1783-1784) dimana disanalah dia banyak bertemu dengan pemimpin revolusi Amerika Serikat.dari Amerika Serikat, ia pergi ke Perancis dan memasukii Angkatan Perang Rebublik Perancis I. Pada tahun 1806, Francisco Miranda mendarat di Venezuela dengan sebuah ekspedisi kecil, dan usahanya untuk menjatuhkan pemerintah kolonial gagal, karena banyak rakyat yang tidak memberikan bantuan yang wajar. Ia pun mengungsi ke Inggris. Pada tahun 1810, Spanyol sibuk memerangi Napoleon. Miranda kembali lagi ke Venezuela pada tanggal 5 Juli 1811. Pada hati itu juga dapatlah dibentuk suatu Kongres, yang kemudian menyatakan kemerdekaan Venezuela lepas dari Spanyol dan pada tanggal 21 Desember 1811 disusun suatu konstitusi.Namun, pada tanggal 28 Maret 1812 kota Caracas (wilayah yang dikuasai Francisco Miranda) diguncang dan dihancurkan oleh gempa bumi yang hebat yang menelan korban 20.000 jiwa. Dua puluh ribu orang menjadi korban, pasukan Miranda merosot serangan tempurnya karena banyak diantara korban tersebut adalah pasukan Miranda. Hal ini dimanfaatkan oleh Kerajaan (royalis) Spanyol untuk menyerang kembali Venezuela. Penyerangan ini berhasil dan Francisco Miranda berhasil ditangkap dan dibuang ke Spanyol. Francisco Miranda dipenjara di Spanyol, dan meninggal disana pada 14 Juli 1816. Mungkin ini merupakan satu-satunya contoh dalam sejarah dinia, diaman suatau gerakan kemerdekaan digagalkan oelh bencana alam. Pengganti-penganti Miranda pun meneruskan perjuangan Miranda, salah satunya adalah Simon Bolivar (1783-1830). Melihat situasi yang belum matang, Bolivar pergi ke Colombia (1812), dan bergabung dengan pasukan pejuang kemerdekaan lain, dan sukses. Dalam tahun berikutnya, yaitu pada tanggal 15 Juli 1913 Simon Bolivar menyatakan “Perang sampai mati” pada Spanyol. Kemudian, Simon Bolivar kembali ke Venezuela dengan menjajahi Pegunungan Andes. Dalam bulan Januari 1814, Republik Venezuela di proklamasikan dengan Bolivar sebagai “ Libertador” nya atau “Pembebas” nya. Namun, pasukan-pasukan Spanyol dapat mengkonsolidasikan kekuatan, mendobrak pertahan Bolivar. Ia pun terpaksa lari ke Colombia, kemudian lari ke Jamaica, dan akhirnya ke Haiti. Dari Haiti inilah disusun rencana penyerangan kembali ke Venezuela, dengan bantuan Haiti secara penuh. Ia mneyerbu ke Venezuela tahun 1817 dan banyak mengalami kesuksesan. Akhirnya, pada tanggal 20 November 1818, di Angostura di proklamasikan lagi kemerdekaan Venezuela. Perjuangan kemerdekaan berlangsung terus kerena pasukan-pasukan Spanyol yang baru terus berdatangan dari Spanyol. 3. Ecuador Berkali – kali telah dilakukan pemberontakan untuk mendapatkan kebebasan dari para penjajah yakni pada tahun 1809–1810 yang berujung kegagalan. Selanjutnya Jendral Antonio Jose de Sucre pada bulan Mei 1821 mencapai Guayaquil / Ecuador berkat gabungan antara pasukan Colombia dan Venezuela. Sucre adalah pembantu Boliviar. Pada 24 Mei 1822 terjadi pertempuran Pichincha. Dalam pertempuran ini pasukan kerajaan dapat dikalahkan dengan bantuan sebanyak 1200 orang yang dikirimkan oleh oleh San Martin dari Peru. Boliviar kemudian menuju ke Ecuador dan ingin membentuk Republik Colombia disana yang terdiri dari Colombia, Venezuela, dan Ecuador. Kemudian di Guayaquil itulah terjadi perundingan antara Boliviar dan San Martin untuk membicarakan gerakan kemerdekaan di Amerika Latin. Akan tetapi selanjutnya San Martin ternyata tidak meneruskan perjuangannya. Ia kembali ke Lima/Peru, kemudian menuju Santiago/Chili, lalu ke Buenos/Aires Argentina, terakhir ke Prancis. Di sanalah ia meninggal pada 1850 tepatnya di Boulgne. Kemungkinannya, San Martin tidak suka berpolitik dan berpaham moderat. Berbeda dengan Boliviar yang lebih Revolusioner, dan menyukai bentuk Republik serta perjuangan fisik untuk melawan Spanyol. 4. Argentina Sementara Simon Bolivar sibuk mengurusi perang kemerdekaan di kawasan Amerika Selatan bagian utara, muncul Liberator lain di kawasan Amerika Selatan bagian selatan. Liberator tersebut adalah Jendral Jose de San Martin (1778-1850) yang memimpin perang kemerdekaan di Amerika selatan bagian selatan, yaitu daerah-daerah La Plata. San Martin adalah putera termuda seorang kapten Argentina. Ia mendapat pendidikan militer di Spanyol dan juga pernah berperang melawan Perancis-Napoleon. Mendengar akan adanya perang di Amerika Latin, ia meminta keluar dari ketentaraan Spanyol dan pulang kembalai ke Argentina. Rakyat Argentina pun menyambut kedatangan San Martin ini dengan hangat, karena mereka sangat membutuhkan seorang Jendral yang gemilang untuk memimpin kemerdekaan rakyat Argentina. Penyerangan Inggris terhadap Buenos Aires (1806 dan 1807) memberikan semangat pada orang-orang Kreol untuk memberontak untuk melawan Spanyol. Semangat tersebut terealisasikan pada tanggal 20 Mei 1810, yaitu Manuel Belgrano yang menuntut agar Raja Muda (Viceroy) yang menguasai Argentina ketika itu turun tahta. Spanyol ingin kompromi, tetapi akhirnya menyerah setelah pada tanggal 25 Mei 1810 orang-orang yang melakukan pemberontakan tersebut memaksa untuk dihapuskannya sistem pemerintahan oleh Raja Muda (Viceroyalty), sebagai lambang pemerintahan kolonial Spanyol. Suatu Dewan Pmerintahan tertinggi pun dibentuk, yang memerintah atas nama Ferdinand VII. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat Argentina sudah memisahkan diri dari kekuasaan Spanyol sejak mereka membentuk pemerintahan sendiri ini di Buenos Aires pada tanggal 25 Mei 1810. Nampak ada dua aliran politik. Yaitu para rakyat yang masih menginginkan sistem monarki yang demokratis, dan rakyat yang menginginkan kemerdekaan penuh dalam bentuk republik, dan republiklah yang akhirnya dipilih menjadi bentuk negara Argentina. Dengan kemenangan ini, perjuangan selanjutnya ditujukan untuk membantu daerah-daerah lain, yakni Chili, Praguay, dan Uruguay. Dibawah pimpinan Jendral San Mrtin, tentara Argentina mengalahkan tentara Spanyol pada tanggal 9 Juli 1816. San Martin pun memproklamirkan kemerdekaan Argentina di Tucuman, Argentina. 5. Chili Setelah merdekanya Argentina, muncul kekhawatiran pada San Martin sebagai seorang ahli strategi yang mengetahui benar, bahwa tentara Spanyol yang berada di Peru merupakan suatu bahaya laten bagi Argentina, oleh karena itu San Martin berusaha untuk memerdekakan Peru dan Chili. Karena adanya alasan ini, negara yang menjadi tujuan utama setelah memerdekakan Argentina adalah Chili. Chili dan Peru adalah kedua negara yang sama-sama diincar untuk dimerdekakan atas Spanyol demi keamanan Argentina. Tokoh perjuangan Chili yang kemudian juga memerdekakan Peru adalah Jose de San Martin seorang militer, seorang ahli strategi, dan tidak menyukai politik, serta pernah berdinas lama dalam pasukan darat dan laut Spanyol. Dalam perjuangannya di Chili, San Martin dibantu oleh seorang Kreol bernama Bernardo O’Higgins, putera salah seorang gubernur asal Irlandia, di Chili. Bernardo O’Higgins juga pimpinan dari para tentara sukarelawan dari USA dan Inggris serta para pengungsi dari Chili. Mula-mula, Bernardo O’Higgins meminta bantuan Argentina dengan meminta pangkalan di Argentina Barat, yang akan dipergunakan sebagai pusat latihan dan pusat persiapan menyerang Chili dari timur Pegunungan Andes. Maksudnya adalah agar setelah Chili jatuh, Peru dapat diserang dari laut. Dalam bulan Januari 1817, San Martin melewati pegunungan Andes “sama seperti Hanibal atau Napoleon yang melintasi pegunungan Alp”. Proses penyerangan ini, dipersiapkan dengan matang yaitu melalui persiapan darat dan laut selama dua tahun (1814-1816). Penyerangan yang dilakukan melalui jalur Pegunungan Andes ini dengan tujuan untuk bergerak menyerang Chili dan memerdekakaknya dari kekuasaan Spanyol. Dalam peristiwa penyerangan San Martin dan kawan-kawannya ini dinamakan sebagai Pertempuran Chacabuco. Dalam pertempuran ini, pasukan Spanyol di Chili berhasil dikalahkan dengan mutlak pada 2 Februari 1817. Kemenangan gemilang ini juga berkat bantuan dari Bernardo O’Higgins, “The Hero of Chili”. Penyerangan ini berhasil mendapatkan ibukota Chili (Santiago) yang dapat diduduki. Kemerdekaan Chili pun diproklamirkan pada 2 Februari 1817. San Martin ditawari jabatan sebagai Kepala Pemerintahan di Chili, namun karena menyadari dirinya adalah seorang prajurit yang lebih suka di medan perang, tawaran tersebut diberikan kepada Bernardo O’Higgins, seorang tokoh pejuang yang telah banyak membantunya dalam memerdekakan Chili. Bernardo O’Higgins pun menjadi presiden pertama Chili yang kemudian melanjutkan perjuangan untuk memerdekaan Peru. 6. Peru Gerakan kemerdekaan di Peru terinspirasi oleh Jose dde la Riva Aguero. Pemberontakan dimulai dari tahun 1808 hingga 1813, namun gagal.selanjutnya dilakukan kembali pertempuran dengan bantuan dari orang Indian yakni pada tahun 1814 – 1815 yang juga gagal. Hal ini disebabkan karena kedudukan Spanyol di daerah tersebut cukup kuat. Hal ini dipahami San Martin yang selanjutnya menyerang Peru lewat jalur laut. Dalam penyerangan ini mendapat bantuan dari pasukan O’Higgins di Chili. Pada tanggal 20 Agustus 1820, ekspedisipun dimulai. San Martin berangkat dengan Thomas Cochrane seorang opsir Inggris yang kecewa terhadap pemerintahnya. dalam ekspedisi ini awalnya dilakukandengan jalan diplomasi, namun gagal, maka dilakukanlah jalur peperangan pada tanggal 9 Juli 1821 dan berhasilah penguasaan Terhadap Peru. Namun muncul Boliviar dan Sucre yang berhasil membebaskan Peru dalam Pertempuran Junin pada 6 Agustus 1824 dan Pertempuran Ayacucho pada 9 Desember 1824. 7. Bolivia Dulunya bernama Peru Atas (Upper Peru), pernah melakukan pemerontakan pada tahun 1808, 1810, dan 1815, namun mengalami kegagalan. Tak sampai disitu, Bolivia kembali melakukan dua ekspedisi yakni di tahun 1822 – 1823, akan tetapi baru mendapat keberhasilan pada tanggal 5 Januari 1825. Kemudian Boliviar mengumumkan kemerdekaanya di La Paz. Saat itu pula pasukan terakhir Spanyol menyerah tanggal 1 April. Untuk itu kemudian Boliviar diangkat sebagai “Bapak Peru Atas”. Kemudian sebagai penghargaan atas jasanya digantilah nama Negara ini menjadi Bolivia pada tanggal 25 Agustus 1825. 8. Paraguay dan Uruguay Paraguay mencapai kemerdekaannya tanpa banyak mengalami kesulitan dalam perjuangan. Paraguay merdeka pada tahun 1816 denga ibukota Asuncion yang dimerdekakan oleh pemimpin yang dikenal sebagai orang yang diktator yairu Dr. Jose Gaspar Rodriguez. Proses pencapaian kemerdekaan di Uruguay terlebih dahulu berjuang melawan Spanyol dan kemudian juga mencegah pencaplokan oleh Brazil dan Argentina. Uruguaymerdeka pada tahun1816 dengan tokoh kemerdekaan Jose de Artigas dengan ibukotaMontevideo. 9. Brasil Ratu maria dan keluarganya melarikan diri dari Portugal menuju ke Brasil dan bertempat tinggal di Bahia. Selanjutnya merka pindah ke Rio de Janeiro. Di sinilah kemudian terjadi pembangunan daerah di bidang kesehatan rakyat, pendidikan, perbankan, jalan dan park, gedung – gedung serta lain sebagainya. Pada tahun 1816 Ratu Maria meninggal dan digantikan oleh Regent John sebagai John VI. Kemudian muncullah pemberontakan oleh rakyat Pernambuco pada Maret 1817, namun gagal. Akibat dari perubahan – perubahan tidak terjadi secara revolusioner, rakyatpun mendesak John VI untuk kembali ke Eropa pada 26 April 1821. Namun pedro anka dari Raja John tidak mau kembali ke Eropa. Kemudian melalui parlemer (disebut Cortes) untuk mendepak dan mengurangi kekuasaannya. Kemudian muncul Dom Pedro yang menjadi pemimpin gerakan untuk melawan Pedro. Dom kemudian mengumumkan semboyan “Grito do Ypiranga” atau “Pekik dari Ypiranga” yaitu “Merdeka atau Mati” pada tanggal 7 September 1822. Untuk itu kemudian Dom Pedro dinobatkan sebagai Kaisar Konstitusional Brasil berkedudukan di Rio de Janeiro walaupun konstitusinya sendiri baru ada pada tahun 1824. 10. Meksiko Perjuangan kemerdekaan di Meksiko memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi negara-negara di Amerika Tengah. Sama seperti halnya dengan perjuangan kemerdekaan di Venezuela dan Argentina yang menjadi motivator bagai negara-negara lain di Amerika Selatan. Pendaratan Hernando Cortes pada tahun 1519, menandai dimulainya perintisan zaman penjajahan Spanyol di Meksiko. Penjajahan ini berlangsung antara tahun 1521-1815. Api Pemberontakan di Meksiko mulai dinyalakan di Guanajuato/ Meksiko pada malam tanggal 15 September 1810. Pada tengah malam tanggal 15 September 1810, Miquel Hidalgo y Costilla seorang pastor Paroki Dolores (Mexico City) yang revolusioner, pada malam itu memeulai perjuangan menumpas kekuasaan Spanyol dengan suatu pekik kemerdekaan yang disebut “Grito” yang memekikkan “Death to the Spanish–Born, Long Live Our Lady Guadalupe”. Tengah malam itu, Peter Miquel Hidalgo membunyikan lonceng gereja. Umatnya yang mendengar lonceng pada tengah malam itu bergegas ke gereja dan dihadapan umatnya itu Pastor Hidalgo menyerukan “Grito” : “Hiduplah Bunda kita dari Goudalope! Matilah Pemerintah yang jahat! Matilah orang-orang Spanyol”. Pekikan suara kemerdekaan ini di pekikkan di Gerja Dolores/Guanajuato, sehingga disebut huga sebagai “Grito de Dolores”. Seruan ini (Cry of Dolores) adalah tanda dimulainya perjeangan kemerdekaan rakyat Meksiko terhadap pemerintahan Spanyol. Pastor Miquel Hidalgo membawa banyak semangat bagi rakyat Spanyol untuk melakukan pemberontakan kepada pemerintahan kolonial Spanyol. Salah satu wujudnya sebagai motivator adalah Hidalgo terkenal dengan dekritnya untuk mengahpuskan sistem perbudakan bagi rakyat Meksiko (19 Oktober 1810). Karena pergerakan perjuangan yang dinilai membahayakan kedudukan pemerintah kolonial Spanyol di Meksiko, Pastor Miquel Hidalgo dianggap bersalah oleh pemerintah Spanyol, sehingga harus ditangkap dan ditembak mati di daerah Chihuahua oleh tentara Spanyol karena menurut orang Spannyol, Hidalgo dianggap sebagai pemberontak, tetapi oleh orang Meksiko dianggap sebagai pahlawan, sehingga orang-orang Meksiko menamakannya “Bapak Kemerdekaan Mexico.” (Father of Mexican Independence). Sepeninggal pastor Miquel Hidalgo, mulcul para pemimpin-pemimpin patriotik lainnya yang meneruskan perjuangan ini, antara lain : Peter Jose Maria Morelos, seorang pendeta terkenal, negarawan, dan juga seorang ahli strategi. Namun, sama seperti pendahulunya, yiatu Hidalgo Morelos juga ditangkap dan ditembak mati oleh pemerintah Spanyol di San Cristobal Ecatetec (22 Desember 1815). Perjuangannya ini kemudian dilanjtkan lagi oleh pasukan komandan patriot Meksiko untuk sektor selatan, yaitu Jendral Vicente Guererro dan juga oleh Kolonel Agustin de Iturbide, seorang opsir pasukan Spanyol yang ditugaskan untuk menangkap Guererro berbalik haluan, yaitu dengan bergabung dengan pasukan Meksiko yang saat itu dipimpin sendiri oleh Jendral Guererro. Pada akhirnya, semakin banyak perlawanan-perlawanan dari rakyat Meksiko yang menentang orang-orang Spanyol yang membuat kekuatan Spanyol makin surut pada tanggal 24 Agustus 1821. Sehingga, Mexico pun dapat merebut kembali kemerdekaannya selama 11 tahun. Raja Muda Spanyol yang terakhir untuk Meksiko adalah Juan O’Donoju, yang dipaksa oleh para pejuang Meksiko untuk menandatangani Rencana Iguala. Perjanjian perdamaian pun dilakukan antara Presiden terakhir Spanyol di Meksiko dengan Jendral Iturbide. Pasukan-pasukan Spanyol terakhir meninggalkan Meksiko pada tanggal 27 September 1821 dan pada hari itu juga Iturbide dengan pasukannya memesuki kota Meksiko. 11. El Savador Terinspirasi dari perjuangan M. Hidalgo pada tahun 1810, maka di El Savador muncul pemimpin pergerakan yaitu Jose Matias Delgado seorang pendeta dan ahli hukum yang juga dikenal sebagai “Bapak dari Tanah Air Amerika Tengah” bersama-sama dengan Manuel Jose Arce mengadakan pemberontakan untuk menuntut kemerdekaan terhadap Spanyol (1811-1814). Pada tahun 1811, J.M. Delgado memimpin pemberontakan, yang diikuti juga oleh Nicaragua. Kemerdekaan El Savador diproklamasikan, tetapi pasukan-pasukan Spanyol cepat didatangkan dari Guatemala dan pemberontakan-pemberontakan pun dapat ditumpas. Delgado pun dipenjarakan di Guatemala. Satu tahun setelah pemenjaraan Delgado, datang berita dari Spanyol bahwa di Spanyol terbentuk konstitusi baru yang lebih demokratis (1812). Adanya berita ini membuat rakyat jajahan Spanyol di Amerika Tengah merasa puas dan ingin mengambil prinsip-prinsipnya sendiri dalam rangka menyusun pemerintahan-pemerintahan di Amerika Tengah yang akan datang, tetapi dalam lingkungan imperium Spanyol. Tetapi serentak juag datang kabar lain tentang pemulihan tahta Ferdinand VII (1814), harapan rakyat Ameika Tengah untuk adanya pembaharuan pun bubar sama sekali. Kembali mereka pun menyusun kekeuatan fisik untuk merebut kemerdekaan melalui pemberontakan. Ketika Delgado keluar dari penjara, ia meneruskan perjuangannya yang semula yaitu menuntut kemerdekaan dari Spanyol. Tetapi pada waktu itu timbul aliran politik lain yang lebih moderat, dibawah pimpinan Jose Cecilio del Valle. Delgado tetap menuntut kemerdekaan langsung dari Spanyol dengan segera, sedangkan Valle masih memperhitungkan waktu dan persiapan yang lebih matang. El Savador merupakan salah satu negara yang tergabung dalam Captaincy of Guetemala yang terdiri dari negara-negara : Guetemala, Honduras, El Savador, Nikaragoa, dan Costarica. Kelima negara ini kemudian membentuk suatu konfederasi yang dinamakan “United Provinces Of Central America”. El Savador memproklamasikan bersamaan dengan kemerdekaan di Amerika Tengah, yaitu pada tanggal 15 September 1821. 12. Guatemala Perjuangan kemerdekaan di Meksiko menggugah semangat dari negara-negara lain di kawasan Amerika Tengah. Semangat ini terpacu pada Rencana Iguala dari Jendral Iturbide (1821). Hal ini membuat orang-orang Kreol di Guetemala segera bergerak. Pada tahun 1821, Rakyat Amerika Tengah bangun untuk memberontak kembali dibawah pimpinan Pastor Jose Simon Canas, Pastor dari Guetemala City. Pada tanggal 15 September 1821 di kota Guetemala, diproklamasikan kemerdekaan Guatemala, dengan masih mempergunakan konstitusi Spanyol tahun 1820 sebagai dasar negara dan pemerintahan. Perancangnya adalah Cecilio del Valle. Pastor Jose Simon Canas, Pastor dari Guetemala City akhirnya menyatakan kemerdekaan Amerika Tengah di Guetemala City pada tanggal 15 September 1821. 13. Kuba Daerah koloni Spanyol terakhir di amerika Latin yang masih harus merebut kemerdekaannya adalah Cuba, “Mutiara Dari Pulai Antillen” (the pearl of the Antillles). Hal ini bkan berarti rakyat Kuba tidak ingin terbebas dari para penjajah. Namun mereka telah melakukan usaha–usaha pemberontakan pada tahun1826– 868 akan tetapi selalu mengalami kegagalan. Untuk melakukan pemberontakan ini Amerika Serikat memberikan kontribusi yang cukup besar dari segi pembiayaan, perlengkapan, persenjataan, dan fasilitas penggunaan wilayahnya. Pemimpin pemberontakan yang menggunakan taktik perlawanan terbuka ini diantaranya adalah jenderal Narciso Lopez (dari Venezuela), Joaquin de Aguero, dan Ramon Pinto. Pada tahun 1868 – 1878 di kuba terjadi Perang Sepuluh Tahun yang merupakan pemberontakan rakyat Kuba terhadap Spanyol. Perang ini dilakukan ketika Ratu Elizabeth II turun tahta. Pemimpin Kuba saat itu diantaranya adalah Carlos Manuel de Cespedes, Fransisco Aguliera, Maximo Gomes, dan Jenderal Ramon Balanco. Ketika itu pemerintah Spanyol menjanjikan kemerdekaan kepada Kuba, maka rakyat Kuba meletakkan senjata. Syangnya, janji Spanyol tak kunjung ditepati. Akibat dari perlawanan ini semangat revolusi rakyat Kuba semakin meluap, banyak yang melarikan diri ke Amerika Serikat. Amerika Serikat melihat kekalahan Kuba juga menjadi semakin benci kepada Spanyol. Untuk itu kemudian terjadilah Revolusi 1895 yang terorganisirkan untuk melawan Spanyol. Kemudian muncul tokoh Jose Marti yang merupakan seorang penyair yang menjadi Pahlawan kemerdekaan Amerika Latin. Selanjutnya Amerika Serikat menyatakan bahwa Kuba berhak untuk merdeka. Untuk itu segera Spanyol menyatakan perang terhadap amerika Serikat pada tanggal 24 April 1898 dan dibalas dengan tindakan yang sama di keesokan harinya, maka terjadilah perang resmi diantara keduanya. Amerika Serikat dengan mudah mengalahkan tentara Spanyol di Kuba, Puerto Rico, dan Philipina. Akibatnya Kuba dikuasai oleh Amerika Serikat pada 1 Januari 1899. Dalam pendudukan ini terdapat beberapa ketentuan resmi yakni Guantanamo Bay, Bahia Honda, dan lain – lain disewagunakan kepada Amerika Serikat. Pda tanggal 20 Mei 1902, Thomas Estrada Palma diangkat sebagai Presiden pertama Republik Kuba dan penguasa militer Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan pemerintah kepadanya.Walaupun telah merdeka, rakyat Kuba tetap dikendalikan oleh Amerika Serikat yaitu: a. Amerika Serikat mendektekan Amandemen Platt atas konstitusi Kuba yang baru di batalkan dlam tahun 1934 b. Amerika Serikat masih tetap mempunyai basis Angkatan Laut di Teluk Guantanamo (Kuba). 14. Puerto Rico Dalam perdamaian Paris tanggal 10 Desember 1898, Kuba dinyatakan merdeka, sedangkan Puerto Rico, Philipina dan pulau Guam dijadikan Koloni Amerika Serikat. 2.6 Hasil Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin Perjuangan suatu bangsa dalam mencapai kemerdekaan negaranya dari bangsa kolonial sudah pasti menimbulkan berbagai dampak atau hasil dalam berbagai bidang kehidupan di negara yang dijajah dan bagi negara yang menjajah. Hal ini dapat disadari karena memang suatu penjajahan dalam suatu negara sangat mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, yang secara pasti tentu banyak merugikan bagi bangsa yang terjajah dan menguntungkan bangsa yang menjajah. Berikut hasil yang didapatkan dari adanya pergerakan kemerdekaan di Amerika Latin, yaitu : 1. Bidang Politik Banyaknya pergerakan kemerdekaan yang dilakukan di berbagai negara di Amerika Latin yang ingin terbebas dari penjajah Spanyol dan Portugis yang menjajah negara-negara di Amerika latin memiliki satu tujuan yang sama yaitu merdeka. Negara-negara di Amerika Latin melakukan berbagai banyak cara untuk memerdekakan negaranya. Perjuangan ini tidak dilakukan dalam waktu yang singkat dan telah banyak menimbulkan kerugian bagi bangsa yang melakukan pemberontakan itu sendiri. Namun, hal ini tidak terasa ketika hasil fundamental pertama yang dicapai adalah sudah pasti dalam bidang politis yaitu dicapainya Kemerdekaan. Selain itu, secara fisis berati hasil yang dicapai bagi negara yang melakukan pergerakan kemerdekaan adalah dapat tertranslasikannya wilayah jajahan menjadi teritor nasional negara-negara yang dijajah. Namun, pada umumnya kondisi-kondisi dinegara yang baru saja merebut kemerdekaan dari penjajah adalah sangat menyedihkan. Hal ini juga berlaku bagi negara-negara dihampir seluruh negara baru merdeka di Amerika Latin. Terbukti denagn pengalaman berpolitik yang belum ada, karena kegiatan berpolitik bagi negara-negara yang dijajah ini adalah baru dimulai pada saat masa perang kemerdekaan itu juga. Ditambah lagi dengan timbulnya perbedaan pendapat secara prinsipal mengenai arah dan tujuan pada saat mencetusnya perang. Mengenai bentuk pemerintahan, pada negara-negara yang baru merdeka adalah banyak yang memiluh bentuk Republik, kecuali Brazil, Meksiko (awal merdeka berbentuk kekaisaran, namun kemudian berganti menjadi Republik), dan Haiti. Namun, pemilihan bentuk pemerintahan Republik tidak selalu mulus, karena masih sering terjadi banyak pertentangan antara bentuk pemerintahan mana yang lebih baik, monarkhi atau republik. Hal ini pernah dipertentangkan secara fundamental oleh tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, seperti halnya : San Martin, Simon Bolivar, Bel Grano, Rivadavia, Sucre, Pueyrredon,dan Lucas Aleman. 2. Bidang Sosial Secara mental spiritual, kesadaran akan pengabdian dan kecintaan tanah air (patriotisme) mulai muncul pada jiwa rakyat dari bangsa-bangsa yang terjajah. Hal ini lambat laun mengubah dirinya menjadi suatu faham akan pentingnya nilai-nilai nasional sebagai landasan terpokok dalam kehidupan berpemerintahan sendiri (nasinalisme). Kepercayaan terhadap diri masing-masing bangsa makin tebal dan kepercayaan ini menyebar pula dalam kebudayaan, baik kebudayaan material maupun kebudayaan spiritual. Hasil pergerakan kemerdekaan di Amerika Latin dalam bidang sosial dapat dilihat pada masyarakat Amerika Latin yang baru saja merdeka memiliki corak feodal dan aristokrat yang menyebabkan timbulnya klas-klas baru dalam masyarakat, yaitu : a. Klas Atas yang terdiri dari tuan-tuan tanah besar dan bangsawan gereja yang umumnya adalah orang-orang Spanyol. b. Klas Menengah yang terdiri dari golongan industralis dan pedagang. c. Klas Rendah yang terdiri dari golongan rakyat miskin, petani, penggarap tanah, pekerja/buruh kecil yang umumnya adalah orang-orang Indian. d. Klas baru adalah Klas yang terdiri dari dari orang-orang militer atau Caudillo yang mersa telah berjasa dalam perang-perang kemerdekaan dan menganggap dirinya juga penting dalam masa berikutnya. Kals inilah yang kemudian berkembang menjadi klas militer, yang merintis sistem kediktatoran militer atau Caudillismo di Amerika Latin, sehingga akhirnya banyak negara di Amerika Latin yang tebiasakan denga junta-junta militer. 3. Bidang Kebudayaan Masyarakat Amerika Latin yang baru (setelah dicapainya kemerdekaan) mulai menggali lagi nilai-nilai kebudayaan lama yang hampir punah karena penjajahan Spanyol dan Portugal, yang sketika itu disesuaikan dengan nilai-nilai modern yang disesuaikan perkembangan zaman. Meskipun pada kenyataannya, hal ini tidak semulus yang diharapkan karena masalah budaya adalah masalah yang sensitive bagi rakyat pada umumnya yang menimbulkan terjadinya pertentangan-pertentangan antara harapan dan kenyataan, antara idealisme dan realisme, antara cita-cita dan kemampuan. Hal ini terjadi karena selama tiga abad negatra yang terjajah mengalami keterbelakangan dari negara-negara lain yang tidak mungkin dapat diselasikan dalam waktu singkat mengingat kemampuan-kemampuan manusianya yang terbatas. 4. Bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi bagi negara-negara di Amerika Latin yang baru saja mengalami kemerdekaan adalah tidak memiliki pengalaman ekonomi yang banyak, sehingga memaksa negara-negara di Amerika Latin untuk mengikat pakta-pakta perdagangan dengan Inggris dan Amerika Serikat, untuk memulihkan kembali potensi ekonomi-perdagangan (terutama pertambangan), yang banyak mengalami kerusakan pada masa perjuangan kemerdekaan. 5. Bidang Pendidikan Kondisi pendidikan rakyat di Amerika Latin setelah perjuangan kemerdekaan adalah rakyat tetap terbelakang dan buta huruf. Untuk mengatasi kesulitan ini diusahakan segera pendirian sekolah-sekolah, namun sayangnya hampir setiap pemerintahan baru di Amerika Latin ketika itu adalah terbentur pada soal biaya. Pendidikan masih bersifat klasikal dan humanistis. Sistem-sistem Inggris dan Amerika Serikat berangsur-angsur mulai mengantikan sistem Spanyol dan Portugis yang sebelumnya dianut di Amerika Latin. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi masih diusahakan oleh golongan gereja. 7. Masalah Kepemilikan Tanah Masalah kepemilikan tanah adalah salah satu hasil dari pergerakan kemerdekaan negara-negara di Amerika Latin. Hal ini dikarenakan masalah kepemilikan tanah selalu merupakan masalah pokok dalam mencapai keadilan sosial di Amerika Latin. Hal ini sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Spanyol atau Portugal di kawasan Amerika Latin yang melakukan praktek-praktek oligarkhi dan nepotisme waktu itu. Seperti contohnya raja yang memberikan tanah luas kepada keluarga, kerabat, atau kenalan raja, dan juga hak waris. Sedangkan raja hanya memberikan tanah yang kecil kepada petani kecil. Penghuni tanah-tanah kecil ini adalah orang-orang Indian, yang dipekerjakan secara paksa disana dan hasilnya diberikan kepada keluarga, kerabat, atau kenalan raja, dan juga hak waris. Selain itu, gereja juga diberi tanah yang luas bauk di desa mupun dikota, sehingga siapapun yang ingin tinggal ditanah tersebut harus membayar sewa kepada gereja. Para pendeta gereja adalah umumnya orang Spanyol. Dibanyak negara di Amerika Latin, masalah tanah inilah yang seringkali menyebabkan revolusi atau pergolakan didalam negeri. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Istilah Amérique latine bermula dari istilah geopolitik yang diciptakan Kaisar Napoleon III dari Perancis, yang menyebut istilah Amérique latine and Indochine sebagai tujuan ekpansi Perancis semasa masa pemerintahannya. Walaupun awalnya dipakai untuk membantu ambisi Napoleon mengklaim wilayah di Amerika sebagai milik Perancis, istilah Amérique latine akhirnya digunakan untuk menyebut kawasan di benua Amerika yang penduduknya dari abad ke-15 dan ke-19 adalah pemukim yang berbicara bahasa-bahasa Roman asal Spanyol, Perancis, dan Portugal. Selain bermula sebagai istilah politik Napoleon, istilah "Amerika Latin" juga dipakai Michel Chevalier pada tahun 1836 dalam tulisan berjudul Lettres sur l'Amèrique du Nord. Gerakan kemerdekaan di Amerika Latin didasari atas kekecewaan rakyat terhadap tindakan penjajah Spanyol dan Portugal. Mereka dipaksa untuk membayar pajak tinggi, bekerja keras, dan tidak mendapat pendidikan. Akhirnya rakyat menolak dengan beberapa perlawanan di masing – masing daerah koloni. Rasa Nasionalisme mulai muncul saat masa perjuangan kemerdekaan dan berkembang ketika setelah kemerdekaan. Akan tetapi setelah kemerdekaan. Setelah Perang Kemerdekaan, Amerika Latin mengalamai perubahan dalam berbagai bidang, seperti bidang politik, sosial, kebudayaan, ekonomi, keagamaan, pendidikan, dan kepemilikan tanah. DAFTAR PUSTAKA Mukmin, Hidayat. 1980. Pergolakan di Amerika Latin dalam Dasawarsa Ini. Jakarta: Ghalia Indonesia http://historyfileon.blogspot.com/2011/06/nasionalisme-di-amerika-latin.html http://titisindari.blogspot.com/2013/05/amerika-latin.html http://dwiatika02.blogspot.com/2013/04/sejarah-amerika-latin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar