Sabtu, 24 Mei 2014

KEKUATAN AMERIKA SERIKAT SEBAGAI NEGARA ADIADAYA

KEKUATAN AMERIKA SERIKAT SEBAGAI NEGARA ADIADAYA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd Oleh EVIE EKA YULIATI (120210302105) Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah bersedia membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan makalah dengan judul “KEKUATAN AMERIKA SERIKAT SEBAGAI NEGARA ADIDAYA” dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas matakuliah Sejarah Amerika. Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun, makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya. Penyusun juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah tersebut. Jember, 2 April 2014 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2 BAB 2 PEMBAHASAN 3 2.1 Hubungan Amerika dan kemerdekaan Indonesia 3 2.2 Hubungan Amerika dan Indonesia setelah kemerdekaan 3 2.3 Gerakan-gerakan CIA 6 2.4 Intervensi Amerika Serikat terhadap Indonesia 16 BAB III PENUTUP 19 3.1 Kesimpulan 19 3.2 Saran 20 DAFTAR PUSTAKA 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Power sering diartikan sebagai kekuatan dan/atau kekuasaan. Menurut Hans Morgenthau, power berarti sebuah kemampuan yang dapat dilakukan oleh sebuah pihak atau lebih, untuk mempengaruhi pihak lain (Bruce hal.223). Power diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi pikiran pihak lain, dan usaha untuk mengontrol kehendak pihak lain dalam melakukan tindakan. Di bagian lain, Fredrick Frey mengartikan power sebagai hubungan antara dua pihak, dimana perilaku pihak yang satu dipengaruhi perilaku pihak lain, dan sebaliknya (Bruce hal. 223). Dalam hubungan internasional, terdapat sebuah istilah national power, yang mana secara garis besar berarti kemampuan yang dimiliki para pelaku hubungan internasional yang kemudian dijadikan modal dalam para pelaku mewujudkan kepentingannya. National power dalam hubungan internasional menjadi suatu hal yang kemudian sifatnya sangat esensi, karena national power tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan nasional, dan selamanya akan menjadi modal utama bagi negara sebagai pemeran utama di dalam hubungan internasional. Dengan kata lain, atau secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power, adalah hampir mustahil sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan-kepentingan nasionalnya. Beberapa contoh dari national power adalah territorial wilayah, kapasitas sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang baik, kestabilan ekonomi, kekuatan militer, stabilitas pilitik serta kehebatan diplomasi internasional. Negara adikuasa atau negara adidaya potensial adalah negara atau entitas politik dan ekonomi yang diperkirakan menjadi, atau sedang dalam proses menjadi, negara adikuasa di beberapa patokan di abad ke-21. Saat ini, hanya Amerika Serikat yang memenuhi kriteria untuk dianggap sebagai negara adikuasa. Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dunia telah membuktikan bahwa national power berperan besar dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan nasional. Hingga hari ini, peran Amerika Serikat dalam segala aspek kehidupan di dunia selalu dominan. Suara Amerika Serikat dalam pertimbangan dan diskusi internasional mengenai hal apapun selalu diperhitungkan, dan mendominasi. Hal semacam ini, tak lain dan tak bukan, adalah karena Amerika Serikat memiliki national power yang begitu besar. Amerika Serikat selama puluhan tahun bertahan menjadi negara adikuasa karena sebagian besar national power-nya yang tak tertandingi. 1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana latar belakang lahirnya negara adidaya? 2) Apa penyebab dan latar belakang timbulnya permasalahan antara kedua negara Adidaya? 3) Apa yang menjadi penyebab berakhirnya pertentangan diantara kedua negara Adidaya tersebut? 4) Seperti apa kekuatan negara Amerika Serikat sebagai negara Adidaya? 5) Apa saja faktor-faktor yang mendukung Amerika Serikat menjadi negara Adidaya? 1.3 Tujuan 1) Untuk mengetahui latar belakang lahirnya negara adidaya. 2) Untuk mengetahui penyebab dan latar belakang timbulnya permasalahan antara kedua negara Adidaya pada saat itu. 3) Untuk mengetahui penyebab berakhirnya pertentangan diantara kedua negara Adidaya tersebut. 4) Untuk mengetahui kekuatan negara Amerika Serikat sebagai negara Adidaya. 5) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung Amerika Serikat sebagai negara Adidaya. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Latar Belakang Kelahiran Negara Adidaya Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas dari peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara,dan persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di tangan Sekutu. Perang Dunia II telah menghancurkan hegemoni negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Spanyol, dan Portugis yang sudah berabad-abad memegang kendali kekuasaan di berbagai belahan dunia. Muncul masalah baru yaitu adanya pertentangan kepentingan dan persaingan perebutan hegemoni antara negara anggota sekutu dalam usaha untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia hingga melahirkan dua negara adikuasa (kekuatan raksasa) yaitu Amerika Serikat (kuat secara material) dan Uni Soviet (kuat secara psikologis) yang mengambil alih hegemoni tersebut. Uni Soviet dan Amerika Serikat menanamkan penagruhnya pada negara lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur, Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya Uni Soviet mengklaim daerah-daerah tersebut berada dalam kekuasaannya yang kemudian dikenal dengan Blok Timur. Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat yang selanjutnya dikenal dengan Blok Barat. Selama Perang Dunia berlangsung, dua kekuatan dunia bertemu dan bertemu habis-habisan. Kedua kekuatan dunia itu adalah Blok Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Uni Soviet, Belgia, dan lain-lain berhadapan dengan blok AS (sentral) yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang. Kedua blok kekuatan dunia ini berusaha saling mengalahkan dan menghancurkan. Blok Sekutu yang memiliki semboyan menyelamatkan demokrasi dan meghilangkan rasa nazisme, fasisme, dan militerisme. Peperangan yang dahsyat itu dimenangkan oleh sekutu dengan gemilang. Tokoh-tokoh Nazi seperti Adolf Hitler dinyatakan sebagai penjahat perang dan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di pengadilan internasional. Namun, Adolf Hitler bunuh diri sebelum ditangkap. Sementara itu, Bennito Musolini yang merupakan tokoh fasisme Italia dihukum gantung oleh rakyatnya sendiri. Laksamana Tojo, tokoh militerisme Jepang juga dihukum mati. Menjelang usianya PD II, Uni Soviet dan sekutunya, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan negara demokratis lainnya, bertemu di Yalta dan sepakat akan membebaskan negara-negara Eropa Timur yang diduduki Jerman. Akan tetapi Joseph Stalin, pemimpin Soviet saat itu, ingkar janji dan memutuskan hubungan dengan sekutu. Sejak itu, di Benua Eropa terbentang “tirai Besi”, istilah yang diciptakan oleh Winston Churchil (Perdana Mentri Inggris) untuk menggambarkan perpecahan Eropa Barat dan Timur yang berbeda ideologi. Tahun 1948, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Polandia, Albania, Cekoslovakia, dan Yugoslavia diperintah oleh Partai Komunis. Negara-negara ini, dipimpin oleh Uni Soviet membentuk Blok Timur yang beroposisi dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Kedua blok berseteru dalam PBB yang baru terbentuk, terutama mengenai isu persenjataan nuklir. Kemudian Blok Barat membentuk NATO (North Atlantik Treaty Oraganization atau Oraganisasi Pertahanan Atlantik Utara), sedangkan Blok Timur membentuk Pakta Warsawa. Semenjak itu kedua pemimpin blok militer berlomba-lomba mengembangkan senjata, saling memata-matai, mempertahankan pengaruhnya bersama sekutu masing-masing, demi keunggulan atas pihak lawan. 2.2 Permasalahan dua Negara Adidaya (Amerika Serikat dengan Uni Soviet) Banyak terjadi permasalahan dan perlombaan diantara kedua negara adidaya yaitu antara Aerika Serikat dan Uni Soviet. Salah satu permasalahannya yaitu adalah permasalahan Atom. Pada saat itu, senjata yang paling menakutkan dan dapat membantu mengakhiri Perang Dunia II adalah bom atom. Senjata yang disebut bom atom itu dibuat pertama kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico. Bom atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II. Bom dalam bentuk apa pun apabila meledak akan menimbulkan kerugian pada manusia dan alam sekitarnya. Tenaga atom yang ditimbulkan akan menimbulkan radiasi yang apabila diterima dalam jumlah besar akan sangat fatal akibatnya. Debu radioaktif dan endapan dari awan yang tertiup angin dan bertebaran di daratan dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman serta membinasakan hewan dan manusia. Pada jangka panjang ledakan bom atom akan mengakibatkan kematian serta kanker pada manusia, sedangkan kerusakan genetis akan terlihat pada generasi-generasi berikutnya. Pentingnya senjata nuklir yang awalnya berfungsi sebagai senjata militer, kemudian mulai beralih menjadi alat untuk mencapai tujuan politik. Membuat Amerika Serikat dan Uni Soviet diikuti oleh negara-negara lainnya mulai melakukan pengembangan terhadap teknologi senjata nuklir. Manhattan Project (nama sandi dari operasi rahasia terhadap pengembangan senjata nuklir) yang dilakukan oleh Amerika Serikat telah membuat Amerika Serikat keluar sebagai satu-satunya negara yangmampu memiliki kapabilitas senjata nuklir di tahun 1945. Hal ini menarik untuk disikapi mengingat pada saat yang bersamaan, Amerika Serikat masih terlibat aktif dalam perang dunia kedua. Uni Soviet sendiri juga mampu memiliki kapabilitas senjata nuklir. Pada tahun yang sama Amerika Serikat sendiri, telah memiliki 235 senjata berhulu ledak nuklir. Hingga akhirnya negara-negara lain kemudian mulai mengembangkan atau mengembangkan senjata pemusnah msssal ini sebagai bagian dari strategi sekaligus meningkatkan posisi tawar serta bagian dari upaya memproteksi diri dari ancaman serangan senjata dari negara lain. Kemudian permasalahan lainnya adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham atau ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat. Dalam mencegah Kumunisme yang disebarkan oleh Uni Soviet Amerika Serikat membuat berbagai Kebijakan politik. Salah satunya adalah dengan menerapkan politik global untuk mencegah meluasnya pengaruh komunisme yang digalakkan oleh Uni Soviet. Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet menjadi kiebijakan Amerika Serikat yaitu yang dikenal dengan Containment Policy, yaitu sebuah strategi politik luar negeri Amerika Serikat untuk membendung kekuatan ekspansi komunisme Uni Soviet. Kebijakan itu dikeluarkan oleh George Kennan, seorang diplomat Amerika pada tahun 1947, dan menjadi sebuah panduan dalam kerangka politik luar negeri Amerika Serikat dalam kurun waktu 1947-1987. Uni Soviet juga berusaha melancarkan ekspansi politik dan ideologis di berbagai negara kawasan Eropa Timur dan Asia. Hal itu terlihat dari bergabungnya negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet. Strategi politik Containment Policy tersebut dikembangkan melalui pemberian bantuan ekonomi dan militer kepada negara-negara yang sedang bergejolak. Penerapan penting pertama doktrin pencegahan ini dilakukan di wilayah timur Laut Tengah. Inggris selama ini telah membantu Yunani, dimana kekuatan komunis mengancam kekuasaan monarki dalam perang saudara, dan di Turki, dimana Uni Soviet mendesakkan konsesi teritorial dan hak untuk membangun pangkalan militer di Bosporus. Pada tahun 1947 Inggris memberitahu AS bahwa mereka tidak mampu lagi memberikan bantuan semacam itu. 2.3 Berakhirnya Ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan antara keduanya sudah sangat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III. Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap pihak yangbertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut : 1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971. 2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa. 3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973. 4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis. SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain : a. ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri, b. tekanan kelompok etnis non Rusia, c. korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan, d. dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur, e. ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu. Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai dengan penurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka. Runtuhnya kekuatan Uni Soviet ini menandai berakhinya 2.4 Kekuatan Amerika Serikat Amerika Serikat berkembang menjadi negara adikuasa (super power) setelah PD II karena wilayahnya, selain Hawai, tidak tersentuh mesiu lawan. Industri AS tetap berkembang walau negerinya dalam keadaan perang. Lain halnya dengan Eropa dan sebagian Asia yang porak poranda dilanda peperangan. AS memiliki wilayah terluas ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Kanada. Tanahnya memberikan bahan tambang dan hasil pertanian yang melimpah bagi lebih dari serarus juta penduduknya. Penduduka AS yang beragam etnik, terbiasa hidup keras dalam persaingan. Mereka menjadi kreatif dan penuh inisiatif karena suasana persaingan itu. Tidaklah mengherankan jika banyak penemuan terjadi di Amerika Serikat. Penemuan itu tidak hanya meliputi barang-barang produksi seperti bola lampu, telepon, transistor, campuran logam yang kuat namun ringan, atau mobil murah, juga penemuan berupa cara-cara berdagang atau jasa-jasa pelayanan transportasi dan perhotelan. Hal ini sangat menguntungkan bagi pengembangan kewirausahaan rakyat AS secra keseluruhan. Ketangguhan jiwa wirausaha warganyalah yang membuat bangsa Amerika makmur sehingga mampu membiayai banyak penelitian di berbagai bidang. Kemakmuran itu pula yang mendukung pengembangan angkatan bersenjatanya sampai menjadi super power. Angkatan lautnya terbesar di dunia. Personelnya berjumlah 535. 000 pria dan 70. 000 wanita. Kapal induknya ada 14 yang dibagi menjadi 7 armada untuk. mengarungi 7 perairan di bumi. Kapal-kapal induk yang rata-rata berbobot mati 90. 000 ton, dapat mengangkut tidak kurang dari 80 pesawat tempur dan 5. 000 awak kapal. Ketujuh armada tadi didukung oleh 240 kapal perang dan 130 kapal selam yang berada di garis depan. Angkatan Darat AS mempekerjakan 770. 000 prajurit, 75. 000 di antaranya wanita. Mereka dilengkapi dengan 15. 000 tank, 9. 000 helikopter, dan 30. 000 kendaraan pengangkut pasukan. Angkatan Udara AS yang baru berdiri tahun 1947, sebelumnya merupakan bagian dari angkatan darat. Anggotanya berjumlah 550. 000 prajurit, termasuk 70. 000 prajurit wanita. USAF (United State Air Force) mempunyai 400 pesawat pembom strategis, termasuk puluhan seri B2 yang bentuknya seperti laying-layang dan dapat menghilang dari layar radar musuh. Pesawat tempur taktisnya lebih dari 3. 500 buah dan masih banyak pesawat angkut, pengintai, tanker, serta helicopter yang dimiliki Amerika. Angkatan bersenjata AS juga mengoperasikan satelit-satelit militer yang memiliki kemampuan penginderaan luar biasa. Satelit itu dapat membaca judul-judul berita pada surat kabar yang ada di permukaan bumi. Kekuatan militer AS hanya kalah dalam hal jumlah prajurit oleh RRC dan US. 2.5 Faktor Kekuatan Amerika Serikat Sebagai Negara Adidaya Tidak dapat dipungkiri bahwa Amerika Serikat merupakan negara super power atau dapat disebut sebagai negara adidaya hingga saat ini.Negara dengan sistem pemerintahan republik federal ini telah menjadi negara yang memiliki kekuatan militer, ekonomi, dan memiliki kekuatan politik serta teknologi yang tinggi. Pasca- Perang Dunia II dan Perang Dingin, negara yang sering disebut Negeri Paman Sam ini terus maju menjadi negara yang menguasai perindustrian, bahkan pengaruh negara ini semakin luas hingga menjadi pusat teknologi dunia setelah pecahnya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Dan setelah Uni Soviet sebagai Blok Timur mengalami keruntuhan, Amerika Serikat sebagai Blok Barat secara otomatis atau saat itu juga menduduki posisi tertinggi yaitu sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia. Dalam sepak terjangnya pasca-Perang Dingin tersebut, Amerika Serikat terus berinovasi pada bidang teknologi, seperti komputer, internet, senjata nuklir, kapal terbang, dan perjalanan luar angkasa serta banyak lagi keberhasilan–keberhasilan Amerika Serikat yang dapat disaksikan saat itu. Selain itu, sepak terjang Amerika Serikat tidak sampai di situ.Di bidang militer, Amerika Serikat pun mengalami banyak kemajuan.Bahkan, sejak tahun 1990-an, Amerika Serikat menjadi polisi dunia. Hal ini dibuktikan dengan selalu ikutnya atau terlibatnya Amerika Serikat dalam berbagai konflik di negara–negara lain, misalnya Kosovo, Haiti, Somalia, Liberia, dan Perang Teluk Pertama. Dan dalam perkembangannya, Amerika Serikat juga berhasil menjatuhkan Taliban di Afganistan. Untuk mengukur kekuatan Amerika Serikat dewasa ini, penulis mencoba menggambarkan beberapa aspek yang memengaruhi kekuatan Amerika Serikat diantaranya yaitu: (1) Aspek Ekonomi, (2) Aspek Militer, (3) Aspek Politik, (4) Aspek Sumber Daya Alam dan Manusia. 1. Aspek Ekonomi Pasca-Perang Dunia II, tidak dapat dipungkiri bahwa Amerika Serikat berdiri sebagai pemimpin dunia yang hampir tak dapat tersaingi. Kondisi itu didukung oleh posisi Eropa yang sedang berada dalam lingkungan pascaperang, kemudian Jepang yang sedang mengalami kehancuran, dan Inggris yang dapat dikatakan sedang mengalami kelelahan pascaperang. Sehingga secara otomatis dapat dikatakan bahwa tidak ada kekuatan lain yang dapat menjalankan peran global pada saat itu. Dan secara otomatis Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang harus mengambil peran, dalam artian bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi prekonomian dunia yang stabil. Dalam kondisi tersebutlah Amerika Serikat kemudian diuntungkan, dan dapat dengan mudah mengambil pimpinan dalam menentukan institusi dan peraturan –peraturan baru yang mendasari perekonomian dunia. Dan sistem yang kemudian ditelurkan Amerika Serikat pada saat itu biasa kita kenal dengan sebutan “Bretton Woods System” yang diambil berdasarkan nama kota kecil di Amerika Serikat yang merupakan tempat persetujuan Bratton Woods itu dibuat. Dan pada tahun 1947 Bratton Woods menjadi titik awal sejarah kejayaan Amerika Serikat dengan membentuk lembaga–lembaga perekonomian dunia pascaperang. Diantaranya yaitu: IMF, Bank Dunia, GATT (yang sekarang diganti WTO), dan OECD. Yang kemudian dalam kiprahnya, sistem tersebut berhasil membawa Amerika Serikat pada puncak kejayaannya, karena pada dasarnya lembaga–lembaga baru tersebut dapat dikendalikan oleh Amerika Serikat berdasarkan kepentingannya. Sehingga walaupun beberapa kali sempat mengalami krisis, Amerika Serikat mampu bangkit dan kembali memimpin prekonomian dunia yang tentunya dengan nilai–nilai liberal (sesuai dengan konsep idiologi bangsanya), yang terserap dalam setiap kebijakan–kebijakan perekonomian yang dikeluarkannya lewat institusi–institusi internasional khususnya lembaga–lembaga perekonomian dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO (sebagai pionir dalam mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa adidaya yang kuat dan tidak tertandingi). Selain itu, Amerika Serikat juga merupakan kreditor terbesar dunia yang memberikan pinjaman atau bantuan kepada negara– negara yang sedang berkembang atau miskin berupa Marshall Pllan, dan Amerika Serikat juga memberikan bantuan “Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan memberikan kewajiban kepada negara yang diberikan bantuan untuk mengembalikan bantuan ekonomi tersebut berupa dolar atau dengan membeli barang–barang produk Amerika Serikat. Inilah yang menjadi benteng kekuatan ekonomi Amerika Serikat hingga saat ini. 2. Aspek Militer Tidak dapat dipungkiri bahwa pasca perang dingin dan setelah runtuhnya Uni Soviet sebagai rival terberat Amerika Serikat, Amerika Serikat hingga saat ini masih memegang posisi sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia. Hal ini dapat kita buktikan dengan posisi Amerika Serikat yang tetap menjadi pembelanja militer terbesar, dengan anggaran pertahanan sebesar US$ 711 miliar (suarapembaruan.com2012). Selain itu, dominasi kekuatan Amerika Serikat dan sekutunya dalam tatanan uni polar dapat dilihat dari besaran anggaran militernya dalam beberapa tahun terakhir tadi, dan besaran tersebut berada dikisaran 48 persen dari total anggaran militer dunia, kalau ditambah aliansi utamanya yaitu Inggris dan Perancis saja, maka angka tersebut akan menjadi 67 persen dari total anggaran belanja militer dunia. Lawrence Korb, seorang menteri pertahanan mantan asisten yang sekarang menjadi rekan senior di Center for American Progress, Washington berbasis think tank, mengatakan Amerika Serikat akan memotong jumlah pasukan darat karena perang di Irak dan Afghanistan berakhir.Amerika Serikat akan terus menjaga 11 kapal induk, armada pembom saat ini, armada amfibi, serta pendanaan untuk teknologi pembom generasi baru dan untuk meningkatkan kapasitas pelayaran di masa depan, yaitu rudal kapal selam kelas Virginia dan mendesain sebuah prompt-konvensional menyerang pilihan dari kapal selam, bahkan semua kapal tempur dan induk akan dipersenjatai oleh kekuatan nuklir yang ampuh. Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Laksamana James A. Winnefeld Jr menekankan kemampuan, fleksibilitas, kemampuan independen merupakan hal mendasar, penerapan kapal yang di lingkungan anti akses akan sangat berguna di Timur Tengah dan Pasifik, yang mana kami telah menekankan sebagian besar fokus strategis regional. Senjata-senjata ini juga penting bagi kehadiran Amerika Serikat di Asia Pasifik dan Timur Tengah, dimana Amerika Serikat menempatkan penekanan pada bimbingan strategis baru. Walaupun akhir–akhir ini kondisi ekonomi sedang bermasalah tetapi penempatan pangkalan militer di Timur Tengah maupun Asia Pasifik dianggap tetap penting sebagai bagian penting bagi keamanan Amerika Serikat di masa depan. 3. Aspek Politik Pasca berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu–satunya negara superpower dunia yang tersisa.Hal ini tentu membuat Amerika Serikat mempunyai peran dominan dalam percaturan politik Internasional. Berbicara soal politik, Amerika Serikat sejak tahun 1940-an hingga kini dibentuk oleh dua tradisi politik yaitu realisme politik dan idealisme politik. Tradisi politik realisme yang berkembang di era perang dingin masih menjadi karakter politik Amerika Serikat. Tujuan utama politik ini dimaksudkan untuk melakukan politik pembendungan terhadap eksistensi Uni Soviet yang dinilai membahayakan supremasi kekuasaan Amerika Serikat di dunia. Sementara itu, tradisi idealisme politik yang tujuan utamanya, yaitu diarahkan untuk melakukan ekspansi kebebasan atau demokrasi keseluruh penjuru dunia, dimulai atau berkembang diera pasca perang dingin Dan hingga saat bahwa kedua karakteristik politik ini masih menjadi karakter Amerika Serikat. Intinya adalah, perpolitikan luar negeri Amerika Serikat berhasil mendominasi dan mewakili perpolitikan internasional.Hal itu dapat kita lihat dalam kasus politik luar negeri Amerika Serikat yang selalu menjadi prioritas agenda pembicaraan dalam konstelasi politik internasional.Selain itu, dominasi Amerika Serikat di lembagalembaga dunia telah membuat kekuatan politik luar negeri Amerika Serikat menguat.World Bank, International Monetary Fund, dan World Trade Organization, lembaga–lembaga ini merupakan wadah dan alat bagi Amerika Serikat dalam pencapaian kepentingan nasionalnya dengan muda diamini oleh banyak negara di dunia yang notabene telah menjadi antek–antek atau boneka Amerika Serikat dalam kiprahnya sebagai negara adikuasa/adidaya. 4. Amerika Serikat SDM dan SDA Setelah beberapa aspek di atas yang dapat dijadikan indikator untuk menggambarkan kekuatan Amerika Serikat, aspek terakhir yang menurut penulis tidak dapat dilupakan untuk dijadikan indikator penilaian dalam menggambarkan kekuatan Amerika Serikat yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Hingga saat ini penulis menilai bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Amerika Serikat mengalami kekurangan dalam hal sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya.Pendek kata, Amerika Serikat memiliki aspek terakhir ini. Dimana ia memliki sumber daya alam yang melimpah, seperti emas, batu bara, minyak, tanah yang luas dan subur, kemudian pertanian yang sangat luas serta didukung oleh sumber daya manusia yang besar dan berkualitas, sehingga mereka mampu mengolah kekayaan alamnya sendiri dan yang terpenting adalah Amerika Serikat mampu memainkan peran dalam segala hal dikancah konstelasi internasional, walaupun dalam banyak hal langkah–langkah yang diambil banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa semua hal yang menjadi aspek pendukung Amerika Serikat sebagai negara adidaya/adikuasa merupakan cerminan atau representatif dari kualitas sumber daya manusianya. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perang Dingin (Cold War) adalah suatu istilah yang diberikan untuk persaingan dan konflik antara negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat di satu pihak dengan blok Komunis pimpinan Uni Soviet dilain pihak. Perang dingin terjadi setelah Perang Dunia II. Hakikat perang dingin itu adalah pertentangan antara dunia bebas dengan Uni Soviet dalam lapangan politik, ekonomi, militer dan propaganda. Dalam lapangan militer kedua pihak membangun persekutuan yang kuat, Amerika membentuk Nato dan Uni Soviet membangun Pakta Warsawa. Sementara itu terjadi perlombaan persenjataan nuklir dalam berbagai bentuk. Selain dalam militer, dalam politik terdapat persekutuan dan Negara satelit. Uni Soviet menguasai Eropa Timur, terbaginya Jerman menjadi Jerman Timur dan Jerman Barat serta Berlin Barat dan Berlin Timur. Yugoslavia dan Jepang mengikuti politik Negara barat. China Komunis dekat dengan Moskow. Mengingat kegiatan politik di atas maka Truman mengeluarkan doktrin (Truman Doctrin) bahwa Amerika akan membantu Negara Eropa dalam bidang ekonomi, militer. Adanya rencana Marshall (Marshall Plan) yang menetapkan kerja sama USA dengan negara Eropa dalam bidang pembangunan, membantu Eropa untuk membangun ekonominya kembali. Ambruknya ideology Komunis baik di Eropa Timur maupun bubarnya Negara Uni Sovie, runtuhnya tembok berlin, penarikan pasuka US dari Afganistan (1989), bubarnya Pakta Warsawa,maka dianggap Perang Dingin yang berlangsung selama kurang lebih 45 tahun telah berakhir. Walaupun demikian, dengan berakhirnya Perang Dingin, peredaan ketegangan di dunia belum berakhir. Malah timbul pergolakan-pergolakan baru seperti yang terjadi di timur tengah (perang teluk). Perang Saudara di Yugoslavia, timbulnya kekuatan baru di Asia Pasifik (Cina dan Jepang), tanda-tanda damai di dunia belum lagi Nampak DAFTAR PUSTAKA Luhulima, CPF. 1990. Perubahan Politik di Negara-negara Eropa Timur.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Nadif, Faishal & Astrid. 2011. Sejarah Perang-perang Besar di Dunia.Yogyakarta: Familia http://archives.cnn.com/2001/US/09/11/chronology.attack/index.html http://borderbattles.ssrc.org/Tirman/index.html http://www.hyperhistory.net/apwh/essays/cot/t4w33coldwarp2lc.htm http://www.representativepress.org/Motivesfor911.html http://www.thecorner.org/hist/europe/coldwar.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar